Kita
Adakah yang akan berbicara tentang kita
Selain mulutku mulutmu
Dan mata kita yang saling bertanya
Dalam gelap remang-remang, dalam titik-titik yang mengawang
Sejak ada pagi dilahirkan
Dalam lebat malam-malam.
Ah! tiada juga
Sejak ini tak ada langkah-langkah. Tapi
langkah angin bukan punya kita sendiri
Selain ciuman wangi-wangi dan bisik-bisik
yang telah mengampas
diantar ke luar sebelah warung kopi.
Tiada juga kau, tiada pula aku
selain kita hanya dapat mengerti ada
di dinding di sini
yang bukan sepi, yang bukan misteri
yang bukan lembut, yang bukan kabut
namun yang telah ada
dan memisah kita di antara peristiwa.
Kita dapat berkencan
di antra batas tembok terbuka. Selain itu
Kita tak dapat bersapa
Kita tak dapat lebih dapat dari ketemu.
Ambarawa, 21 Desember 1972
Sumber: Horison (Juni, 1974)
Analisis Puisi:
Puisi "Kita" karya Bambang Sarwono menghadirkan suasana yang penuh makna dan perenungan. Dengan pilihan kata yang puitis, puisi ini menggambarkan hubungan antara dua individu yang seolah-olah terikat oleh sesuatu yang tak terlihat, tetapi juga dipisahkan oleh batas yang tidak dapat ditembus.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah keintiman dan keterbatasan dalam hubungan. Penyair menggambarkan hubungan antara dua insan yang terjalin erat dalam komunikasi batin, tetapi tetap terhalang oleh realitas atau batas-batas tertentu.
Makna Tersirat
Puisi ini menyiratkan eksistensi hubungan yang nyata tetapi terbatasi oleh sesuatu yang tidak sepenuhnya dipahami. Ada keintiman yang terjalin, tetapi juga ada keterpisahan yang tak dapat dihindari.
Beberapa bagian yang memperkuat makna ini antara lain:
- "Adakah yang akan berbicara tentang kita / Selain mulutku mulutmu / Dan mata kita yang saling bertanya" → Menggambarkan komunikasi yang hanya bisa dipahami oleh dua orang tersebut tanpa campur tangan pihak luar.
- "Namun yang telah ada / dan memisah kita di antara peristiwa" → Menunjukkan bahwa meskipun mereka dekat, ada sesuatu yang memisahkan mereka—bisa berupa batas sosial, keadaan, atau bahkan takdir.
- "Kita dapat berkencan / di antara batas tembok terbuka. Selain itu / Kita tak dapat bersapa" → Mengindikasikan bahwa ada keterbatasan dalam hubungan mereka, mungkin hanya sebatas ruang tertentu atau dalam situasi tertentu saja.
Puisi ini bercerita tentang dua individu yang memiliki hubungan erat tetapi tidak bisa sepenuhnya bersatu. Ada ikatan yang kuat di antara mereka, tetapi juga ada batas-batas yang tak bisa mereka lewati.
Imaji
Puisi ini kaya akan imaji penglihatan dan pendengaran, seperti:
- Imaji visual: "mata kita yang saling bertanya", "titik-titik yang mengawang", "di dinding di sini" → memberikan gambaran tentang suasana batin dan fisik yang mengitari hubungan tersebut.
- Imaji pendengaran: "bisik-bisik yang telah mengampas", "langkah angin" → memberikan kesan suasana yang penuh rahasia dan ketidakpastian.
Majas
Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
- Majas personifikasi, seperti "mata kita yang saling bertanya", yang menggambarkan bagaimana mata seolah-olah memiliki kemampuan berbicara.
- Majas metafora, seperti "di antara batas tembok terbuka", yang bisa diartikan sebagai batasan sosial atau situasi yang membatasi hubungan mereka.
- Majas repetisi, dalam pengulangan kata "tidak", yang menekankan ketidakmungkinan mereka untuk benar-benar bersatu.
Puisi "Kita" karya Bambang Sarwono menggambarkan hubungan yang erat tetapi terbatasi oleh keadaan. Dengan bahasa yang puitis dan suasana yang mendalam, puisi ini menunjukkan bahwa ada ikatan yang kuat antara dua individu, tetapi ada juga batasan yang membuat mereka tak bisa lebih dari sekadar "bertemu".