Puisi: Ayah dan Burung-Burung (Karya Raudal Tanjung Banua)

Puisi "Ayah dan Burung-Burung" karya Raudal Tanjung Banua menggambarkan hubungan antara seorang anak dengan ayahnya, serta menggambarkan ...
Ayah dan Burung-Burung

Aku terbayang ayah yang melangkah di pematang
sawah kenangan. Sesekali langkahnya tertegun
ngungun bersama embun. Kadang ayah
bagai orang-orangan dari jerami
di tengah menguning padi. Kusentakkan tali rindu
di antara kami. Maka tersintaklah ayah
bersama riuh burung-burung yang berlepasan
tak kembali lagi.

Yogyakarta, 2011

Analisis Puisi:

Puisi adalah sebuah medium seni yang memungkinkan penyair untuk menyampaikan perasaan, pemikiran, dan pengalaman dengan cara yang kreatif dan mendalam. Puisi "Ayah dan Burung-Burung" karya Raudal Tanjung Banua adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan hubungan antara seorang anak dengan ayahnya, serta menggambarkan perasaan nostalgia dan perpisahan.

Tema Puisi: Tema utama yang terpancar dalam puisi ini adalah perasaan nostalgia, perpisahan, dan hubungan antara seorang anak dengan ayahnya. Puisi ini menciptakan gambaran tentang kenangan yang mendalam dan momen perpisahan yang sulit.

Gaya Bahasa: Penyair menggunakan gaya bahasa yang puitis dan menggambarkan gambaran dengan kata-kata yang indah. Ia memanfaatkan beberapa gaya bahasa, seperti metafora dan personifikasi, untuk menciptakan perasaan yang mendalam dan emosional.

Metafora: Puisi ini menggunakan beberapa metafora yang kuat. Ayah digambarkan "sebagai orang-orangan dari jerami" dan "di tengah menguning padi," yang memberikan gambaran tentang sosok ayah yang tangguh dan dekat dengan alam. Metafora ini juga menciptakan perasaan nostalgik.

Personifikasi: Ayah digambarkan "sebagai orang-orangan dari jerami," dan tali rindu "tersentak" antara anak dan ayah. Personifikasi ini memberikan karakter dan emosi kepada objek dan tindakan, menciptakan hubungan emosional yang kuat.

Suasana: Puisi ini menciptakan suasana yang puitis dan mendalam. Langkah-langkah ayah di pematang sawah kenangan, suara embun, dan riuh burung-burung yang berlepasan semuanya menciptakan gambaran suasana yang kaya dan mempesona.

Gambaran Kepergian: Dalam baris terakhir puisi, terdapat gambaran perpisahan yang kuat ketika "riuh burung-burung yang berlepasan tak kembali lagi." Ini menciptakan perasaan kehilangan dan perpisahan yang menyentuh hati pembaca.

Nostalgia dan Kebersamaan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang kenangan dan kebersamaan yang membekas di hati penyair. Sentuhan tali rindu menciptakan hubungan yang kuat antara anak dan ayah, bahkan ketika jarak memisahkan mereka.

Puisi "Ayah dan Burung-Burung" adalah sebuah karya sastra yang puitis dan mendalam yang berhasil menyampaikan perasaan nostalgia, perpisahan, dan hubungan antara seorang anak dengan ayahnya. Penyair Raudal Tanjung Banua berhasil menciptakan gambaran yang kuat dan menggugah emosi, membuat pembaca merenung tentang perasaan dan kenangan yang mendalam dalam hubungan keluarga.

Puisi: Ayah dan Burung-Burung
Puisi: Ayah dan Burung-Burung
Karya: Raudal Tanjung Banua

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Ayahpagi dan angin mengelus mulus hatikukota Rogojampi tersingkap, merdanta hati ayahsendirian di sanadan terpaksalantaran di dusun ini kemarau meluruh berbungao, selamat bekerja, …
  • Kepada Bapakada peci putihmu tergantung di kapstokbertahun-tahun di sana sejak kau perginamun jarum-jarum jam dinding berhentidan kalender di tembok pun mendadak rontokada potretmu…
  • Di Makam Ayah Maut bagimu bukan datang tiba-tiba Tapi beri tanda, serupa sebuah maklumat Bagi yang tua renta, dimulai dari kaki Kemudian menyelinap, sampai paha Derita ad…
  • Di Kuburan Ayah Berteduh pohon kamboja berkembang Tinggalmu yang kekal Tak kenal lagi senyummu Memikat hatiku Ketika masih kanak. Bukan segunduk tanah Kupuja…
  • Anak dan Ayah Ia terbangun tengah malam, mengambil air minum, dan terganggu oleh tangisan seorang anak yang terpisah dari ayahnya yang tadi ia temui dalam mimpinya. …
  • Catatangerimis menderas tengah malam ini dingin dari telapak kaki hingga ke sendi-sendi dalam sunyi hati menggigit lagi ingat saat pergi dan pipi kiri kananmu kucium …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.