Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Cinta Rupiah (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Cinta Rupiah" karya Taufiq Ismail mengandung kritik sosial terhadap situasi ekonomi dan nilai-nilai materialistik di Indonesia.

Cinta Rupiah

Sesuatu paling jahil malam ini aku simak sebagai perintah
Yaitu perintah agar rakyat mencintai rupiah
Buru-buru aku ke kamar mandi mencegah muntah
sesudah itu sesak nafasku menahan marah

Bertahun-tahun berbelas mungkin berpuluh ucapan
Sebagai omong kosong masih kami coba tahankan
Antara kekebalan dan kebebalan sudah sukar dibedakan
Jangankan kritik dan kecaman, saran perlahan pun tak mempan

Wajah-wajah kaya luarbiasa menukarkan uang Amerika
Seujung jari kaki mereka diperagakan di layar kaca
Seluruh negeri curiga semua tayangan itu riya dan dusta
Bagi kami yang miskin, adegan itu makin memedihkan mata

Pemuka negeri ini pura-pura saja ber-Pancasila
Perintah mencintai rupiah tulen materialistik dan serbabenda
Membela rupiah bolehlah, itu bagian dari bela bangsa
Di tivi semboyan muncul lagi, hampir muntahku menutup layarnya.

1998

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (2000)

Analisis Puisi:

Puisi "Cinta Rupiah" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang mengandung kritik sosial terhadap situasi ekonomi dan nilai-nilai materialistik di Indonesia.

Kritik terhadap Materialisme: Penyair dengan jelas mengecam budaya materialistik yang dianggap menguasai masyarakat Indonesia. Ia merujuk pada kecenderungan masyarakat yang lebih mengutamakan harta dan kekayaan daripada nilai-nilai yang lebih mendalam seperti solidaritas sosial, integritas, dan moralitas.

Perintah Cinta terhadap Rupiah: Puisi ini merujuk pada suatu perintah atau dorongan yang mungkin datang dari pihak berwenang untuk "mencintai" rupiah. Ini mencerminkan upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas mata uang dan mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap mata uang nasional.

Ketidaksetaraan Sosial: Penyair menyebutkan bahwa wajah-wajah kaya dengan mudah dapat menukarkan uang Amerika, sementara orang miskin di Indonesia sulit mengakses dolar. Hal ini mencerminkan ketidaksetaraan ekonomi yang signifikan di negara ini.

Kekecewaan Terhadap Pemimpin: Puisi ini mencerminkan rasa kecewa terhadap para pemimpin yang dianggap pura-pura berpegang teguh pada prinsip Pancasila, sementara kenyataannya mereka mendukung nilai-nilai materialistik dan kapitalisme.

Isu Kebijakan Ekonomi: Penyair menggambarkan pemuka negara yang mendukung kebijakan ekonomi yang cenderung menguntungkan pihak berkuasa atau kelas atas, sementara rakyat biasa merasakan dampak yang kurang menguntungkan.

Puisi "Cinta Rupiah" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang mengkritik budaya materialistik, ketidaksetaraan sosial, dan kebijakan ekonomi di Indonesia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai yang sebenarnya penting dalam kehidupan, selain sekadar harta dan kekayaan.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Cinta Rupiah
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.