Puisi: Untuk Ibu (Karya Ook Nugroho)

Puisi "Untuk Ibu" karya Ook Nugroho mengajarkan bahwa ibu adalah sosok yang tidak hanya memberi kehidupan, tetapi juga inspirasi yang tak habis ...
Puisi untuk Ibu

Puisi untuk ibu
Tak kunjung rampung
Dituliskan

Selalu saja
Ada kata yang
Belum pas
Kalimat yang
Melesat dari siasat

Atau rasa yang
Sepertinya berlebihan
Sewaktu akhirnya
Diucapkan

Ibu adalah kewajaran
Sekaligus kepenuhan

Bagaimana
Menuang ibu
Ke dalam sajak
Mengaduknya
Dengan selaras

Sebelum
Mereguknya
Tandas

Serasa bakal tiada
Selesai kugagas

Analisis Puisi:

Puisi "Untuk Ibu" karya Ook Nugroho merupakan salah satu karya yang menggambarkan kompleksitas perasaan terhadap sosok ibu. Dengan bahasa sederhana namun penuh makna, puisi ini mengungkapkan betapa sulitnya menggambarkan ibu secara utuh dalam sebuah tulisan. Keindahan puisi ini terletak pada bagaimana Ook Nugroho merangkai kata untuk merepresentasikan rasa cinta, penghormatan, dan kekaguman yang begitu besar terhadap ibu.

Makna dan Tema dalam Puisi

Puisi ini menggambarkan perasaan seorang anak yang mencoba menuangkan cinta dan penghormatannya kepada ibu melalui tulisan. Namun, ia menyadari bahwa upaya tersebut tidak pernah terasa cukup. Ada beberapa tema utama yang dapat diambil dari puisi ini:
  1. Ketulusan Cinta Seorang Anak kepada Ibu: Penyair menggambarkan bagaimana sosok ibu begitu istimewa sehingga sulit dituangkan ke dalam kata-kata. Hal ini menunjukkan ketulusan rasa cinta dan penghargaan seorang anak kepada ibunya.
  2. Kompleksitas Perasaan terhadap Ibu: Puisi ini menyiratkan bahwa ibu adalah sosok yang sederhana tetapi penuh makna. Frasa "ibu adalah kewajaran sekaligus kepenuhan" mencerminkan bagaimana ibu adalah bagian alami dari kehidupan, namun perannya begitu besar sehingga sulit untuk digambarkan.
  3. Keabadian Rasa Sayang: Frasa "serasa bakal tiada selesai kugagas" menunjukkan bahwa cinta dan penghormatan kepada ibu adalah sesuatu yang abadi, tak akan pernah habis digali atau diungkapkan.

Gaya Bahasa

Ook Nugroho menggunakan gaya bahasa yang sederhana namun penuh kedalaman untuk menyampaikan makna dalam puisi ini. Berikut adalah beberapa aspek gaya bahasa yang menonjol:
  1. Penggunaan Repetisi: Kata-kata seperti "tak kunjung rampung" dan "serasa bakal tiada selesai" menciptakan pengulangan ide tentang kesulitan menggambarkan ibu secara utuh. Ini menunjukkan bahwa ibu adalah sosok yang begitu kompleks dan istimewa sehingga tidak bisa dirangkum dalam satu tulisan.
  2. Metafora dan Simbolisme: "Menuang ibu ke dalam sajak" Metafora ini melambangkan upaya untuk menggambarkan ibu dalam bentuk karya seni, tetapi tetap sulit menemukan kata-kata yang pas. "Mereguknya tandas" Simbolisme ini menunjukkan bagaimana setiap usaha untuk memahami dan menggambarkan ibu selalu berujung pada rasa belum cukup.
  3. Kontraksi antara Sederhana dan Kompleks: Frasa "ibu adalah kewajaran sekaligus kepenuhan" adalah contoh kontraksi yang menunjukkan bagaimana ibu adalah hal yang tampak biasa, tetapi sebenarnya penuh makna dan kedalaman.
  4. Nada Reflektif: Puisi ini memiliki nada reflektif yang kuat, seolah-olah penyair sedang merenungkan perannya sebagai anak yang ingin mengekspresikan rasa hormat dan cintanya kepada ibu, tetapi selalu merasa belum cukup.

Pesan Moral dalam Puisi

Puisi ini memberikan beberapa pesan moral yang relevan bagi para pembacanya:
  1. Menghargai Sosok Ibu: Puisi ini mengajarkan kita untuk tidak pernah menganggap remeh peran ibu dalam kehidupan. Ibu adalah sosok yang sederhana tetapi memiliki pengaruh besar dalam membentuk siapa kita hari ini.
  2. Kesulitan Mengungkapkan Cinta: Tidak semua rasa cinta dan penghormatan bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ada kalanya, perasaan tersebut lebih baik ditunjukkan melalui tindakan nyata dan perhatian yang tulus.
  3. Keterbatasan Bahasa untuk Mengungkapkan Perasaan: Puisi ini juga menyiratkan bahwa ada keterbatasan dalam bahasa manusia untuk sepenuhnya menggambarkan perasaan yang begitu dalam, seperti rasa cinta kepada ibu.
  4. Ibu sebagai Sumber Kehidupan dan Inspirasi: Frasa “menuang ibu ke dalam sajak” mengindikasikan bahwa ibu adalah sumber inspirasi yang tak pernah habis. Setiap kenangan dan perannya dalam kehidupan menjadi bahan refleksi yang berharga.

Relevansi Puisi dalam Kehidupan Modern

Dalam kehidupan modern yang serba sibuk, sering kali kita lupa untuk mengapresiasi ibu sebagai sosok yang berperan besar dalam hidup kita. Puisi ini relevan sebagai pengingat untuk meluangkan waktu sejenak, merenungkan peran ibu, dan menunjukkan rasa cinta serta penghormatan kita.

Di tengah era digital, puisi ini juga relevan bagi para anak muda yang sering menggunakan media sosial untuk mengekspresikan perasaan mereka. Namun, Ook Nugroho mengingatkan bahwa meskipun kita mencoba menulis ribuan kata, cinta kepada ibu tetaplah sesuatu yang tidak bisa diukur hanya dengan tulisan.

Puisi "Untuk Ibu" karya Ook Nugroho adalah puisi yang indah dan penuh makna. Melalui kata-kata yang sederhana, puisi ini menggambarkan kesulitan menggambarkan sosok ibu yang begitu istimewa. Pesan yang terkandung di dalamnya relevan bagi siapa saja, terutama dalam mengingatkan kita untuk selalu menghargai dan mencintai ibu, baik melalui tindakan nyata maupun refleksi pribadi.

Dalam setiap barisnya, puisi ini mengajarkan bahwa ibu adalah sosok yang tidak hanya memberi kehidupan, tetapi juga inspirasi yang tak habis-habisnya. Cinta dan penghormatan kepada ibu adalah sesuatu yang abadi, meskipun tak selalu bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Ook Nugroho
Puisi: Puisi untuk Ibu
Karya: Ook Nugroho

Biodata Ook Nugroho:
  • Ook Nugroho lahir pada tanggal 7 April 1960 di Jakarta, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Rumah BaruSebuah rumah baruDibangun dekat simpangan ituKau tergoda bertanyaBerapa sepi kelakTinggal di rumah bagus itu?Berapa cemasBakal beranak pinak?Berapa lukaMengisi ruang teta…
  • Pada Suatu Hari Pemilihan UmumIa tak menemukan kesulitan sama sekaliMenentukan siapa pemimpin yang harus dipilihnyaIa sudah punya perhitungan dan alasan sendiriBegitulah, dengan te…
  • Usaha Mencatat Gerimis- Menafsir MalnaSebelum dituliskan ia masih sepenuhnya gerimisMelayang merdeka tak beribu-bapak di udara tak bernamaLantas lembut sempurna bisa kau rasakan me…
  • Di TerminalSejumlah tujuan terus ditawar-tawarkanSejumlah keberangkatan terus juga dipaksakanSsst, sekian kehilangan ada juga mengintaiNyelinap diam-diam dalam kusut jadwalMendompl…
  • Di Ruang ItuDi ruang ituKami bertiga sajaBapa, dia dan sayaAdapun BapaDiam dan rahasiaSebagai biasaAdapaun dia(Dan saya)Saling merekaLelakon apaTema apa kiranyaDalam jeda iniLayak …
  • Sketsa MalamSepi merondaMenjaga mulut gangKota yang lelahPenat oleh pengkhianatanMenitipkan mimpinyaPada pucat lelampuRumah-rumahSeperti memejamPastilah nyeri yang dalamDipendam di…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.