Puisi: Catatan Darah dan Api Tragedi Semanggi (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Catatan Darah dan Api Tragedi Semanggi" Karya Diah Hadaning merupakan sebuah refleksi puitis terhadap peristiwa kelam dalam sejarah ...
Catatan Darah dan Api Tragedi Semanggi

Inspirasi diusung arah semanggi
bendera-bendera menyapu udara
lagu-lagu mengarak senja
seraut wajah merebak basah :
o, Jakarta, o negeri raya
engkau di lembar dada

Dan tangan saling genggam
dan langkah dirapatkan
ah, siapa awali lemparan batu
telah koyak tanda di baju
ah, siapa awali lemparan api
tersulut bara di dalam hati

Asap mulai menggulung senja
Jakarta menangis jiwa muda teriris
di antara desingan mimis
timah jahanam merejam-rejam
luka keji merobek dada
binasa ada di leher dan kepala

O, anak muda pohon trembesi
kau sunting maut dalam bersaksi.

November, 1998

Analisis Puisi:

Puisi "Catatan Darah dan Api Tragedi Semanggi" Karya Diah Hadaning merupakan sebuah refleksi puitis terhadap peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia, yaitu Tragedi Semanggi. Puisi ini menggambarkan perjuangan dan penderitaan rakyat, terutama kaum muda, yang menjadi korban kekerasan dalam aksi demonstrasi.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah ketidakadilan dan pengorbanan dalam perjuangan demokrasi. Puisi ini mengangkat kisah perlawanan mahasiswa yang berjuang demi perubahan, namun harus menghadapi represi brutal dari aparat. Selain itu, puisi ini juga menyoroti keberanian generasi muda dalam memperjuangkan keadilan, meskipun nyawa menjadi taruhannya.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah kritik terhadap kekuasaan yang represif serta penghormatan terhadap para pejuang yang gugur dalam peristiwa Tragedi Semanggi. Melalui baris-baris yang penuh emosi, puisi ini mengingatkan bahwa perubahan selalu memiliki harga yang harus dibayar, dan sering kali, harga itu adalah nyawa mereka yang berani berdiri melawan ketidakadilan.

Puisi ini bercerita tentang Tragedi Semanggi, sebuah peristiwa demonstrasi mahasiswa yang berujung pada tindakan kekerasan dari aparat keamanan. Dalam puisi, tergambar bagaimana semangat perjuangan berkobar di tengah bendera dan lagu perlawanan, sebelum akhirnya berubah menjadi jeritan kesakitan akibat peluru dan kekerasan. Diah Hadaning menangkap momen-momen tragis ini dengan bahasa yang kuat dan simbolik.

Suasana dalam Puisi

Puisi ini memiliki suasana yang mencekam dan penuh duka. Awalnya, ada semangat perjuangan yang tinggi, namun seiring perkembangan cerita, suasana berubah menjadi kelam, penuh penderitaan, dan kehilangan. Suasana ini dikuatkan dengan gambaran asap, desingan peluru, serta luka dan kematian yang menyelimuti kota Jakarta.

Amanat/Pesan yang Disampaikan Puisi

Pesan utama dari puisi ini adalah bahwa perjuangan melawan ketidakadilan sering kali memakan korban, tetapi semangat perlawanan tidak boleh padam. Diah Hadaning ingin menyampaikan bahwa para pemuda yang gugur dalam Tragedi Semanggi adalah saksi bisu dari ketidakadilan, dan kita yang hidup harus terus mengingat perjuangan mereka. Selain itu, puisi ini juga menyiratkan pentingnya demokrasi dan hak asasi manusia dalam sebuah negara.

Imaji

Dalam puisi ini, terdapat berbagai bentuk imaji yang menggambarkan suasana dan peristiwa dengan sangat jelas:
  • Imaji visual: “bendera-bendera menyapu udara”, “asap mulai menggulung senja”, yang menggambarkan keadaan saat demonstrasi berlangsung.
  • Imaji auditif: “lagu-lagu mengarak senja”, “desingan mimis”, yang menambah kesan dramatis pada puisi ini.
  • Imaji kinestetik: “dan tangan saling genggam”, “dan langkah dirapatkan”, yang menunjukkan semangat kebersamaan dalam perjuangan.

Majas

Diah Hadaning menggunakan berbagai majas untuk memperkuat makna puisinya, antara lain:
  • Metafora: “kau sunting maut dalam bersaksi” yang menggambarkan bahwa pemuda memilih kematian sebagai bentuk kesaksian atas ketidakadilan.
  • Personifikasi: “Jakarta menangis jiwa muda teriris” yang memberikan sifat manusiawi kepada Jakarta untuk menggambarkan kesedihan yang mendalam.
  • Hiperbola: “timah jahanam merejam-rejam luka keji merobek dada” yang memperkuat kesan kekejaman dan penderitaan yang dialami para korban.
Puisi "Catatan Darah dan Api Tragedi Semanggi" adalah sebuah karya yang sarat akan emosi dan makna historis. Melalui gaya bahasa yang kuat dan simbolik, Diah Hadaning berhasil menyampaikan duka, ketidakadilan, dan pengorbanan dalam perjuangan demokrasi. Puisi ini tidak hanya menjadi pengingat akan peristiwa tragis yang pernah terjadi, tetapi juga sebagai seruan agar generasi selanjutnya tidak melupakan sejarah dan terus berjuang demi kebenaran dan keadilan.

Puisi Catatan Darah dan Api Tragedi Semanggi
Puisi: Catatan Darah dan Api Tragedi Semanggi
Karya: Diah Hadaning

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.