Puisi: Kepada Orang di Puncak Pikiran (Karya H.B. Jassin)

Puisi "Kepada Orang di Puncak Pikiran" mengajak pembaca untuk merenung tentang arti hidup, tujuan, dan nilai-nilai yang membimbing perjalanan ...
Kepada Orang di Puncak Pikiran

Menjauh-jauh dari dunia ramai
Tuan surut mencari damai
Memuncak mendaki pikiran
Melayang-layang sendirian
Menghimbau-himbau menyeru kawan
Supaya insaf 'kan kelalaian

Bertanya hati siapa yang lalai,
Tuanku orang,
Orang yang terus berjuang,
Dalam dadanya menyala api harapan?

1943

Sumber: Darah Laut (1997)

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada Orang di Puncak Pikiran" karya H.B. Jassin adalah karya yang mendalam, mencerminkan refleksi dan seruan penyair terhadap individu yang mencari kedamaian dan pemikiran yang mendalam. Puisi ini menciptakan gambaran tentang perjalanan spiritual dan pemahaman diri.

Menjauh dari Dunia Ramai: Puisi ini dimulai dengan tujuan utama tokoh untuk menjauh dari keramaian dunia. Penyair menciptakan gambaran bahwa puncak pikiran terletak di luar kehidupan yang ramai, dan menyiratkan bahwa pencarian kedamaian dan pemikiran mendalam memerlukan penarikan diri dari kehidupan sehari-hari.

Mencari Damai dan Mendaki Pikiran: Tokoh utama digambarkan sedang mencari kedamaian dan mendaki pikiran. Ini menunjukkan usaha untuk mencapai tingkat pemikiran yang lebih tinggi, mungkin melalui refleksi, meditasi, atau pencarian batin.

Melayang-layang Sendirian: Ungkapan "melayang-layang sendirian" memberikan nuansa kesendirian dan pemikiran yang intens. Tokoh ini terlibat dalam refleksi yang dalam, mungkin untuk menemukan makna hidup atau kebenaran.

Himbauan untuk Menyeru Kawan: Meskipun tokoh mencari kesendirian, ada himbauan untuk menyeru kawan. Ini mungkin merujuk pada keinginan untuk berbagi pemikiran dan pengalaman dengan orang lain, atau mendorong orang lain untuk juga menjalani perjalanan spiritual.

Supaya Insaf 'kan Kelalaian: Penyair menyatakan keinginan agar orang yang mencapai puncak pikiran ini menjadi pribadi yang lebih sadar akan kelalaian dalam hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa perjalanan ini tidak hanya tentang mencapai pencerahan, tetapi juga tentang introspeksi diri dan pemahaman akan kelemahan manusia.

Pertanyaan tentang Harapan dan Juang: Puisi diakhiri dengan pertanyaan yang mengevaluasi hati dan harapan si tokoh. Penyair ingin tahu apakah di dalam hati orang yang mencapai puncak pikiran ini masih tersimpan api harapan dan semangat juang yang terus berkobar.

Puisi "Kepada Orang di Puncak Pikiran" menciptakan gambaran perjalanan spiritual dan pemikiran mendalam. H.B. Jassin mengajak pembaca untuk merenung tentang arti hidup, tujuan, dan nilai-nilai yang membimbing perjalanan spiritual individu.

"Puisi H.B. Jassin"
Puisi: Kepada Orang di Puncak Pikiran
Karya: H.B. Jassin

Biodata Dr. (HC). Hans Bague Jassin, S.S., M.A., Ph.D.:
  • H.B. Jassin lahir pada tanggal 31 Juli 1917 di Gorontalo, Hindia Belanda.
  • H.B. Jassin meninggal dunia pada tanggal 11 Maret 2000 di Jakarta, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sendiri Hidup tambah sepi, tambah hampa Malam apa lagi Ia mencekik ngeri Dicekik kesunyian kamarnya Ia membenci. Dirinya dari segala Yang minta perempuan…
  • Cerita kepada Darmawidjaja Di pasar baru mereka Lalu mengada-menggaya. Mengikat sudah kesal Tak tahu apa dibuat. Jiwa satu teman lucu Dalam hidup, dalam tuju. Gund…
  • Taman Taman punya kita berdua tak lebar luas, kecil saja satu tak kehilangan lain dalamnya. Bagi kau dan aku cukuplah Taman kembangnya tak berpuluh warna Padang rumputnya tak b…
  • Kesabaran Aku tak bisa tidur Orang ngomong, anjing nggonggong Dunia jauh mengabur Kelam mendinding batu Dihantam suara bertalu-talu Di sebelahnya api dan abu Aku hendak …
  • Aku (Versi Deru Campur Debu) Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpula…
  • Semangat Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu! Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.