Puisi: Kabut (Karya Kuntowijoyo)

Puisi "Kabut" karya Kuntowijoyo adalah refleksi mendalam tentang pencarian diri dan kenangan masa lalu. Dengan simbolisme kabut, penyair ...
Kabut

Ada kabut di atas bukit
Pergi ke sana
daerah samar tak bertepi
di lindung hutan kenangan
bayang-bayang purba
(Kaujamah puncaknya
tiba-tiba terlepas rindumu)
Bidadari kuning rupanya
menguntai permata
melempar mawar
membagi rahasia

Ada kabut di atas bukit
Bersumpahlah
Demi impian terpendam
mendaki punggungnya
berdiri di tengah-tengah
dan berseru:
Kutemukan daerah baru.
(Sebenarnya daerah yang dulu
tetapi engkau melupakannya
ingatanmu terkubur waktu)

Ada kabut di atas bukit
Remang-remang saja
selangkah maju
Surya menyala di ubunmu.

Sumber: Isyarat (1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Kabut" karya Kuntowijoyo adalah sebuah karya yang mengandung makna filosofis dan reflektif. Melalui penggunaan simbolisme kabut, penyair membawa pembaca ke dalam perenungan tentang ingatan, perjalanan hidup, dan penemuan kembali sesuatu yang telah lama terlupakan.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah pencarian jati diri, perjalanan hidup, dan ingatan masa lalu. Penyair menggambarkan proses penelusuran kenangan serta usaha menemukan kembali sesuatu yang pernah ada tetapi telah terlupakan.

Makna Tersirat

Puisi ini menyiratkan bahwa dalam hidup, manusia sering kali kehilangan arah atau melupakan sesuatu yang pernah menjadi bagian dari dirinya. Kabut dalam puisi ini dapat diartikan sebagai metafora dari kebingungan atau ketidakjelasan yang menghalangi seseorang untuk menemukan kembali makna hidupnya. Namun, dengan tekad dan keberanian, seseorang bisa menyingkap kabut tersebut dan kembali menemukan jalan yang dulu sempat hilang.

Puisi ini bercerita tentang perjalanan seseorang yang mendaki bukit dan bertemu dengan kabut, simbol dari kenangan yang samar dan masa lalu yang terlupakan. Dalam perjalanan tersebut, ada upaya untuk mengingat kembali dan menemukan sesuatu yang pernah ada, meskipun telah terkubur oleh waktu.

Amanat/Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa dalam kehidupan, manusia perlu merenungkan masa lalunya dan menemukan kembali makna yang mungkin telah hilang. Ingatan dan pengalaman masa lalu tidak seharusnya dilupakan, karena dari sanalah seseorang bisa memahami dirinya sendiri.

Imaji

Puisi ini menampilkan imaji visual yang kuat, seperti "kabut di atas bukit," "bidadari kuning rupanya," dan "Surya menyala di ubunmu." Imaji-imaji ini membangun suasana yang mistis, penuh ketidakpastian, namun juga mengarah pada pencerahan.

Majas

  • Metafora, seperti kabut yang melambangkan kebingungan atau kenangan samar.
  • Personifikasi, pada frasa "bidadari kuning rupanya menguntai permata," yang memberi sifat manusiawi pada bidadari.
  • Hiperbola, dalam "bersumpahlah demi impian terpendam," yang menggambarkan tekad yang kuat dalam perjalanan batin seseorang.
Puisi "Kabut" karya Kuntowijoyo adalah refleksi mendalam tentang pencarian diri dan kenangan masa lalu. Dengan simbolisme kabut, penyair menggambarkan betapa pentingnya menemukan kembali makna yang mungkin telah hilang. Puisi ini mengajak pembaca untuk tidak takut menelusuri kembali kenangan dan menghadapi kehidupan dengan keberanian.

Puisi: Kabut
Puisi: Kabut
Karya: Kuntowijoyo

Biodata Kuntowijoyo:
  • Prof. Dr. Kuntowijoyo, M.A.
  • Kuntowijoyo lahir pada tanggal 18 September 1943 di Sanden, Bantul, Yogyakarta.
  • Kuntowijoyo meninggal dunia pada tanggal 22 Februari 2005 (pada usia 61 tahun).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.