Analisis Puisi:
Puisi "Malaikat" karya Anthony Sutanto Atmaja mengangkat tema tentang kasih sayang, perlindungan, dan harapan. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan hubungan yang penuh kelembutan dan doa, yang bisa merujuk pada hubungan antara orang tua dan anak, pasangan, atau bahkan hubungan spiritual.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang memberikan kecupan penuh kasih di kening sosok yang disebut "malaikat." Kecupan ini diiringi dengan doa yang panjang, seolah mengandung harapan dan perlindungan. Selain itu, puisi ini juga menggambarkan harapan akan hari esok yang lebih baik, di mana kehidupan dapat terus tumbuh dan berkembang layaknya putik-putik yang bermekaran.
Makna Tersirat
Secara tersirat, puisi ini berbicara tentang keikhlasan dalam mencintai seseorang dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Penyebutan "malaikat" bisa diartikan sebagai seseorang yang sangat berharga dan dicintai oleh penyair. Doa dan sembahyang panjang mencerminkan harapan serta ketulusan dalam menjaga dan merawat hubungan tersebut. Selain itu, baris "Esok kita menyerap angin / menumbuhkan putik-putik hidup" melambangkan optimisme akan kehidupan yang terus berlanjut meski ada berbagai tantangan.
Suasana dalam Puisi
Puisi ini memiliki suasana yang tenang, penuh kelembutan, dan syahdu. Ada nuansa kehangatan yang tercipta dari kecupan serta doa yang dipanjatkan oleh penyair. Suasana harapan juga hadir dalam baris terakhir, yang menggambarkan masa depan yang cerah.
Amanat / Pesan yang Disampaikan
Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah pentingnya memberikan kasih sayang dan doa bagi orang-orang yang kita cintai. Selain itu, puisi ini juga mengajarkan tentang harapan dan optimisme dalam menjalani kehidupan.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji yang menggambarkan kehangatan dan ketulusan. Imaji perabaan muncul dalam "Aku kecup keningmu," memberikan kesan kasih sayang yang nyata. Imaji visual tampak dalam "menjulang pada langit-langit," yang menggambarkan doa yang dipanjatkan setinggi langit. Sementara itu, imaji alam hadir dalam "Esok kita menyerap angin," yang menciptakan gambaran tentang kehidupan yang terus bergerak dan berkembang.
Majas
Beberapa majas yang terdapat dalam puisi ini antara lain:
- Metafora: "Malaikat" digunakan sebagai metafora untuk seseorang yang sangat dicintai.
- Personifikasi: "menumbuhkan putik-putik hidup" memberikan kesan bahwa kehidupan bisa bertumbuh seperti tumbuhan.
Puisi "Malaikat" adalah sebuah karya yang sederhana namun sarat makna. Dengan bahasa yang lembut dan penuh harapan, puisi ini berhasil menyampaikan perasaan kasih sayang yang mendalam serta keyakinan akan masa depan yang lebih baik.
Karya: Anthony Sutanto Atmaja
Biodata Anthony Sutanto Atmaja:
- Anthony Sutanto Atmaja lahir pada tanggal 10 Juli 1980 di Gamping, Sleman.
