Menengok Wajah
Tak perlu kau lihat bayangan wajah yang merasa sia-sia
di kolam genangan air yang keruh itu
tak perlu kau menengok wajah yang merasa pasi, merasa percuma
di kolam genangan air yang memang keruh di situ,
sekali-kali itu memang tak perlu
2025
Analisis Puisi:
Puisi "Menengok Wajah" karya Darwanto adalah salah satu karya sastra yang memiliki makna mendalam. Melalui larik-lariknya yang sederhana tetapi kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan konsep identitas, refleksi diri, dan penerimaan atas kenyataan.
Struktur dan Gaya Bahasa
Puisi ini terdiri dari beberapa baris dengan pengulangan kata dan frasa yang memperkuat makna yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa unsur yang menonjol dalam struktur dan gaya bahasa:
- Diksi dan Imaji: Penyair menggunakan kata-kata sederhana, tetapi memiliki makna mendalam. Kata-kata seperti bayangan wajah, sia-sia, keruh, dan percuma menciptakan suasana introspektif yang kuat. Imaji visual sangat terasa dalam larik-larik seperti di kolam genangan air yang keruh itu, memberikan gambaran tentang refleksi wajah di air yang tidak jernih, melambangkan ketidaksempurnaan atau perasaan kecewa.
- Repetisi: Pengulangan kata tak perlu dalam puisi ini menegaskan suatu larangan atau ajakan untuk tidak melakukan sesuatu. Hal ini mencerminkan nasihat agar seseorang tidak terlalu larut dalam kesedihan atau penyesalan.
- Gaya Bahasa: Metafora digunakan dalam penggambaran air yang keruh, melambangkan ketidakpuasan, perasaan sia-sia, atau kekecewaan dalam hidup. Ironi tersirat dalam makna bahwa menatap refleksi diri di air yang keruh tidak akan memberikan kepuasan atau pemahaman yang sejati tentang diri sendiri.
Makna dan Pesan Moral
Puisi ini memiliki pesan yang mendalam tentang bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri dan realitas kehidupannya. Beberapa interpretasi makna yang dapat diambil dari puisi ini antara lain:
- Refleksi Diri dan Ketidakpuasan: Puisi ini menyiratkan bahwa seseorang sering kali merasa kecewa ketika melihat dirinya sendiri dalam refleksi yang tidak sempurna. Ini bisa dikaitkan dengan perasaan tidak percaya diri atau ketidakpuasan terhadap kehidupan.
- Menerima Diri dan Realitas: Dengan pengulangan tak perlu, penyair seolah mengingatkan bahwa tidak ada gunanya terlalu memikirkan bayangan diri yang dianggap sia-sia. Artinya, seseorang harus belajar menerima diri apa adanya dan tidak terjebak dalam kekecewaan yang tidak perlu.
- Hidup Tidak Selalu Jernih: Air yang keruh bisa menjadi simbol dari kehidupan yang tidak selalu berjalan sesuai harapan. Namun, daripada terus menatap refleksi yang terdistorsi, lebih baik fokus pada hal-hal lain yang lebih bermakna.
Puisi "Menengok Wajah" karya Darwanto adalah sebuah refleksi mendalam tentang identitas, penerimaan diri, dan bagaimana seseorang seharusnya tidak terlalu larut dalam kekecewaan. Dengan penggunaan metafora yang kuat dan repetisi yang menegaskan makna, puisi ini memberikan nasihat bagi pembaca untuk lebih bijak dalam menilai diri sendiri dan menjalani kehidupan. Melalui karya ini, Darwanto berhasil menyampaikan pesan universal tentang pentingnya menerima diri sendiri dan tidak membiarkan kekecewaan menguasai hidup kita.
Karya: Darwanto
Biodata Darwanto:
- Darwanto lahir pada tanggal 6 Maret 1994.