Puisi: Kacamata (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Kacamata" karya Joko Pinurbo mengundang pembaca untuk merenungkan konsep perubahan, citra diri, dan penggunaan kata-kata sebagai ...
Kacamata

Baru tiga puluh tahun menyair, ia sudah pakai kacamata.
Biar tampak bijak dan matang. Biar dikira banyak mikir
dan merenung. Biar lebih kebapakan.

Kalau lagi kencan dengan kata-kata, ada-ada saja tingkahnya:
mencopot kacamata, membersihkannya, menerawangnya,
kemudian mengenakannya kembali sambil pura-pura batuk
dan pilek. Biasa, cari perhatian. Biar kelihatan berwibawa.
Biar dikagumi topeng yang nampang di hadapannya.

Dan ia sudah punya bermacam-macam kacamata.
Tapi ia masih harus mencari mata-kaca yang bisa membuatnya
tidak grogi menerima teluh cinta kata-kata;
yang bisa menjadikannya tidak nyeremimih dan ingah-ingih
saat menghadap yang maha-makna.

1999

Analisis Puisi:

Puisi "Kacamata" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang menggambarkan hubungan antara penyair dan kacamata sebagai simbol perubahan dan pencarian identitas. Puisi ini menggambarkan perubahan dalam diri penyair seiring berjalannya waktu dan bagaimana ia menggunakan kacamata sebagai metafora untuk menyampaikan pesan-pesan yang lebih mendalam.

Tema Kematangan dan Perubahan: Puisi ini menggambarkan perubahan dalam hidup penyair dalam rentang tiga puluh tahun. Penggunaan kacamata menjadi simbol kematangan dan perubahan yang terjadi dalam dirinya. Kacamata mewakili transformasi dan perjalanan yang telah ia lalui.

Keinginan untuk Terlihat Bijak: Penyair ingin terlihat bijak dan matang dengan menggunakan kacamata. Penggunaan kacamata di sini mencerminkan upaya untuk menampilkan diri sebagai seseorang yang berpikir dan merenung. Ini adalah contoh bagaimana seseorang dapat menggunakan atribut fisik untuk menciptakan kesan tertentu tentang diri mereka.

Kencan dengan Kata-Kata: Puisi menggambarkan bagaimana penyair menggunakan kata-kata sebagai alat untuk berkomunikasi. Penyair mencoba mencuri perhatian dengan bermain-main dengan kacamata, mencopot, membersihkan, dan mengenakannya kembali. Ini menciptakan citra seseorang yang tampil percaya diri dan berwibawa, yang pada gilirannya membuatnya lebih menarik dalam konteks komunikasi.

Pencarian Identitas: Puisi ini mencerminkan pencarian penyair akan identitasnya dan bagaimana ia ingin dilihat oleh orang lain. Ia mencari "mata-kaca" yang akan membantunya menerima cinta kata-kata tanpa rasa grogi. Ini menunjukkan kerentanannya sebagai seorang penyair yang berusaha untuk memahami perannya dalam dunia sastra.

Kritik Terhadap Citra Diri: Puisi ini secara implisit mengkritik cara orang sering menggunakan citra fisik untuk menciptakan identitas diri. Ia menunjukkan bagaimana seseorang mungkin berusaha untuk tampak lebih bijak atau berwibawa dengan mengenakan kacamata, meskipun yang sebenarnya dibutuhkan adalah pemahaman yang mendalam dan bukan hanya penampilan.

Puisi "Kacamata" karya Joko Pinurbo adalah sebuah puisi introspektif yang menggambarkan perjalanan penyair dalam hidupnya dan pencariannya akan identitas dan cinta kata-kata. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan konsep perubahan, citra diri, dan penggunaan kata-kata sebagai alat komunikasi.

"Puisi: Kacamata (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Kacamata
Karya: Joko Pinurbo

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kacamata Aku tak bisa melihatmu, maafkan: kacamataku  rusak. 2010Analisis Puisi:Puisi "Kacamata" karya Isbedy Stiawan ZS adalah karya yang singkat dan…
  • Sajak Kacamata Saya tahu, jika saatnya tiba, saya akan memakai kacamata. Kacamata yang kacanya terbuat dari kaca kata dan matanya dari mata bocah yang haus cinta. Ada senj…
  • Kacamata kacamata itu kurasa tidaklah hilang tetapi ia di mana? kutelusuri jejaknya antara jalan rumah jalan simpang tak ada bekasnya, tetap…
  • Kacamata Baru tiga puluh tahun menyair, ia sudah pakai kacamata. Biar tampak bijak dan matang. Biar dikira banyak mikir dan merenung. Biar lebih kebapakan. Kalau lagi kenc…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.