Puisi: Di Padang Pasir (Karya Remy Sylado)

Puisi "Di Padang Pasir" karya Remy Sylado merupakan refleksi tentang perjalanan hidup yang penuh ujian, kesepian, dan pergulatan hati dalam ...
Di Padang Pasir
(Nyanyian Hagar, dari adegan 22)

Di padang pasir
Seekor onta tegak jalannya
Kendati angin cabikkan kulitnya
Angin terbangkan debu ke matanya
Selalu kafilah paksakan jalannya.

Di padang pasir
Andaikan tuan sebatang kara
Kepada siapa harapan dijuang
Sedang nurani tak pernah dusta
Dan hati akhirnya ada letihnya.

Semua orang mesti alami cinta
Cinta duduki tiap bagian ruas hati
Siapa tidak pernah alami cinta
Tidak pernah pahami kata sengsara
Hanya dalam kata yang salah
Cinta dapat ubah jadi benci.
 
Dalam sendiri
Sebuah hati ibarat telur
Disimpan lama mendatangkan busuk
Kurang waspada menyebabkan pecah
Dan cinta menghadapi hari ruginya.

Analisis Puisi:

Puisi "Di Padang Pasir" karya Remy Sylado merupakan puisi reflektif yang menggambarkan keteguhan, kesepian, dan pergulatan batin seseorang dalam perjalanan hidupnya. Dengan simbol-simbol yang kuat, puisi ini menghadirkan perenungan mendalam tentang cinta, harapan, dan kerapuhan manusia.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah perjuangan dalam kesendirian, ketahanan menghadapi kesulitan, serta cinta dan penderitaan. Penyair menggunakan latar padang pasir dan perjalanan kafilah sebagai metafora perjalanan hidup yang penuh tantangan dan ketidakpastian.

Makna Tersirat

Puisi ini mengandung banyak makna tersirat yang mencerminkan perjalanan hidup manusia yang penuh cobaan, keteguhan dalam menghadapi rintangan, serta bagaimana cinta dan kesepian dapat memengaruhi hati seseorang.
  • "Seekor onta tegak jalannya kendati angin cabikkan kulitnya" → Melambangkan keteguhan dan daya juang meski menghadapi kesulitan.
  • "Andaikan tuan sebatang kara, kepada siapa harapan dijuang" → Menggambarkan kesepian dan pertanyaan eksistensial tentang tujuan hidup.
  • "Siapa tidak pernah alami cinta, tidak pernah pahami kata sengsara" → Mengisyaratkan bahwa cinta dan penderitaan adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
  • "Sebuah hati ibarat telur, disimpan lama mendatangkan busuk" → Menunjukkan bahwa kesendirian yang berkepanjangan dapat merusak hati dan perasaan seseorang.
Puisi ini bercerita tentang perjalanan seseorang yang berjuang menghadapi kesulitan dan kesepian dalam hidupnya. Seperti perjalanan di padang pasir, hidup sering kali penuh tantangan yang harus dihadapi dengan keteguhan. Puisi ini juga menyoroti bagaimana cinta bisa membawa kebahagiaan sekaligus penderitaan.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini sunyi, penuh perenungan, dan sedikit melankolis. Gambaran padang pasir, onta yang terus berjalan meskipun diterpa angin, serta hati yang rapuh menunjukkan nuansa kesendirian dan ketahanan menghadapi kehidupan.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji yang memperkuat pesan dan suasana yang ingin disampaikan:
  • Imaji visual: "Seekor onta tegak jalannya" → Menggambarkan perjalanan seekor onta di padang pasir. "Angin terbangkan debu ke matanya" → Menghadirkan gambaran debu yang beterbangan, menghalangi pandangan.
  • Imaji auditif: "Semua orang mesti alami cinta" → Seperti sebuah pernyataan yang bergema, mengingatkan bahwa cinta adalah bagian dari hidup.
  • Imaji taktil: "Angin cabikkan kulitnya" → Memberikan sensasi perih dan kerasnya kehidupan.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas yang memperkuat maknanya:
  • Metafora: "Sebuah hati ibarat telur" → Menggambarkan hati manusia yang rapuh dan bisa pecah jika tidak dijaga dengan baik.
  • Personifikasi: "Angin cabikkan kulitnya" → Angin digambarkan seperti makhluk hidup yang mencabik kulit, memberikan kesan betapa kerasnya kehidupan.
  • Paradoks: "Cinta dapat ubah jadi benci" → Menggambarkan bagaimana sesuatu yang indah bisa berubah menjadi kebalikan dari dirinya sendiri.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh tantangan, kesepian, dan penderitaan, tetapi harus tetap dijalani dengan keteguhan hati. Selain itu, puisi ini juga mengingatkan bahwa cinta bisa membawa kebahagiaan, tetapi juga dapat menjadi sumber penderitaan jika tidak dijaga dengan baik.

Puisi "Di Padang Pasir" karya Remy Sylado merupakan refleksi tentang perjalanan hidup yang penuh ujian, kesepian, dan pergulatan hati dalam menghadapi cinta dan penderitaan. Dengan latar padang pasir sebagai simbol kehidupan yang keras dan penuh ketidakpastian, puisi ini mengajarkan keteguhan dalam menghadapi rintangan serta pentingnya memahami cinta sebagai bagian dari kehidupan manusia.

Puisi: Di Padang Pasir
Puisi: Di Padang Pasir
Karya: Remy Sylado

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.