Puisi: Di Musim Kering (Karya M. Taslim Ali)

Puisi "Di Musim Kering" karya M. Taslim Ali mengeksplorasi tema kehidupan, penderitaan, dan harapan melalui gambaran musim kering yang kuat dan ...
Di Musim Kering

Panas-ganas meretas bumi,
Menaring hidup. Tanah ternganga
Bernafas haus, bisu mendoa
Bagai petani di gurun hati.

Segala hijau tertindas, layu.
Hidup surut ke sari akar.
Dan bayu lalu: sejuk sebentar,
Mendayu naik semua debu.

Segala teguh menderita, menunggu:
Terdesak di luar, bertahan di dasar,
Siap tampil setiap waktu.

Yang sangsi memisah: Golongan debu,
Longgar di dasar, ikut berkisar,
Dikipas nikmat sementara waktu.

Analisis Puisi:

Puisi "Di Musim Kering" karya M. Taslim Ali adalah gambaran yang kaya tentang musim kering, dengan lapisan-lapisan metafora yang mendalam.

Metafora Musim Kering: Puisi ini menggunakan musim kering sebagai metafora untuk masa-masa sulit atau kekeringan dalam kehidupan. Panas-ganas yang meretas bumi menciptakan gambaran yang kuat tentang penderitaan dan kesulitan.

Tanah Haus dan Layu: Bahasa yang digunakan menciptakan gambaran tanah yang haus dan tanaman yang layu, mencerminkan keadaan kekeringan yang menghantui alam dan kehidupan.

Petani di Gurun Hati: Petani di gurun hati menciptakan citra kesendirian dan keputusasaan. Ini menggambarkan perjuangan individu dalam menghadapi tantangan hidup yang keras.

Bayu Sejuk dan Mendayu: Bayu yang datang sesaat menciptakan rasa harapan dan kenyamanan, namun hanya bersifat sementara. Ini menggambarkan siklus kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kemungkinan.

Kesetiaan dan Kekuatan: Meskipun segala sesuatu tampak terjepit dan berjuang, ada kesetiaan dan kekuatan yang muncul. Teguh di dasar, segala sesuatu siap untuk bertahan dan muncul kembali saat waktunya tiba.

Dualitas dan Sementara: Ada dualitas antara penderitaan dan kenikmatan, kekeringan dan kelembapan, serta kemerosotan dan kebangkitan. Semua ini bersifat sementara, menyoroti siklus alam dan kehidupan.

Puisi ini mengeksplorasi tema kehidupan, penderitaan, dan harapan melalui gambaran musim kering yang kuat dan puitis. Dengan menggunakan bahasa yang kaya dan metafora yang mendalam, M. Taslim Ali mengundang pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dari tantangan hidup dan siklus alam.

Puisi: Di Musim Kering
Puisi: Di Musim Kering
Karya: M. Taslim Ali

Biodata M. Taslim Ali:
  • M. Taslim Ali lahir di Painan, Sumatera Barat, pada tanggal 16 Juni 1916.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.