Puisi: Mawar (Karya Asmara Hadi)

Puisi "Mawar" karya Asmara Hadi menggambarkan hubungan antara bunga mawar, lebah, dan perasaan cinta.
Mawar

Terorak kelopak mawar juita
Warna berseri mendandan sari
Mengalun wangi ke matahari
Ketika pagi indah cuaca

Datang lebah, hinggap ke bunga
Hendak menyeri, itu maksudnya
Mawar menyerah bagia-rela
Lebah menghisap sepuas-puasnya

Setelah habis wangi dan madu
Terbanglah lebah, pulang ke sarang
Mawar sendu terkulai layu
Mengenangkan cinta lebah yang curang.

Catatan:
Puisi berjudul Mawar di atas diambil dari dokumentasi Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan, Jakarta. Puisi tersebut hendak dimuat dalam majalah Panji Pustaka pada jaman Jepang, tapi karena dianggap mengandung kecaman terhadap pemerintah Jepang maka tak dapat dimuat.

Analisis Puisi:

Puisi "Mawar" karya Asmara Hadi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan hubungan antara bunga mawar, lebah, dan perasaan cinta. Melalui gambaran alam dan makna simbolisnya, puisi ini menghadirkan tema cinta, pengorbanan, dan kehilangan.

Simbolisme Bunga Mawar: Bunga mawar dalam puisi ini dapat dianggap sebagai simbol keindahan dan cinta. Mawar sering kali diidentifikasi dengan perasaan cinta yang indah dan romantis. Dalam puisi ini, kelopak mawar yang indah dan berwarna-warni menciptakan gambaran tentang kecantikan dan pesona perasaan cinta.

Personifikasi Mawar: Penulis memberikan sifat manusia pada bunga mawar dengan menggambarkannya "menyerah bagia-rela" ketika lebah menghisap nektarnya. Ini memberikan bunga mawar karakter dan kepribadian yang menunjukkan kemurahan hati dan pengorbanannya untuk kebahagiaan lebah.

Peran Lebah: Lebah dalam puisi ini dapat diartikan sebagai simbol cinta yang penuh hasrat dan kerinduan. Mereka datang ke mawar dengan maksud mencari madu, yang dapat dianggap sebagai metafora untuk kebahagiaan dalam cinta. Perilaku lebah yang menghisap sepuas-puasnya menggambarkan keinginan yang tak terbatas dalam cinta.

Pengorbanan dan Kehilangan: Puisi ini menggambarkan pengorbanan bunga mawar yang menyerahkan nektarnya kepada lebah. Namun, setelah lebah pergi, mawar layu dan merasa sedih. Ini menciptakan perasaan kehilangan dan pengorbanan dalam konteks cinta. Puisi ini menunjukkan bahwa cinta sering kali melibatkan pengorbanan dan kehilangan yang mungkin terasa getir.

Bentuk dan Gaya Bahasa: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana tetapi efektif dalam menyampaikan makna dan emosi. Pemilihan kata-kata seperti "terorak kelopak mawar juita" dan "mawar sendu terkulai layu" menciptakan gambaran yang kuat dan mendalam. Puisi ini juga menggunakan rima dalam beberapa baris, memberikan kesan musikalitas dan harmoni.

Makna Universal: Meskipun puisi ini menciptakan gambaran alam yang indah dan romantis, pesan tentang pengorbanan, cinta, dan kehilangan adalah tema yang dapat dimengerti oleh banyak orang dari berbagai latar belakang budaya. Puisi ini mengingatkan kita bahwa cinta sering kali melibatkan pengorbanan dan perasaan kehilangan yang mendalam.

Puisi "Mawar" karya Asmara Hadi adalah karya sastra yang menghadirkan gambaran alam yang indah dan simbolisme yang dalam untuk menyampaikan pesan tentang cinta, pengorbanan, dan kehilangan. Ini adalah contoh puisi yang mengajak pembaca untuk merenungkan makna cinta dalam kehidupan dan bagaimana pengorbanan sering kali merupakan bagian integral dari perasaan tersebut.

Puisi: Mawar
Puisi: Mawar
Karya: Asmara Hadi
Biodata Asmara Hadi:
  • Asmara Hadi lahir di Talo, Bengkulu, pada tanggal 8 September 1914.
  • Asmara Hadi meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 3 September 1976 (pada usia 61 tahun).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.