Puisi: Interferensi Lonceng-Lonceng Mekanik (Karya Darmanto Jatman)

Puisi "Interferensi Lonceng-Lonceng Mekanik" karya Darmanto Jatman mengangkat tema tentang perubahan zaman, pergulatan spiritual, dan pengaruh ...
Interferensi Lonceng-Lonceng Mekanik

Sudah kunyanyikan masmur-masmur
Ketika lonceng-lonceng mengeloneng
Dan matahari menjadi kelabu
Ketika Kristus disalibkan.

            Namun berdentang-dentang juga
            Lonceng mekanika yang seru
            menggetarkan saraf-sarafku.

Wahai. Daging darah penebusan
            Ting Teng Ting Teng
Wahai. Roti anggur kehidupan
            Ting Teng Ting Teng
Wahai. Ting Teng Ting Teng
            Ting Teng Ting Teng.

Maret, 1967

Sumber: Horison (Maret, 1968)

Analisis Puisi:

Puisi "Interferensi Lonceng-Lonceng Mekanik" karya Darmanto Jatman merupakan puisi yang sarat dengan simbolisme religius dan kritik terhadap modernitas. Puisi ini mengangkat tema tentang perubahan zaman, pergulatan spiritual, dan pengaruh teknologi terhadap makna-makna keagamaan.

Tema dan Makna

Puisi ini menggambarkan pergeseran nilai-nilai religius dalam dunia modern yang semakin mekanistik. Penyair mengungkapkan suasana sakral ketika "Kristus disalibkan" dan "masmur-masmur" dinyanyikan, tetapi pada saat yang sama, lonceng-lonceng mekanik turut berdentang, mengganggu kekhidmatan tersebut.

Baris:

Sudah kunyanyikan masmur-masmur
Ketika lonceng-lonceng mengeloneng
Dan matahari menjadi kelabu
Ketika Kristus disalibkan.

Menggambarkan suasana religius yang penuh kesedihan dan refleksi, seolah-olah penyair berada dalam sebuah prosesi spiritual. Namun, refleksi ini terganggu oleh suara lonceng-lonceng mekanik yang "menggetarkan saraf" penyair, sebagaimana disebutkan dalam larik:

Namun berdentang-dentang juga
Lonceng mekanika yang seru
menggetarkan saraf-sarafku.

Lonceng mekanik di sini melambangkan modernitas dan industrialisasi yang mengganggu keheningan batin manusia.

Simbolisme dalam Puisi

Puisi ini kaya akan simbolisme yang menggambarkan pertarungan antara nilai-nilai spiritual dan dampak mekanisasi dalam kehidupan manusia. Beberapa simbol penting dalam puisi ini antara lain:
  1. Lonceng-lonceng – Melambangkan panggilan religius dan spiritual, tetapi juga bisa mewakili gangguan dari modernitas.
  2. Kristus disalibkan – Mengacu pada pengorbanan dan kesucian dalam iman Kristen.
  3. Daging darah penebusan dan roti anggur kehidupan – Simbol sakramen Ekaristi yang merupakan inti dari ibadah Kristen.
  4. Ting Teng Ting Teng – Bunyi repetitif ini dapat diartikan sebagai suara mekanis yang mengganggu atau mencerminkan perubahan ritme kehidupan akibat perkembangan zaman.

Kritik terhadap Modernitas

Darmanto Jatman tampaknya ingin menunjukkan bagaimana modernitas, dengan segala mekanisasinya, telah menginterferensi pengalaman religius manusia. Lonceng yang seharusnya memiliki makna spiritual kini berubah menjadi sekadar "lonceng mekanika" yang tidak lagi memiliki kedalaman batin. Hal ini mengisyaratkan bahwa dunia modern telah kehilangan dimensi spiritualnya dan lebih mengutamakan aspek teknologis serta rasionalitas yang kaku.

Puisi "Interferensi Lonceng-Lonceng Mekanik" merupakan refleksi mendalam tentang pergeseran makna spiritual di era modern. Darmanto Jatman menggunakan simbol-simbol religius untuk menggambarkan bagaimana modernitas telah mengganggu pengalaman batin manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali hubungan antara iman dan teknologi serta bagaimana cara manusia modern mempertahankan spiritualitasnya di tengah dunia yang semakin mekanistik.

Puisi Darmanto Jatman
Puisi: Interferensi Lonceng-Lonceng Mekanik
Karya: Darmanto Jatman

Biodata Darmanto Jatman:
  • Darmanto Jatman lahir pada tanggal 16 Agustus 1942 di Jakarta.
  • Darmanto Jatman meninggal dunia pada tanggal 13 Januari 2018 (pada usia 75) di Semarang, Jawa Tengah.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sia-Siadari jendela jelas    merayap menjenguk di lereng atap    cerah lingkarkan pilu    meredup hatikubulan tenang —    sindir-menyindir d…
  • Layang-Layangangin di kebun siwalanangin di pedesaanlayang-layang pergi ke awanbayang-bayangnya tersungkur di tanah tegalanpada jerit dengungnyamenumpang napas hati yang melasdilab…
  • Puncak(Untuk P)pernah kucerita tentang pondok putihtidak menyolok, letaknya terselipantara semak dan cemara?di lerang gunung, — ada tebing curam —lewat tikungan, agak dekat ke jala…
  • Sajak Samar Ada yang memisah kita, jam dinding ini ada yang mengisah kita, bumi bisik-bisik ini ada. Tapi tak ada kucium wangi kainmu sebelum p…
  • Macbeth Gagak hitam terbang dalam kelam Mestinya pada malam begini buta hantu-hantu menyiapkan kerja durjana tombak tajam menghunjam korban : melepas setan-s…
  • Dialogdi atas meja        antara mereka berdua        vas besar dengan kembang-kembang        kembang-kertas menutupi pa…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.