Puisi: Duka (Karya Kirdjomuljo)

Puisi "Duka" memicu pertanyaan dan refleksi mengenai hubungan antara waktu, duka, dan keinginan untuk melupakan. Kirdjomuljo menciptakan karya yang ..
Duka

Di ujung malam
orang hendak melupakan duka

Ke mana duka akan terlempar
datangnya serupa hari

serupa ada
serupa tak ada

Sumber: Romansa Perjalanan (2000)

Analisis Puisi:

Puisi "Duka" karya Kirdjomuljo adalah karya yang singkat namun penuh makna, menyelipkan gagasan tentang duka, waktu, dan keinginan untuk melupakan.

Waktu Sebagai Penghapus Duka: Baris pertama, "Di ujung malam," menunjukkan tempat atau waktu yang mungkin memiliki makna simbolis. Malam sering kali diasosiasikan dengan kesunyian, introspeksi, dan kesendiran. Namun, "ujung malam" mungkin merujuk pada akhir dari suatu periode atau proses. Ini bisa menandakan harapan bahwa waktu akan menghapuskan atau membawa akhir pada duka.

Kehendak untuk Melupakan: Baris kedua menyatakan keinginan atau niat seseorang untuk melupakan duka. Hal ini dapat dilihat sebagai upaya untuk melepaskan beban emosional yang terkait dengan perasaan sedih atau kehilangan. Pemilihan kata "melupakan" menyoroti aksi aktif untuk menjauhkan diri dari duka tersebut.

Momen yang Tak Terhindarkan: "Ke mana duka akan terlempar / datangnya serupa hari," menyoroti ironi bahwa, meskipun orang berusaha untuk melupakan, duka seringkali tetap datang, serupa seperti hari-hari yang terus berlalu. Ini mungkin menggambarkan realitas bahwa meskipun waktu berlalu, kenangan tentang duka mungkin sulit untuk dihilangkan sepenuhnya.

Kesinambungan dan Kemungkinan Putaran: Pemilihan kata "serupa" menarik perhatian pada konsep kesinambungan dan kemungkinan siklus yang tak terputus. Ini dapat diartikan bahwa kehidupan terus bergerak maju, membawa dengan itu perasaan duka yang serupa. Dengan kata lain, proses melupakan mungkin lebih kompleks daripada sekadar melepaskan duka.

Minimalisme dan Pilihan Kata: Puisi ini ditulis dengan gaya minimalis, menggunakan kata-kata yang sederhana namun kuat. Setiap kata dan frasa terpilih dengan hati-hati untuk menyampaikan pesan dalam ruang yang terbatas.

Puisi "Duka" adalah puisi singkat yang memicu pertanyaan dan refleksi mengenai hubungan antara waktu, duka, dan keinginan untuk melupakan. Kirdjomuljo menciptakan karya yang menghadirkan tema universal dengan kata-kata yang sederhana namun mendalam.

Kirdjomuljo
Puisi: Duka
Karya: Kirdjomuljo
Biodata Kirdjomuljo:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
  • Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
  • Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
  • Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Air Kecilair kecil girang mengalirmenggelincir berdesir-desirberlari-lari mencari kawantiba di jalan ibu bengawanlambat lakunya menuju samudratenang mengenang 'kan cita-citamenyela…
  • Rumah Orang Tua: Raudal Tanjung BanuaAdakah masa kanakkumasih di tangan mereka?Di ruang tengah rumah merekaduka gembira tak dibuat-buattak perlu menjadi terang.Coba lempar pandang …
  • Rasa Baru    Zaman beredar!    Alam bertukar!Suasana terisi nyanyian hidup.    Kita manusia    TerkaruniaBadan, jiwa, bekal serba cukup.&nbs…
  • Rancangan RumahRumah ini, dengan kesepakatan istri, kurombak buat apa saja, hingga tiga bulan lalu, lewat celah jendela, malam yang dingin menyentuh gigi berlubang anak terkecil ka…
  • Niat Entah bak mana rasanya hati Sebagai manik jatuh terurai Mendengarkan ayam berganti-ganti Mengeluarkan suara berderai-derai. Cukup ketiga lalu berhenti S…
  • Oh, Nasib ...!Di sana orang bersenda,    Di sana orang bersuka,        Di sana orang beria,            Di sana orang ber…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.