Sumber: Demonstran Sexy (2008)
Analisis Puisi:
Puisi "Ingin-Ingin Reformasi" karya Binhad Nurrohmat adalah sebuah satir sosial yang menyentil kondisi politik dan moralitas pejabat di Indonesia. Dengan gaya yang lugas dan sindiran yang tajam, puisi ini menyoroti bagaimana kekuasaan dan kekayaan sering kali membawa keinginan yang semakin serakah.
Tema
Tema utama dalam puisi ini adalah keserakahan dan penyalahgunaan kekuasaan. Puisi ini menggambarkan bagaimana seseorang yang awalnya berjuang untuk posisi sosial yang tinggi, kemudian justru terjerumus dalam tindakan korupsi dan gaya hidup hedonis.
Makna Tersirat
Puisi ini menyiratkan kritik terhadap elit politik dan tokoh masyarakat yang berubah setelah mendapatkan kekuasaan. Ada sindiran bahwa reformasi, yang seharusnya membawa perubahan positif, justru sering kali menghasilkan pemimpin yang hanya mementingkan keuntungan pribadi.
- "Setelah jadi tokoh masyarakat / ingin jadi wakil rakyat" → Menyiratkan ambisi kekuasaan, di mana seseorang yang sudah terkenal ingin melanjutkan ke ranah politik.
- "Setelah jadi pejabat tinggi / ingin uang komisi dan korupsi" → Mengkritik praktik korupsi yang sering terjadi di kalangan pejabat.
- "Setelah jadi orang kaya-raya / ingin poligami dengan artis muda" → Menyoroti gaya hidup mewah dan moralitas yang dipertanyakan di kalangan orang kaya dan berkuasa.
Puisi ini bercerita tentang bagaimana kekuasaan dan kekayaan sering kali mengubah moral seseorang. Dari awalnya menjadi tokoh masyarakat, lalu masuk ke dunia politik, kemudian tergoda oleh uang dan akhirnya menjalani kehidupan yang penuh kemewahan dan kontroversi.
Majas
Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
- Majas ironi, karena reformasi yang seharusnya membawa perubahan baik justru mengarah pada keserakahan dan moralitas yang merosot.
- Majas sarkasme, karena puisi ini menyindir secara tajam praktik korupsi dan gaya hidup pejabat serta orang kaya.
- Majas repetisi, terlihat dari pola "Setelah jadi..." yang diulang untuk menunjukkan bagaimana ambisi terus meningkat tanpa batas.
Puisi "Ingin-Ingin Reformasi" adalah kritik sosial yang tajam terhadap praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan di masyarakat. Melalui bahasa yang sederhana tetapi menusuk, puisi ini menggambarkan bagaimana ambisi seseorang yang telah memiliki jabatan atau kekayaan sering kali terus bertambah, bahkan melampaui batas moralitas.