Puisi: Wajah Cinta Sebenarnya (Karya Arahmaiani)

Puisi "Wajah Cinta Sebenarnya" karya Arahmaiani menggambarkan cinta sebagai entitas yang multifaset, penuh gairah, pemberontakan, dan paradoks.
Wajah Cinta Sebenarnya

Cintaku dihadapkan pada seribu muka
Pada mata, pada jemari
Ikal rambut, gelombang laut
Hati resah, jiwa gelisah
Warna gelap. Wanita
Dan lelaki tentu saja

Gairahnya terbang
Menyanyi di antara hati sunyi
Lelah perlu istirah

Cintaku pemberontak
Cintaku bau wiski
Cintaku banjir besar
Cintaku petaka:
Ingin merangkulmu!
(Koyak dan bunuhlah aku
Kasih aku waktu
Jadi satu sama kamu)

Apa wajah cinta
Wajahnya tikaman bola mata
Wajahnya sentuhan
Wajahnya pengakuan
Wajahnya ketidak-tahuan
Wajahnya tak terekam
Bermacam-macam.

Bandung, 1983

Sumber: Roh Terasing (2004)

Analisis Puisi:

Puisi "Wajah Cinta Sebenarnya" karya Arahmaiani merupakan sebuah eksplorasi mendalam tentang cinta dengan segala kompleksitas dan variannya. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan cinta sebagai entitas yang multifaset, penuh gairah, pemberontakan, dan paradoks. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan simbolisme yang kaya, Arahmaiani mengajak pembaca untuk merenungkan berbagai dimensi cinta yang seringkali sulit dipahami.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kompleksitas cinta. Penyair mengungkapkan berbagai aspek cinta yang berbeda, mulai dari keindahan dan kelembutan hingga pemberontakan dan kekacauan. Puisi ini juga menyoroti bagaimana cinta dapat menjadi sumber kebahagiaan sekaligus penderitaan.

Struktur

  1. Puisi ini terdiri dari empat bait. Pertama-pertama penyair menggambarkan cinta melalui berbagai metafora dan citra. Selanjutnya penyair lebih fokus pada pertanyaan retoris mengenai wajah cinta dan mendalami berbagai manifestasinya.
  2. Terdapat perpindahan yang halus antara deskripsi cinta yang lebih visual di bagian pertama dan eksplorasi filosofis di bagian kedua.

Gaya Bahasa

  1. Metafora dan Simile: Arahmaiani menggunakan banyak metafora untuk menggambarkan cinta, seperti "Cintaku bau wiski" dan "Cintaku banjir besar". Metafora ini menekankan sifat kompleks dan sering kali kontradiktif dari cinta.
  2. Personifikasi: Cinta dipersonifikasikan sebagai entitas yang mampu merasa lelah, memberontak, dan memiliki aroma. Hal ini memberikan dimensi yang hidup dan dinamis pada cinta.
  3. Pengulangan: Penggunaan pengulangan dalam baris seperti "Cintaku" memperkuat intensitas dan kekuatan emosional dari perasaan yang digambarkan.
  4. Pertanyaan Retoris: Pertanyaan "Apa wajah cinta" mengarahkan pembaca untuk merenung dan mencoba memahami berbagai aspek cinta.
Puisi "Wajah Cinta Sebenarnya" karya Arahmaiani adalah eksplorasi mendalam tentang kompleksitas cinta. Melalui penggunaan metafora yang kaya dan citra yang kuat, penyair menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang penuh gairah, kontradiksi, dan sering kali sulit dipahami. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan berbagai aspek cinta dan bagaimana cinta mempengaruhi kehidupan kita dengan cara yang berbeda-beda. Dengan pendekatan yang filosofis dan emosional, Arahmaiani berhasil menyampaikan pesan bahwa cinta adalah pengalaman yang unik dan multidimensional, yang tidak bisa dirangkum dalam satu definisi tunggal.

Arahmaiani
Puisi: Wajah Cinta Sebenarnya
Karya: Arahmaiani

Biodata Arahmaiani:
  • Arahmaiani lahir pada tanggal 21 Mei 1961 di Bandung.
© Sepenuhnya. All rights reserved.