Puisi: Kepada Kawan (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Kepada Kawan" karya Ajip Rosidi mengangkat tema tentang arti persahabatan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kepada Kawan (12)

Apa sih yang mau kau capai
Maka kau terjang segala penghalang
Dan kau abaikan segala nilai
Asal kau sendiri menang?

Apa sih yang mau kau dapat
Maka kau tinggalkan semua sahabat
Dan di sekelilingmu.

Kau anyam rapat pagar curiga
Kau kira di mana kau akan tiba
Kalau hari sudah senja?

Ternyata tidak ada tarian gemulai
Atau suara gamelan mengalun permai
Kemenangan-kemenanganmu selama ini
Melontarkanmu ke langit hampa.

Sumber: Terkenang Topeng Cirebon (1993)

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada Kawan" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema tentang arti persahabatan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Puisi ini merenungkan tentang tindakan seseorang yang mungkin telah melupakan nilai-nilai persahabatan demi kepentingan pribadi.

Pertanyaan-pertanyaan Retoris: Puisi ini dimulai dengan serangkaian pertanyaan retoris yang diajukan oleh penyair kepada "kawan" yang menjadi subjek puisi. Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan rasa kebingungan dan keterkejutan penyair terhadap tindakan "kawan" yang tampaknya lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada menjaga nilai persahabatan.

Pengorbanan dalam Persahabatan: Puisi ini menggambarkan pengorbanan yang dapat terjadi dalam persahabatan. Kehadiran persahabatan dapat mengharuskan seseorang untuk mengabaikan egoisme dan mengejar kepentingan pribadi demi kebaikan bersama. Namun, pertanyaan-pertanyaan dalam puisi ini mencerminkan keraguan terhadap tindakan "kawan" yang tampaknya melupakan nilai-nilai persahabatan tersebut.

Kerapuhan Kemenangan Pribadi: Penyair menyinggung tentang kemenangan pribadi yang bisa terdapat dalam tindakan yang melupakan persahabatan. Puisi ini menekankan bahwa sekalipun seseorang meraih kemenangan dalam beberapa hal, hal itu mungkin hanya membawanya ke "langit hampa," yaitu kesepian dan ketiadaan makna. Kemenangan tanpa persahabatan bisa menjadi sesuatu yang hampa.

Perasaan Kesepian dan Hampa: Puisi ini menggambarkan perasaan kesepian dan hampa yang mungkin dialami oleh individu yang lebih memilih meraih kepentingan pribadi daripada menjaga persahabatan. Ini mengingatkan pembaca bahwa persahabatan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan yang membawa makna dan kebahagiaan.

Puisi "Kepada Kawan" menghadirkan pertanyaan-pertanyaan penting tentang arti persahabatan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Penyair merenungkan tentang tindakan yang mungkin melupakan persahabatan demi kepentingan pribadi. Puisi ini mengingatkan kita akan kerapuhan kemenangan pribadi jika diperoleh dengan mengorbankan persahabatan. Ini adalah peringatan tentang pentingnya menjaga nilai-nilai persahabatan dan mencintai kawan-kawan kita dengan tulus.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Kepada Kawan
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Aku Tinju menghantam. Belati menikam. Seluruh dunia bareng menyerang, menerkam. Aku bertahan. Karena diriku Dalam badai, gunung membatu. Lengang sebatang pinang …
  • Pantun ke Teluk Sudah Ke teluk sudah ke tanjung sudah Ke Campa saja yang belum; Bersujud sudah berkhalwat sudah Berjumpa saja yang belum. Hendak ke teluk…
  • Jeram Air beterjunan dalam jeram Buihnya memercik ke tebing tempat kami berbaring Dan ia mengelaikan kepala Dengan mata meram terpejam Atas tanganku yang mencar…
  • Hari Lebaran Hari ini hari hati percaya akan arti hidup dan mati, yang cuma sempat Direnungkan setahun sekali. Sungguh besar maknanya jalan panjang menuju lia…
  • Terkenang Topeng Cirebon Di atas gunung batu manusia membangun tugu Kota yang gelisah mencari, Seoul yang baru, perkasa Dengan etalase kaca, lampu-lampu ber…
  • Nyanyian DinihariPukul satu dinihariJalan-jalan lengang, lampu-lampu bergoyangBeca-beca dikayuh sepi, nyanyi menunggu pagiNyi Emeh tertawa nyaring sekaliDan menggeliat geliBibinya …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.