Puisi: Wajah Cinta (Karya Fridolin Ukur)

Puisi "Wajah Cinta" karya Fridolin Ukur mengajarkan kita bahwa cinta bukan hanya sebuah perasaan, tetapi juga sebuah ungkapan yang bisa dituangkan ...
Wajah Cinta

Kata demi kata dijalin
kalimat demi kalimat diuntai menjadi
satu nada, satu irama, berjiwa dan bermakna.

Ungkapan hati, jiwa dan perasaan
dituturkan secara apik
dan menyentuh hati.
Rasa syukur, cinta, keagungan Tuhan,
kepasrahan diri, kasih Tuhan,
dan kasih kepada sesama
tertuang melalui kata-kata yang sederhana,
namun sarat makna.

Analisis Puisi:

Puisi "Wajah Cinta" karya Fridolin Ukur menggambarkan sebuah perasaan yang sangat mendalam dan universal, yakni cinta. Melalui kata-kata yang sederhana, Ukur berhasil menyampaikan kekuatan dan kedalaman makna dari cinta itu sendiri—baik itu cinta pada Tuhan, sesama, maupun diri sendiri. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung dan merasakan keindahan cinta dalam bentuk yang paling sederhana dan murni.

Perjalanan Kata yang Menyentuh Hati

Puisi ini diawali dengan ungkapan tentang proses pembentukan sebuah karya sastra: "Kata demi kata dijalin, kalimat demi kalimat diuntai menjadi satu nada, satu irama, berjiwa dan bermakna." Kalimat ini mengandung makna bahwa dalam menulis, setiap kata yang diucapkan dan setiap kalimat yang dirangkai bukan hanya sekedar untuk menyampaikan informasi, tetapi untuk menyampaikan sebuah perasaan, sebuah jiwa yang hidup. Seperti halnya cinta, ia bukan hanya terdiri dari kata-kata, tetapi juga dari sebuah proses yang mendalam dan penuh makna.

Dalam konteks ini, Ukur menggambarkan bagaimana cinta—baik cinta pada Tuhan, sesama, maupun pada kehidupan—terjalin dalam setiap kata yang diucapkan. Cinta itu tidak bisa dipisahkan dari bahasa yang indah dan penuh makna, karena cinta itu sendiri adalah sesuatu yang harus dipahami, dirasakan, dan diungkapkan.

Cinta sebagai Ekspresi Jiwa dan Perasaan

Selanjutnya, puisi ini menggambarkan cinta sebagai ungkapan hati, jiwa, dan perasaan yang disampaikan dengan cara yang penuh keindahan: "Ungkapan hati, jiwa dan perasaan dituturkan secara apik dan menyentuh hati." Cinta, dalam pandangan Ukur, adalah ekspresi yang mendalam dan tulus. Cinta tidak hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang bagaimana kata-kata tersebut bisa menyentuh dan menggerakkan hati orang lain.

Perasaan cinta yang disampaikan melalui kata-kata tidak selalu harus rumit atau berlebihan. Terkadang, ungkapan cinta yang sederhana namun tulus dapat lebih menyentuh hati dan menyampaikan makna yang lebih dalam daripada yang terucap dengan kata-kata yang berlebihan.

Makna Cinta yang Luas: Dari Tuhan Hingga Sesama

Puisi ini juga menggambarkan betapa luasnya makna cinta. Cinta bukan hanya tentang hubungan personal antara individu, tetapi juga cinta yang melibatkan rasa syukur kepada Tuhan, kasih kepada sesama, dan kepasrahan diri terhadap takdir. Ukur menuliskan bahwa rasa syukur, cinta, keagungan Tuhan, kepasrahan diri, kasih Tuhan, dan kasih kepada sesama semuanya dapat dituangkan dalam kata-kata yang sederhana, namun sarat makna.

"Rasa syukur, cinta, keagungan Tuhan, kepasrahan diri, kasih Tuhan, dan kasih kepada sesama tertuang melalui kata-kata yang sederhana, namun sarat makna." Kalimat ini menggambarkan bahwa cinta dalam puisi ini mencakup dimensi yang sangat luas—bukan hanya cinta manusia terhadap manusia, tetapi juga cinta yang melibatkan relasi dengan Tuhan dan seluruh ciptaan-Nya.

Cinta dalam Kesederhanaan

Keindahan puisi ini terletak pada kesederhanaannya. Ukur menekankan bahwa cinta sejati bukanlah sesuatu yang rumit dan sulit untuk dipahami. Cinta yang murni justru bisa ditemukan dalam kata-kata yang sederhana, yang bisa diungkapkan dengan cara yang jujur dan tulus. Puisi ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap kata yang diucapkan, dalam setiap perasaan yang dilontarkan, terdapat potensi untuk memberikan makna yang mendalam dan menginspirasi orang lain.

Cinta yang sarat makna bisa ditemukan dalam berbagai bentuk—dalam rasa syukur kepada Tuhan, dalam kasih kepada sesama, dalam kepasrahan diri terhadap segala takdir, serta dalam hubungan yang terjalin antar individu. Semua itu bisa terungkap dalam kata-kata sederhana, asalkan kata-kata tersebut datang dari hati yang tulus.

Puisi "Wajah Cinta" karya Fridolin Ukur mengajarkan kita bahwa cinta bukan hanya sebuah perasaan, tetapi juga sebuah ungkapan yang bisa dituangkan dalam kata-kata yang sederhana namun penuh makna. Cinta itu sendiri adalah kekuatan yang luar biasa yang bisa mengubah kehidupan kita, menghubungkan kita dengan Tuhan dan sesama, serta memberi makna dalam perjalanan hidup kita.

Lewat puisi ini, Ukur mengajak kita untuk menyadari bahwa kata-kata yang kita pilih dalam mengungkapkan cinta dapat menjadi lebih dari sekadar komunikasi. Mereka bisa menjadi jembatan yang menghubungkan hati-hati yang berbeda, memperkuat ikatan manusia, dan membawa kita lebih dekat dengan pemahaman yang lebih dalam tentang kasih sayang, syukur, dan kepasrahan. Cinta dalam puisi ini adalah cinta yang tulus, yang bisa menyentuh hati meskipun diungkapkan dengan cara yang sangat sederhana.

Puisi Terbaik
Puisi: Wajah Cinta
Karya: Fridolin Ukur

Biodata Fridolin Ukur:
  • Fridolin Ukur lahir di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah, pada tanggal 5 April 1930.
  • Fridolin Ukur meninggal di Jakarta, pada tanggal 26 Juni 2003 (pada umur 73 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.