Puisi: Cerita (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Cerita" karya Chairil Anwar adalah sebuah pengamatan pendek tentang kehidupan sehari-hari dan perasaan-perasaan manusia dalam konteksnya.
Cerita
kepada Darmawidjaja

Di pasar baru mereka
Lalu mengada-menggaya.

Mengikat sudah kesal
Tak tahu apa dibuat.

Jiwa satu teman lucu
Dalam hidup, dalam tuju.

Gundul diselimuti tebal
Sama segala berbuat-buat.

Tapi kadang pula dapat
Ini renggang terus terapat.

9 Juni 1943

Sumber: Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)

Analisis Puisi:

Puisi "Cerita" karya Chairil Anwar adalah sebuah pengamatan pendek tentang kehidupan sehari-hari dan perasaan-perasaan manusia dalam konteksnya. Dengan gaya penulisan yang sederhana, puisi ini menggambarkan gambaran kehidupan dengan latar belakang pasar dan interaksi sosial.

Potret Pasar dan Kehidupan Sosial: Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang "pasar baru," suatu tempat yang mencerminkan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari di masyarakat. Kata-kata "Lalu mengada-menggaya" menunjukkan sikap dan tindakan manusia yang cenderung berpura-pura atau menunjukkan penampilan yang berlebihan untuk mendapatkan perhatian.

Kekesalan dan Ketidakpahaman: "Mengikat sudah kesal / Tak tahu apa dibuat," menggambarkan perasaan kesal dan rasa tidak paham terhadap situasi atau tindakan yang dilakukan oleh orang-orang di pasar. Hal ini mencerminkan adanya rasa frustrasi ketika seseorang tidak mengerti atau merasa terikat dalam situasi yang mungkin tidak mereka mengerti sepenuhnya.

Kompleksitas Batin Manusia: Baris-baris selanjutnya, "Jiwa satu teman lucu / Dalam hidup, dalam tuju," menggambarkan kerumitan batin manusia. Kata-kata ini mengindikasikan bahwa meskipun tampak lucu atau sederhana di permukaan, terdapat kekompleksan dalam pikiran dan perasaan seseorang. Ada perasaan tertutup dan tujuan tersembunyi di balik penampilan atau tindakan mereka.

Kontradiksi dan Realitas: "Gundul diselimuti tebal / Sama segala berbuat-buat. / Tapi kadang pula dapat / Ini renggang terus terapat," menggambarkan adanya kontradiksi dalam tindakan dan perasaan manusia. Kata-kata ini merujuk pada ketidaksesuaian antara penampilan dan realitas yang tersembunyi di baliknya. Terdapat dualitas antara ketidakjujuran dan keterbukaan dalam hubungan sosial.

Puisi "Cerita" oleh Chairil Anwar menggambarkan pengamatan pendek tentang kehidupan sehari-hari dan interaksi sosial di pasar. Dengan menggunakan gaya sederhana, puisi ini mengajak pembaca merenungkan tentang kompleksitas batin manusia, ketidaksesuaian antara penampilan dan realitas, serta kerumitan dalam interaksi sosial.

Chairil Anwar
Puisi: Cerita
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Semangat Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu! Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru …
  • Sendiri Hidup tambah sepi, tambah hampa Malam apa lagi Ia mencekik ngeri Dicekik kesunyian kamarnya Ia membenci. Dirinya dari segala Yang minta perempuan…
  • Kepada Peminta-minta Baik, baik aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku. Jangan lagi…
  • Sia-Sia(Versi Deru Campur Debu)Penghabisan kali itu kau datangmembawa karangan kembangMawar merah dan melati putih:darah dan suci.Kau tebarkan depankuserta pandang yang memastika…
  • Kesabaran Aku tak bisa tidur Orang ngomong, anjing nggonggong Dunia jauh mengabur Kelam mendinding batu Dihantam suara bertalu-talu Di sebelahnya api dan abu Aku hendak …
  • Aku (Versi Deru Campur Debu) Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpula…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.