Analisis Puisi:
Puisi "Matahari Minggu" karya Sitor Situmorang adalah refleksi tentang suasana dan pengalaman di hari Minggu, yang sering kali dipandang sebagai waktu santai dan refleksi.
Penggambaran Hari Minggu: Puisi ini membawa pembaca ke suasana hari Minggu yang khas, di mana matahari bersinar terang dan jalan-jalan kota tampak sunyi. Hari Minggu sering kali menjadi waktu di mana orang merasa bebas dan santai, mencari kepuasan di luar rutinitas sehari-hari.
Kesendirian dan Refleksi: Meskipun menggambarkan keadaan di hari Minggu, puisi ini juga menyoroti kesendirian dan pertimbangan dalam diri seseorang. Kata-kata seperti "kebuntuan batas" dan "damba" menunjukkan perasaan kekosongan dan kebingungan yang mungkin dialami oleh individu pada hari Minggu.
Kontras Antara Luar dan Dalam: Puisi ini menciptakan kontras antara kehidupan luar, yang dipengaruhi oleh teriknya matahari dan keramaian kota, dengan perasaan individu yang mencari makna dan kedamaian dalam keheningan. Ini mencerminkan dualitas antara kehidupan eksternal dan internal seseorang.
Penerimaan akan Kehidupan: Meskipun menghadapi kebingungan dan kekosongan, penyair menerima kondisi kehidupan dengan sabar. Bahkan dalam ketidakpastian dan kesendirian, ia menerima dengan tenang apa yang diberikan oleh kehidupan, termasuk keramaian dan keheningan kota.
Gaya Bahasa yang Simpel namun Bermakna: Sitor Situmorang menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat makna dalam puisi ini. Dengan menggunakan kata-kata yang sederhana, ia berhasil menggambarkan suasana dan perasaan yang kompleks yang mungkin dialami oleh banyak orang pada hari Minggu.
Puisi "Matahari Minggu" karya Sitor Situmorang mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari kesendirian dan refleksi di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Melalui gambaran yang sederhana namun dalam, puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual dan emosional seseorang dalam menghadapi kehidupan, terutama pada hari Minggu yang dianggap sebagai waktu untuk merenung.
Karya: Sitor Situmorang
Biodata Sitor Situmorang:
- Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
- Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
- Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.