Puisi: Bandung (Karya Beni Setia)

Puisi "Bandung" karya Beni Setia mengeksplorasi tema-tema universal tentang perubahan, kerinduan, dan kesendirian dalam konteks perkotaan yang ...
Bandung

Sawah tersungkur
: julangan kukuh, struktur,
jalanan beton
makin melebar
- tapi terasa sempit -
: mobil merayap
udara pengap,
kota, setiap akhir
pekan, serentak:
ditinggal libur
di gunung, di udara
bersih dan sejuk
melintas batas
memasuki kenangan.
Mutlak sendiri.

Analisis Puisi:

Puisi "Bandung" karya Beni Setia adalah sebuah refleksi yang dalam tentang perubahan dan kerinduan akan masa lalu, yang menyoroti perubahan dan kompleksitas kota Bandung.

Gambaran tentang Bandung: Puisi ini memberikan gambaran yang kuat tentang Bandung, sebuah kota yang berkembang pesat dan mengalami transformasi. Dengan menggunakan gambaran sawah yang tersungkur, jalanan beton yang melebar, dan mobil yang merayap, penyair menggambarkan perubahan fisik dan urbanisasi yang terjadi di kota tersebut.

Kontras dan Ketegangan: Ada kontras yang kuat antara gambaran alam dan kehidupan perkotaan. Meskipun Bandung masih memiliki ciri alam yang indah, seperti gunung dan udara sejuk, perubahan urbanisasi telah membuatnya terasa sempit dan udara menjadi pengap. Ketegangan antara alam dan urbanisasi tercermin dalam kata-kata yang digunakan dalam puisi.

Sentimen Nostalgia: Penyair menciptakan nuansa nostalgia dengan menyebutkan kenangan tentang akhir pekan yang ditinggal karena liburan di gunung atau udara bersih dan sejuk. Ada kerinduan yang kuat akan masa lalu yang lebih sederhana dan alami, yang kini terasa jauh.

Kesendirian dan Kenangan: Puisi ini menggambarkan kesendirian yang mutlak di tengah keramaian kota. Meskipun Bandung ramai dengan aktivitas dan perubahan, ada rasa kesendirian yang mendalam yang muncul, terutama ketika memasuki kenangan masa lalu yang seakan terpisah dari keramaian kota saat ini.

Pengalaman Pribadi dan Universal: Meskipun puisi ini menggambarkan pengalaman pribadi di Bandung, tema-tema yang diangkat memiliki relevansi yang lebih luas. Perubahan, kerinduan akan masa lalu, dan perasaan kesendirian adalah pengalaman yang bisa dirasakan oleh banyak orang dalam konteks perubahan kota modern.

Puisi "Bandung" karya Beni Setia adalah refleksi yang kuat tentang perubahan dan kompleksitas kota Bandung, serta kerinduan akan masa lalu yang sederhana. Dengan gambaran yang kuat dan sentimen yang mendalam, puisi ini mengeksplorasi tema-tema universal tentang perubahan, kerinduan, dan kesendirian dalam konteks perkotaan yang terus berkembang.

Beni Setia
Puisi: Bandung
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Malam bibir bibir bunga rumput merunduk menghadap cahaya rukuk bibir bibir bunga rumput mengatup Surabaya, 2002Puisi: MalamKarya: F. Aziz MannaBio…
  • Hotel Plataran Pagi sebelum tampak matahari, pucuk-pucuk gerumbul pinus serupa setupa, kabut tipis meroncenya jadi gerigi tangga ke puncak stupa utama. centhini telah pergi, …
  • Jaran Debok dengan pecut di kanan, pedang di sengkelitan, kudatangi palagan demi palagan . berjingkrak menuding langit. menemuimu. menjemputmu. pintu-pintu tertutup. k…
  • Roda roda berputar demikian liar, lingkar-melingkar, gila-menggila, roda tar-berputar di tubuh kami, sar-berpusar di otak kami, roda, membelit diri kami, roda, melilit…
  • Penabuh kau tampar kulit kendang seperti menampar kulit kami, kau tabuh kendang seperti menyentek hidup kami, kau buat penari itu berjingkrak seperti mendorong langkah…
  • Taman Ketabang di taman ketabang, kita bercakap tentang hari-hari yang lewat sementara orang-orang di sekitar semakin erat berpelukan atau khusyu’ mananti kambangan …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.