Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Di Negerimu (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Di Negerimu" karya Mustofa Bisri adalah kritik yang tajam dan sangat jelas tentang kondisi negara yang penuh dengan ketidakadilan dan ...
Di Negerimu

Di negerimu
Manusia tidak punya tempat
kecuali di pinggir-pinggir sejarah yang mampat.

lnilah negeri paling aneh
dimana keserakahan dimapankan
kekuasaan dikerucutkan
kemunafikan dibudayakan
telinga-telinga disumbat harta dan martabat
mulut-mulut dibungkam iming-iming dan ancaman.

Orang-orang penting yang berpesta setiap hari
membiarkan leher-leher mereka dijerat dasi
agar hanya bisa mengangguk dengan tegas
berpose dengan gagah
di depan kamera otomatis yang gagu.

Inilah negeri paling aneh
Negeri adiluhung yang mengimport majikan asing dan sampah
Negeri berbudaya yang mengeksport babu-babu dan asap
Negeri yang sangat sukses menernakkan kambing hitam dan
tikus-tikus
Negeri yang angkuh dengan utang-utang yang tak terbayar
Negeri teka-teki penuh misteri.

Di negerimu
Kebenaran ditaklukkan
oleh rasa takut dan ambisi
Keadilan ditundukkan
oleh kekuasaan dan kepentingan
Nurani dilumpuhkan
oleh nafsu dan angkara.

Di negerimu
Manusia hanya
bisa mengintip masalahnya dibicarakan—
menghabiskan anggaran—
oleh entah siapa
yang hanya berkepentingan
terhadap anggaran
dan dirinya sendiri.

Di negerimu 
angin pun menjadi badai
matahari bersembunyi
bulan dan bintang-bintang
tenggelam
burung-burung mati
bunga-bunga layu sebelum berkembang
dan tembang menjadi sumbang
puisi menjadi tak indah lagi.

Barangkali yang tersisa
tinggal doa
dalam rintihan
mereka yang tersia-sia
dan teraniaya.

Untunglah Allah Yang Maha Tahu
masih berkenan memberi waktu
kepadamu untuk memperbaiki negerimu.
Dari kampus-kampusmu yang terkucil
Ia mengirim burung-burung Ababil
menghujani segala yang batil
dengan batu-batu membakar dari Sijjil.
Dan pasukan-pasukan bergajah Abrahah kerdil
Bagai daun-daun dimakan ulat, beruntuhan menggigil

Di negerimu
Kini telah menyingsing fajar peradaban baru
Jangan tunggu, ambil posisimu!

Rembang, 1987

Sumber: Negeri Daging (2002)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Negerimu" karya Mustofa Bisri adalah sebuah kritik sosial yang kuat dan sangat menggugah. Di dalamnya, terdapat penekanan terhadap kondisi sosial, politik, dan budaya negara.

Kritik Sosial dan Politik: Puisi ini merupakan suatu sindiran dan kritik terhadap ketidakadilan dan ketimpangan di negara. Menyoroti keadaan yang penuh dengan keserakahan, kemunafikan, serta kepincangan moral dalam pemerintahan.

Gambaran Negeri yang Memilukan: Penyair menyoroti bagaimana kebenaran, keadilan, dan kesadaran moral tunduk pada ambisi politik dan kepentingan pribadi, meninggalkan kebenaran serta keadilan.

Metafora dan Indera: Puisi ini menggunakan metafora yang kuat dan penggunaan kata-kata yang gamblang untuk menyoroti kondisi negara dengan perbandingan yang kuat, seperti angin menjadi badai, matahari bersembunyi, dan burung-burung mati. Hal ini memberikan kesan visual yang sangat kuat bagi pembaca.

Tantangan dan Panggilan: Puisi ini juga merupakan panggilan kepada rakyat untuk bangkit, bergerak, dan berkontribusi dalam memperbaiki negeri. Pembaca diingatkan untuk tidak hanya menjadi pengamat pasif, tetapi untuk turut serta dalam upaya perubahan.

Pesan Harapan dan Keadilan: Meskipun puisi ini memberikan gambaran negatif, pesan harapan muncul di bagian akhir. Allah disebutkan sebagai penggerak perubahan, dan dengan harapan bahwa masa depan lebih baik dapat diwujudkan.

Pemilihan Kata dan Narasi: Penyair memilih kata-kata yang sangat kuat untuk menunjukkan rasa kecewa dan keprihatinan terhadap kondisi negara. Narasi puisi memberikan gambaran yang menyentuh dan mampu menggugah emosi pembaca.

Puisi "Di Negerimu" karya Mustofa Bisri adalah kritik yang tajam dan sangat jelas tentang kondisi negara yang penuh dengan ketidakadilan dan kebobrokan moral. Pesan harapan yang diselipkan di akhir puisi memberikan semangat dan panggilan untuk bersama-sama memperbaiki kondisi bangsa.

Mustofa Bisri
Puisi: Di Negerimu
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.