Puisi: Dinihari di Penginapan Shiraume (Karya Rahman Arge)

Puisi "Dinihari di Penginapan Shiraume" karya Rahman Arge bercerita tentang pengalaman batin seseorang yang berada di sebuah penginapan, tepatnya ...
Dinihari di Penginapan Shiraume

Di tepi penginapan Shiraume
Mengalir dalam tidurku
Kudengar ada langkah
Menuju jendelaku
---
Engkaukah itu?

Kyoto, 1981

Sumber: Jalan Menuju Jalan (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Dinihari di Penginapan Shiraume" karya Rahman Arge merupakan sebuah karya yang singkat namun sarat makna. Meskipun hanya terdiri dari beberapa baris, puisi ini mampu menghadirkan nuansa yang mendalam serta membangkitkan berbagai tafsir bagi pembacanya.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah perenungan dan ketidakpastian. Sang penyair menggambarkan suasana dinihari di sebuah penginapan, menciptakan nuansa yang penuh misteri dan ketenangan.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai refleksi batin sang penyair terhadap kehadiran seseorang atau sesuatu yang tidak jelas. Ada unsur harapan, keraguan, dan bahkan rasa kehilangan dalam larik-larik puisi ini. Penggunaan unsur alam, seperti sungai kecil yang mengalir, dapat menggambarkan aliran waktu dan perasaan seseorang yang terus berubah.

Puisi ini bercerita tentang pengalaman batin seseorang yang berada di sebuah penginapan, tepatnya di Penginapan Shiraume. Suasana sunyi dinihari memberikan ruang bagi tokoh dalam puisi untuk merasakan kehadiran yang samar. Penggunaan kata-kata seperti "langkah" dan "menuju jendelaku" memberikan kesan bahwa ada sesuatu atau seseorang yang mendekat, meskipun tidak dapat dipastikan siapa atau apa itu.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang tergambar dalam puisi ini adalah tenang, sepi, dan misterius. Penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat menghadirkan suasana yang seolah mengajak pembaca untuk ikut merasakan ketenangan dinihari di penginapan tersebut.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Jika ditafsirkan secara mendalam, puisi ini menyampaikan pesan tentang perasaan menunggu, harapan, dan ketidakpastian dalam hidup. Terkadang, kita merasa ada sesuatu yang mendekat atau akan terjadi, tetapi kita tidak pernah benar-benar tahu apa atau siapa yang hadir dalam kehidupan kita.

Imaji

Puisi ini menghadirkan imaji visual yang kuat, terutama melalui deskripsi "sungai kecil di tepi penginapan Shiraume" dan "langkah menuju jendelaku." Pembaca dapat membayangkan suasana malam atau dinihari yang sunyi, dengan aliran sungai yang menenangkan dan langkah-langkah misterius yang mendekat.

Majas

Majas yang digunakan dalam puisi ini meliputi personifikasi, di mana sungai kecil seolah-olah ikut hadir dalam tidur penyair. Selain itu, ada unsur repetisi yang memberikan efek dramatis pada pertanyaan "Engkaukah itu?", yang menekankan unsur ketidakpastian dan harapan dalam puisi ini.

Puisi "Dinihari di Penginapan Shiraume" adalah puisi yang singkat namun kaya akan makna. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh simbolisme, Rahman Arge berhasil menciptakan suasana reflektif yang mengundang berbagai interpretasi dari pembacanya.

Rahman Arge
Puisi: Dinihari di Penginapan Shiraume
Karya: Rahman Arge

Biodata Rahman Arge:
  • Rahman Arge (Abdul Rahman Gega) lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 17 Juli 1935.
  • Rahman Arge meninggal dunia pada tanggal 10 Agustus 2015 (pada usia 80).
  • Edjaan Tempo Doeloe: Rachman Arge.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • InakkeKutunggu apalagi"Tenamo Takammana"(yang mau jadi, jadilah)Bikin jalan sendiriDan tempuh!Jika laut bertaring,menganga"Pasiamaki tallasakara Matea"(satukan hidup dgn mati)Ini j…
  • Pelukis di Cicuruttangan pelukis Itumencat awan sekaratdua ekor bangaumelintas di atas ubunkuwarna-warna pas meleleh tembuske sinidan tangan Itu sekonyongmenggaet tangankumelukis m…
  • Ssst!Kita berbisikKita diperbisikkanSsst!Kita tertembakJakarta, 1972Sumber: Horison (Mei, 1974)Puisi: Ssst!Karya: Rahman ArgeBiodata Rahman Arge:Rahman Arge (Abdul R…
  • Danau ChuzenjiGunung-gunung mengepung rapat danau ChuzenjiSiapakah yang meletakkannya di sini?        Perahu membawaku ke seberang        Da…
  • Kakek OmerovocDi bawah langit bertabur pijar apiPak tua Omerovocdari Donya Roiskamembasuh letih batinnyadi sungai DrinaMenggigil lengan-lengannya tengadah       …
  • Wanita-Wanita BerkimonoLewat di jalan setapakbatu-batu padas yang basahWanita-wanita berkimono di bawah payungBagai menari bersama hujanNara, 1981Sumber: Jalan Menuju Jalan (2…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.