Puisi: Janganlah Jauh (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Janganlah Jauh" karya W.S. Rendra memprovokasi pemikiran dan mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas hubungan manusia.
Janganlah Jauh

Janganlah jauh
bagai bulan
hanya bisa dipandang.

Jadilah angin
membelai rambutku.

Dan kita nanti
akan selalu berjamahan.

Sumber: Gajah Mada (1958)

Analisis Puisi:

Kesederhanaan dan Keindahan Kata: Puisi ini memukau pembaca dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun sangat mengena. Setiap kata dipilih dengan cermat untuk menyampaikan makna yang dalam.

Metafora Bulan dan Angin: Perbandingan antara kedekatan dan keterpisahan digambarkan melalui metafora bulan yang hanya bisa dipandang. Bulan yang begitu indah dan jauh menyiratkan kesan romantisme dan kerinduan.

Personifikasi Angin: Angin disematkan sifat-sifat manusia dengan menjadi pemeluk, "membelai rambutku." Personifikasi ini memberikan nuansa keintiman dan kelembutan pada puisi.

Makna Filosofis: Puisi ini menyiratkan makna filosofis tentang hubungan antara dua orang. Permintaan untuk "janganlah jauh" bukan hanya menggambarkan jarak fisik, tetapi juga keterhubungan emosional. Angin sebagai pengganti bulan dan simbolisasi kasih sayang dan kelembutan menambah dimensi makna puisi.

Imajinasi dan Keintiman: Puisi ini mengundang pembaca untuk membayangkan situasi di mana kedua orang itu tidak jauh satu sama lain. Kata-kata seperti "kita nanti akan selalu berjamahan" membawa nuansa keintiman dan masa depan yang dipenuhi cinta.

Keterkaitan Manusia dengan Alam: Penggunaan elemen alam, seperti bulan dan angin, menciptakan keterkaitan antara manusia dan alam. Ini mencerminkan pemikiran Rendra tentang keharmonisan hubungan manusia dengan alam.

Eksplorasi Hubungan Manusia: Meskipun puisi ini singkat, ia menggali kompleksitas hubungan manusia dengan sentuhan kelembutan dan keintiman. Rendra mengajak pembaca untuk merenung tentang arti kedekatan dan jarak dalam hubungan.

Kekuatan Ekspresi dan Kehangatan: Walau hanya beberapa baris, puisi ini mengandung kekuatan ekspresi yang mendalam dan kehangatan. Rendra berhasil menyampaikan emosi dan pemikiran secara efektif.

Puisi "Janganlah Jauh" karya W.S. Rendra adalah contoh sempurna dari bagaimana kekuatan kata-kata sederhana dapat menyampaikan makna yang mendalam. Melalui penggunaan metafora dan personifikasi, Rendra menghadirkan puisi yang memprovokasi pemikiran dan mengajak pembaca untuk merenung tentang kompleksitas hubungan manusia.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Janganlah Jauh
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Rambut Rambut kekasihku sangat indah dan panjang Katanya, rambut itu untuk menjerat hatiku.Sagan, 1958 Sumber: Puisi-Puisi Cinta (2018)Analisis Puisi:Puis…
  • Serenada Hijau Kupacu kudaku. Kupacu kudaku menujumu. Bila bulan menegurkan salam dan syahdu malam bergantung di dahan-dahan. Menyusuri kali kenangan yang berkata…
  • Permintaan Wahai, rembulan yang pudar jenguklah jendela kekasihku! Ia tidur sendirian, hanya berteman hatinya yang rindu. Sagan, 1958Sumber: Puisi-Pu…
  • Dermaga Jangan kau ajak aku bersama jika kau anggap sebagai dermaga atau tempat pelepas dahaga saat kau haus akan peluknya karena aku tahu k…
  • Telah Satu Gelisahmu adalah gelisahku. Berjalanlah kita bergandengan dalam hidup yang nyata, dan kita cintai. Lama kita saling bertatap mata dan makin mengerti …
  • Dua Burung Adalah dua burung bersama membuat sarang. Kami berdua serupa burung terbang tanpa sarang. Sumber: Gajah Mada (1958)Analisis Puisi:Puisi "Dua Burun…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.