Puisi: Tubuhmu Lebih Luas Dari Ranjang (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Tubuhmu Lebih Luas dari Ranjang" karya Joko Pinurbo menyajikan sebuah gambaran mendalam tentang hubungan, baik fisik maupun emosional, ...
Tubuhmu Lebih Luas Dari Ranjang

Semalam sehektar ranjang.
Setahun sejengkal badan.

Kutempuh kau di hektar-hektar mimpi.
Di hektar-hektar sakit kau kujelajahi.

Tubuhmu jauh, menikung, curam.

Tubuhmu lebih luas dari ranjang.

2000

Analisis Puisi:

Puisi "Tubuhmu Lebih Luas dari Ranjang" karya Joko Pinurbo menyajikan sebuah gambaran mendalam tentang hubungan, baik fisik maupun emosional, antara dua individu. Dalam puisi ini, Pinurbo menggali tema tentang cinta, jarak, dan keintiman, yang dihadirkan dengan cara yang puitis dan penuh makna. Dengan bahasa yang lugas namun penuh nuansa, ia menggambarkan perjalanan batin dan fisik yang melibatkan tubuh, waktu, dan ruang yang terasa lebih luas dan tak terjangkau.

Dimensi Tubuh dalam Kehidupan Emosional

Pembukaan puisi ini dimulai dengan sebuah pernyataan yang sederhana namun mendalam:

"Semalam sehektar ranjang.
Setahun sejengkal badan."

Dua kalimat ini langsung memberikan kesan tentang ruang fisik yang terbatas, yang kemudian dihadapkan dengan rasa rindu atau keinginan yang tak terungkapkan secara langsung. Kata "sehektar ranjang" membayangkan sepotong ruang tidur yang biasa digunakan oleh dua orang, sementara "sejengkal badan" mengindikasikan sebuah jarak yang sangat kecil, namun tetap terasa besar ketika dipisahkan oleh ruang dan waktu. Jarak ini bisa jadi merupakan jarak fisik antara pasangan, atau bahkan jarak emosional yang terasa semakin menjauh meskipun keduanya berada dalam ruang yang sama. Kontradiksi antara luasnya ranjang yang sejuta kemungkinan dengan "sejengkal badan" menggambarkan perasaan keterasingan yang mungkin dirasakan dalam hubungan yang meskipun dekat, tetap dipisahkan oleh sesuatu yang lebih dalam.

Perjalanan Batinih dalam Mimpi dan Sakit

Dalam bagian selanjutnya puisi ini, Pinurbo membawa pembaca memasuki dimensi mimpi dan sakit, yang berfungsi sebagai perantara dalam menjelajahi tubuh dan perasaan.

"Kutempuh kau di hektar-hektar mimpi.
Di hektar-hektar sakit kau kujelajahi."

Di sini, mimpi dan sakit digambarkan sebagai dua elemen yang memiliki kekuatan untuk menembus batasan ruang fisik. "Hektar-hektar mimpi" mengisyaratkan sebuah dunia yang luas, tempat di mana segala sesuatu bisa terjadi dan di mana tubuh, emosi, dan kenangan dapat menjelajah tanpa batas. Mimpi sebagai sebuah ruang yang tidak terikat oleh hukum fisika memberi kesempatan bagi penulis untuk mengalami dan merasakan sesuatu yang lebih besar daripada kenyataan. Mimpi menjadi tempat di mana jarak tidak lagi relevan, di mana hubungan bisa lebih bebas, meski dalam bentuk yang abstrak dan metaforis.

Sementara itu, "hektar-hektar sakit" merujuk pada penderitaan emosional atau fisik yang dirasakan penulis dalam perjalanannya. Sakit dalam puisi ini bisa jadi merupakan simbol dari perasaan kehilangan atau rindu yang begitu dalam. Seperti halnya mimpi yang bisa terasa sangat nyata, sakit pun bisa meluas dan menjadi begitu menguasai, mengitari tubuh dan jiwa, membawa penulis ke dalam perjalanan yang tak terbatas. Dengan kata lain, puisi ini mengungkapkan bahwa meskipun kita mengalami jarak, baik dalam fisik atau perasaan, kita tetap dapat merasakan kedekatan dalam dimensi lain seperti mimpi dan perasaan sakit.

Konsep Tubuh yang Luas dan Tak Terjangkau

Kemudian, barisan terakhir puisi ini menghadirkan kalimat yang sangat berkesan:

"Tubuhmu jauh, menikung, curam.
Tubuhmu lebih luas dari ranjang."

Di sini, tubuh tidak lagi hanya sekadar wadah fisik, melainkan menjadi simbol dari segala kompleksitas hubungan yang sulit untuk dipahami sepenuhnya. "Tubuhmu jauh, menikung, curam" menggambarkan sebuah perasaan yang penuh ketegangan dan kedalaman, sebuah perjalanan yang harus ditempuh meskipun ada banyak liku dan rintangan di dalamnya. Tubuh di sini menjadi lebih dari sekadar tempat untuk bersentuhan, melainkan sebuah ruang yang penuh dengan misteri dan tantangan.

Lebih lanjut, kalimat "Tubuhmu lebih luas dari ranjang" adalah penegasan bahwa tubuh, baik secara fisik maupun emosional, memiliki dimensi yang jauh lebih besar dari apa yang tampak pada permukaan. Ranjang, sebagai tempat yang sempit dan terbatas, tidak bisa sepenuhnya menggambarkan kedalaman tubuh yang melampaui batas ruang fisik. Tubuh yang luas ini bisa diartikan sebagai kedalaman perasaan, kenangan, dan hubungan yang tidak bisa dipahami hanya dengan mengandalkan indra atau penglihatan fisik. Ada ruang-ruang tak terlihat yang hanya bisa dijelajahi melalui perasaan, dan ini menjadi inti dari hubungan yang lebih kompleks daripada sekadar kedekatan fisik.

Simbolisme Tubuh dalam Puisi Pinurbo

Dalam puisi ini, tubuh berfungsi sebagai simbol dari banyak hal: hubungan yang tidak hanya terikat oleh ruang fisik, perasaan yang melampaui batas waktu dan tempat, serta perjalanan batin yang terus berlanjut meskipun ada jarak yang memisahkan. Tubuh bukan hanya tempat perasaan fisik, tetapi juga merupakan ruang bagi kenangan, harapan, dan rasa rindu yang tak terucapkan. Dengan metafora tubuh yang luas, Pinurbo berhasil menyampaikan bahwa meskipun ada jarak fisik atau waktu yang memisahkan, hubungan yang sejati dapat melampaui batasan tersebut dan tetap ada dalam bentuk yang lebih mendalam, melalui perasaan dan ingatan yang tidak terbatas.

Puisi "Tubuhmu Lebih Luas dari Ranjang" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang mengajak pembaca untuk merenung tentang kedalaman hubungan antara dua individu, baik dari segi fisik maupun emosional. Dengan bahasa yang sederhana namun kaya akan makna, Pinurbo menggambarkan tubuh sebagai ruang yang lebih luas dari sekadar tempat tidur, sebagai simbol dari perasaan yang melampaui ruang dan waktu.

Melalui penggunaan metafora dan simbolisme yang tajam, puisi ini menunjukkan bagaimana jarak—baik fisik maupun emosional—dapat mengubah bentuk keintiman, tetapi tidak menghalangi hubungan itu untuk tetap berkembang dalam dimensi lain seperti mimpi, sakit, dan ingatan. Dalam dunia yang terbatas, tubuh tetap menjadi ruang yang sangat luas, penuh dengan potensi dan kedalaman yang belum sepenuhnya bisa dijelajahi.

Puisi Tubuhmu Lebih Luas Dari Ranjang
Puisi: Tubuhmu Lebih Luas Dari Ranjang
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.