Puisi: 20 September 1966 (Karya Sandy Tyas)

Puisi "20 September 1966" karya Sandy Tyas menggambarkan semangat perjuangan dan keyakinan moral di tengah situasi politik yang penuh tekanan dan ....
20 September 1966

seorang kawan menepuk bahu
pandangannya tajam pasti, suaranya berat:
bagaimana seandai situasi politik berbalik
kaum pengkhianat
kembali menusukkan kuku-kukunya
yang panjang hitam dan kotor
di leher kita
kamu ditendang tak diberi ruang

kubalas pandang tajam pasti
dalam suara jawaban yang juga pasti:
soalnya bukan ditendang atau tidak ditendang
bukan digeser atau tidak digeser
penjara atau bukan penjara
dibunuh atau tidak dibunuh

soalnya adalah:
bahwa kita meyakini
perjuangan ini benar
mengandung nilai moral
yang tinggi
mengandung nilai kemanusiaan
yang tinggi
cita-cita manusia sebenarnya
dan penyelamatan generasi

kita tidak sendiri
barisan pejuang penuntut hak-hak azasi
warga-negara
hak-hak azasi manusia
berjuta jumlahnya
itulah soalnya!

Sumber: Angkatan '66: Prosa dan Puisi (1968)

Analisis Puisi:

Puisi "20 September 1966" karya Sandy Tyas adalah sebuah karya yang menggambarkan semangat perjuangan dan keyakinan moral di tengah situasi politik yang penuh tekanan dan ancaman. Melalui dialog antara dua individu, puisi ini menyoroti tema-tema keberanian, keteguhan hati, dan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Konteks Sejarah dan Politik: Tanggal 20 September 1966 merujuk pada periode penting dalam sejarah Indonesia, di mana negara sedang mengalami ketidakstabilan politik pasca-G30S/PKI. Dalam konteks ini, puisi ini mencerminkan ketegangan dan kekhawatiran yang dirasakan oleh individu-individu yang terlibat dalam perjuangan politik dan sosial pada saat itu. Mereka menghadapi ancaman dari pihak-pihak yang dianggap sebagai pengkhianat dan penindas.

Dialog dan Keteguhan Hati: Puisi ini dibangun melalui dialog antara dua kawan. Satu kawan menanyakan bagaimana jika situasi politik berbalik dan kaum pengkhianat kembali berkuasa. Dengan pandangan tajam dan pasti, kawan tersebut menggambarkan skenario yang menakutkan, di mana mereka akan ditendang, disingkirkan, atau bahkan dibunuh.

Namun, respons dari penyair menunjukkan keteguhan hati yang luar biasa. Ia menegaskan bahwa soal utamanya bukanlah apakah mereka akan ditendang, digeser, atau dibunuh, tetapi keyakinan mereka terhadap perjuangan yang benar. Jawaban ini mencerminkan semangat yang tak tergoyahkan dan komitmen terhadap nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang tinggi.

Nilai Moral dan Kemanusiaan: Penyair menekankan bahwa perjuangan mereka didasarkan pada nilai moral dan kemanusiaan yang tinggi. Mereka percaya bahwa cita-cita perjuangan ini adalah untuk kebaikan sejati manusia dan untuk menyelamatkan generasi mendatang. Penekanan pada hak-hak asasi warga negara dan hak-hak asasi manusia menunjukkan bahwa perjuangan mereka bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk kepentingan seluruh masyarakat.

Solidaritas dan Kebersamaan: Penutup puisi ini menyoroti pentingnya solidaritas dan kebersamaan dalam perjuangan. Penyair menyatakan bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan ini. Barisan pejuang yang menuntut hak-hak asasi berjuta-juta jumlahnya, menunjukkan kekuatan kolektif dan semangat solidaritas. Ini memberikan harapan dan keyakinan bahwa perjuangan mereka tidak akan sia-sia.

Puisi "20 September 1966" karya Sandy Tyas adalah sebuah karya yang menggambarkan keteguhan hati, keberanian, dan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan di tengah situasi politik yang penuh ancaman. Melalui dialog yang kuat dan penekanan pada nilai moral, puisi ini menginspirasi pembaca untuk mempertahankan keyakinan mereka dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan, meskipun menghadapi tekanan dan ancaman yang berat. Tyas berhasil menyampaikan pesan yang mendalam tentang pentingnya solidaritas dan kebersamaan dalam perjuangan untuk mencapai cita-cita kemanusiaan yang luhur.

Puisi: 20 September 1966
Puisi: 20 September 1966
Karya: Sandy Tyas

Biodata Sandy Tyas:
  • Sandy Tyas lahir di Semarang pada tanggal 17 April 1939.
  • Sandy Tyas meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2009 (umur 69 tahun).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.