Cahaya Ilahi
Tak terasa pagi pun datang
Cahaya mentari bersinar terang
Entah apa yang hinggap di otakku
Malam panjang seperti siang
Kubuka jendela berdebu
Cahaya subuh telah berlalu
Masih saja diam termangu
Meratapi akal yang dungu
Kini telah berganti hari
Tetapi hati masih menanti
Jiwa yang kemarin mati
Akankah hidup kembali?
Pikiranku menerawang
Luasnya angkasa raya
Semua milik-Nya yang Maha Agung
Tuhan...
Tolong angkat masalah membumbung ini
Otakku buntu
Keras jiwaku seperti batu
Tuhan...
Jangan matikan hatiku
Biarkan aku hidup menikmati kedamaian
2023
Analisis Puisi:
Puisi "Cahaya Ilahi" karya Lalik Kongkar merangkum meditasi yang dalam mengenai kegelapan dan harapan, seiring dengan rasa ketidakpastian serta hasrat akan pencerahan dan kedamaian batin.
Kontras Antara Cahaya dan Kegelapan: Puisi ini secara metaforis menggunakan perubahan antara malam dan pagi, serta kegelapan dan cahaya, sebagai representasi dari perjalanan spiritual. Kegelapan malam mewakili masa-masa ketidakpastian, kesulitan, dan rasa hampa. Sementara cahaya pagi adalah simbol harapan, cahaya ilahi yang bisa memberikan penyejuk dan ketenangan.
Pencarian Kedamaian: Penyair merenungkan keadaan mental dan spiritualnya, yang terasa penuh kebingungan. Dirinya merenungkan dan memohon pada Tuhan untuk membantu mengatasi kebuntuannya. Ia menggambarkan keinginan akan kedamaian batin dan keselarasan dalam kehidupannya yang seolah hilang.
Spiritualitas dan Pengharapan: Tema spiritualitas diwarnai dengan pertanyaan eksistensial dan doa kepada Tuhan. Pencarian akan cahaya ilahi sebagai jalan keluar dari kegelapan, mencerminkan keinginan mendalam untuk memperoleh pencerahan, bimbingan, dan ketenangan dari kegelapan yang menyelimuti.
Meditasi dan Refleksi: Puisi ini menggambarkan suasana meditasi, kesunyian, dan refleksi pribadi yang dalam. Penyair secara halus mencoba merangkai doa dan pikiran-pikiran yang menjadi bagian dari proses mencari kedamaian.
Puisi "Cahaya Ilahi" membawa pembaca dalam perjalanan spiritual dan meditasi yang mengharapkan bantuan Tuhan untuk menemukan pencerahan, kedamaian batin, dan kembali kepada kebahagiaan yang seolah hilang. Ini menjadi ungkapan yang mendalam dan penuh ketulusan atas perjalanan spiritual seseorang.
Karya: Lalik Kongkar
Biodata Lalik Kongkar:
- Lalik Kongkar. Pemerhati Pembangunan Desa, Minat Kajian Politik, Filsafat dan Sastra.