Puisi: Lekuk Gunung (Karya L.K. Ara)

Puisi "Lekuk Gunung" mengangkat tema kerinduan dan harapan akan pertemuan. Penyair menggunakan gambaran alam, khususnya gunung dan pohon, untuk ...
Lekuk Gunung

Lekuk gunung-gunung itu
Seperti lekuk puisiku
Melukiskan kesunyian
Menanti kedatanganmu

Rimbun pohon-pohon itu
Seperti rimbun hijau puisiku
Tersenyum melambai kepadamu
Dalam riang yang lama terpendam
Kini akan bertemu
Dengan mata terpejam

Sabang, 10 Januari 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Lekuk Gunung" mengangkat tema kerinduan dan harapan akan pertemuan. Penyair menggunakan gambaran alam, khususnya gunung dan pohon, untuk menggambarkan perasaan menanti seseorang yang dinantikan dengan penuh harap dan ketenangan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah kerinduan yang mendalam serta keindahan alam sebagai refleksi perasaan manusia.
  • "Lekuk gunung-gunung itu / Seperti lekuk puisiku" → menggambarkan bahwa perasaan penyair tertuang dalam puisi, seperti gunung yang memiliki lekukan yang dalam, melambangkan kerinduan yang tak terungkap secara langsung.
  • "Menanti kedatanganmu" → menunjukkan harapan dan penantian terhadap seseorang yang dirindukan.
  • "Rimbun pohon-pohon itu / Seperti rimbun hijau puisiku" → menandakan keindahan dan kedalaman perasaan yang ingin diungkapkan dalam puisi, dengan warna hijau melambangkan harapan dan kehidupan.
  • "Dengan mata terpejam" → bisa dimaknai sebagai pertemuan yang begitu dinantikan hingga terasa seperti mimpi atau bahkan dapat mencerminkan perasaan pasrah dan keikhlasan dalam menunggu.
Puisi ini bercerita tentang seorang individu yang sedang menunggu seseorang dengan penuh kerinduan.
  • Alam digambarkan sebagai cerminan isi hati penyair, di mana gunung dan pepohonan menjadi simbol dari perasaan yang dalam dan bersemangat dalam menantikan seseorang.
  • Puisinya mencerminkan suasana yang tenang, namun penuh dengan harapan bahwa pertemuan yang dinantikan akan segera terwujud.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini tenang, syahdu, dan penuh harapan.
  • Kata-kata seperti "melukiskan kesunyian" menciptakan suasana sunyi yang mendalam, menggambarkan perasaan sepi dalam penantian.
  • "Tersenyum melambai kepadamu" memberikan kesan bahagia dan antusiasme saat pertemuan yang telah lama ditunggu hampir tiba.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah kesabaran dalam menunggu sesuatu yang dinantikan, serta keindahan alam yang bisa menjadi simbol perasaan manusia.
  • Penyair mengajarkan bahwa kerinduan dapat diungkapkan dengan cara yang indah, seperti melalui puisi.
  • Selain itu, ada pesan bahwa alam bisa menjadi teman dalam kesunyian dan penantian, karena alam selalu menghadirkan keindahan yang menenangkan hati.

Imaji

Puisi ini kaya dengan berbagai imaji yang memperkuat suasana dan makna:
  • Imaji visual (penglihatan) → "Lekuk gunung-gunung itu", "Rimbun pohon-pohon itu" menggambarkan keindahan alam yang berlekuk dan rimbun.
  • Imaji perasaan (emosional) → "Melukiskan kesunyian", "Menanti kedatanganmu" menciptakan gambaran perasaan rindu yang mendalam.
  • Imaji gerak (kinestetik) → "Tersenyum melambai kepadamu" memberikan gambaran bahwa alam seolah menyambut kehadiran seseorang dengan riang.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas yang memperkaya maknanya:
  • Personifikasi → "Rimbun pohon-pohon itu / Tersenyum melambai kepadamu", memberikan sifat manusia pada pohon yang seolah tersenyum dan melambai.
  • Metafora → "Lekuk gunung-gunung itu / Seperti lekuk puisiku", membandingkan bentuk gunung dengan struktur puisi yang menggambarkan perasaan penyair.
  • Simile (perumpamaan) → "Seperti rimbun hijau puisiku", membandingkan kerapatan pepohonan dengan puisi yang dipenuhi dengan emosi dan makna.
Puisi "Lekuk Gunung" karya L.K. Ara adalah ungkapan perasaan rindu dan harapan dalam bentuk refleksi terhadap alam. Gunung dan pohon menjadi simbol dari penantian dan perasaan yang mendalam. Dengan suasana yang tenang dan syahdu, puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan ketenangan serta keindahan dalam menunggu sesuatu yang dinantikan. Melalui penggunaan imaji, majas, dan tema yang kuat, puisi ini menjadi bentuk ekspresi perasaan yang puitis dan mendalam.

Sepenuhnya Puisi
Puisi: Lekuk Gunung
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sungailiat Konon ketika Pangeran Tumanggung Dita tiba Pada jejak kaki yang pertama Dia melihat tanah di tempat itu Liat Lalu jejak itu Orang menyebut daerah i…
  • Harum Dedaunan Harum dedaunan jalanan ini Seperti pernah kutahu Tapi kau tak di sini Itu kutahu pasti Apa kau mengirim dari jauh Bagi perjalanan kami Yang su…
  • Batu Rusa Melewati Sungai Batu Rusa Seperti ada yang menahan langkahku Jembatan besi yang kukuh Atau suaramu bernada keluh Sungailiat, 27 Desember 2003 …
  • Memanggil Ibu Kau tak pernah memberi tahu Bahwa ada orang menjerit Memanggil ibu Di pinggir pantai itu Urat lehernya menegang Tangannya meregang Memanggil ib…
  • Mengutip Pantun Ketika kudengar Berita duka Di ujung negeriku Aku sedang mencari pantun Aku sedang tersuruk-suruk Di kolam-kolam, di rawa-rawa Pantun sudah t…
  • PERCAKAPAN Subuh itu nampak di kaca jendela Goresan embun Orang-orang kemudian membaca Sebuah percakapan rahasia Antara Putri pulau dan Pengembara Pang…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.