Puisi: Dalam Kemah (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Dalam Kemah" karya Goenawan Mohamad menggambarkan momen intim antara dua individu yang berbagi perasaan dan pengalaman bersama dalam ...
Dalam Kemah

Sudah sejak awal kita berterus terang dengan sebuah teori: cinta adalah potongan-potongan pendek interupsi – lima menit, tujuh menit, empat ... Dan aku akan menatapmu dalam tidur.

Apakah yang bisa bikin kau lelap setelah percakapan? Mungkin sebenarnya kita terlena oleh suara hujan di terpal kemah. Di ruang yang melindungi kita untuk sementara ini aku, optimis, selalu menyangka grimis sebenarnya ingin menghibur, hanya nyala tak ada lagi: kini petromaks seakan-akan terbenam. Jam jadi terasa kecil. Dan ketika hujan berhenti, malam memanjang karena pohon-pohon berbunyi.

Kemudian kau mimpi. Kulihat seorang lelaki keluar dari dingin dan asap napasmu: kulihat sosok tubuhku, berjalan ke arah hutan. Aku tak bisa memanggilnya.

Aku dekap kamu.
Setelah itu bau kecut rumput, harum duan ganja, pelan-pelan meninggalkan kita.

2010

Sumber: Gandari (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Dalam Kemah" karya Goenawan Mohamad adalah karya sastra yang menggambarkan momen intim antara dua individu yang berbagi perasaan dan pengalaman bersama dalam sebuah kemah. Puisi ini berbicara tentang cinta, ketenangan, dan mimpi.

Tema Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini membawa pembaca ke dalam pengalaman sederhana dan intim dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas sederhana seperti berbicara dalam tenda, mendengarkan hujan, dan tidur bersama menjadi elemen penting dalam puisi ini.

Cinta yang Dalam: Puisi ini mengeksplorasi ide cinta dalam bentuk keintiman yang dalam dan saling memahami. Pembicara di puisi ini mengungkapkan bahwa cinta adalah sebentuk interupsi yang singkat namun sangat berarti, menyoroti betapa pentingnya momen-momen yang kita habiskan bersama orang yang kita cintai.

Simbolisme Hujan dan Malam: Hujan dan malam digunakan sebagai simbol dalam puisi ini. Hujan dapat dianggap sebagai elemen yang menghibur dan menenangkan. Malam memanjang menggambarkan perasaan tak berujung dalam hubungan yang intim. Simbolisme ini menunjukkan bahwa hubungan cinta ini memiliki elemen ketenangan dan kebahagiaan.

Mimpi: Bagian akhir puisi membahas mimpi yang tampaknya misterius dan ambigu. Mimpi di sini menciptakan nuansa misteri dan ketidakpastian dalam hubungan. Sosok tubuh yang dilihat dalam mimpi adalah pengejawantahan tubuh pembicara yang berjalan pergi, dan ketidakmampuan untuk memanggilnya mungkin menggambarkan pemisahan dalam hubungan mereka.

Penggunaan Bahasa yang Simpel: Goenawan Mohamad menggunakan bahasa yang sederhana dalam puisi ini, membuatnya mudah diakses oleh pembaca. Kesederhanaan bahasa menciptakan hubungan yang lebih langsung antara penulis dan pembaca.

Nuansa Kesedihan: Meskipun puisi ini mencerminkan momen keintiman, ada nuansa kesedihan yang melintasi teks. Kemungkinan adanya pemisahan atau ketidakpastian dalam hubungan antara pembicara dan pasangan menciptakan ketegangan emosional.

Puisi "Dalam Kemah" adalah gambaran yang indah tentang keintiman dan cinta. Puisi ini merayakan momen-momen sederhana dalam hubungan cinta dan mengeksplorasi berbagai perasaan dan nuansa yang dapat ada di dalamnya, termasuk ketenangan, kesedihan, dan misteri.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Dalam Kemah
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • GuaAku masuk ke dalam gua,Kelam, penaka di tengah malam,Tanahnya basah, setengah terendam,Sepi, tiada gerak suara...Gua laksana di luar alam:Sarang kematian nan baka.Di luar gua: h…
  • Malam IniMalam ini angin tidak banyak lewatrupanya lelah, setelah seharian ngembaradan hinggap di mana,yang jelasia sepi dari jalanan.Rasanya dipenjara oleh sepiberjalan sendiritan…
  • Kaendahan(Bahasa Jawa)Pijer kekejer sandhing pepadhangKetarik dayaning cahya sumunarUrubing geni wani rinangsangKatemahan sida mati kobar.Warnendah kang rinengga ing sandhangMawa s…
  • KabutKabut merendah di Kaliurangpada suatu siangyang perlahan-lahan menelansatu demi satukita menjadi serupa;tanpa wajah, suara tanpa warna.Dan kita memang maklum:"Habis mau apa!",…
  • Sandal Dia mencoba mengenali sandal itu. Sepasang sandal. Pasti sandal itu miliknya. Pasti! Tetapi bagaimana mungkin Kapan menggunakannya. Selama ini dia mema…
  • UPA pamit ke USA Tiba-tiba Mas Sarsadi merasa dirinya Sebutir nasi: Upa sebutannya Aku ini upa Aku ini upa Aku tak takut nuklir Hanya takut ayam Nanti saya…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.