Sumber: Catatan Subversif (1980)
Analisis Puisi:
Puisi "1945-1960" adalah sebuah karya dari Mochtar Lubis yang merangkum perjalanan sejarah Indonesia dari tahun 1945 hingga 1960. Puisi ini menggambarkan semangat juang pada masa kemerdekaan yang diikuti oleh penderitaan dan penindasan pasca-kemerdekaan.
Konteks Sejarah: Puisi ini merujuk pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia yang dimulai pada tahun 1945. Saat itu, semangat perjuangan dan keinginan akan kemerdekaan begitu kuat di antara pemuda dan rakyat Indonesia. Dalam suasana peperangan, kemerdekaan diucapkan sebagai tekad utama—menggugah semangat para pemuda dan rakyat untuk berjuang demi mewujudkan janji kemerdekaan.
Makna dan Simbolisme: "Teriak dan pekik peperangan" menggambarkan kekacauan dan gejolaknya perang yang merata di berbagai kota di Indonesia. "Merdeka atau mati! Merdeka! Merdeka! Merdeka!" menunjukkan tekad yang bulat untuk mencapai kemerdekaan, bahkan dengan pengorbanan jiwa.
Namun, dalam baris "Tapi kemudian setelah merdeka banyak mereka lupa sumpah empat lima kembalilah kezaliman dan penindasan" menggambarkan ironi bahwa setelah perjuangan berdarah-darah, janji kemerdekaan mulai terlupakan. Penindasan dan ketidakadilan muncul kembali dalam bentuk yang berbeda setelah merdeka.
Kritik Sosial dan Kekecewaan: Puisi ini mencerminkan kekecewaan terhadap masa pasca-kemerdekaan. Lubis menyampaikan kritik sosial terhadap kondisi yang terjadi setelah perjuangan melalui baris "Kembalilah kezaliman dan penindasan, Teror bertualang di kota dan desa, Ketakutan masuk memeras hati."
Hal ini menggambarkan bagaimana semangat dan perjuangan untuk kemerdekaan ternyata tidak diikuti dengan keadilan dan kebebasan yang diharapkan. Bahkan pada tahun 1966, terdengar lagi gejolak perang, mungkin merujuk pada situasi politik dan keamanan yang tidak stabil pada masa itu.
Puisi ini merupakan cerminan dari sejarah yang memilukan di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Lubis berhasil menggambarkan semangat perjuangan, kekecewaan, dan ironi dari masa-masa krusial tersebut.
Puisi "1945-1960" tetap relevan sebagai pengingat akan makna sejati kemerdekaan, mengingatkan bahwa perjuangan untuk kemerdekaan seharusnya diikuti dengan tanggung jawab untuk menjaga keadilan, kebebasan, dan martabat manusia.
Karya: Mochtar Lubis
Biodata Mochtar Lubis:
- Mochtar Lubis adalah salah satu penulis puisi, novel, cerpen, penerjemah, pelukis, dan sekaligus jurnalis ternama.
- Mochtar Lubis lahir pada tanggal 7 Maret 1922 di Padang, Sumatera Barat.
- Mochtar Lubis meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 2004 di Jakarta.