Puisi: Tiada yang Lebih Aman (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Tiada yang Lebih Aman" karya Ajip Rosidi mengingatkan kita untuk hidup dalam momen sekarang dan tidak terlalu terikat pada masa lalu atau ...
Tiada yang Lebih Aman

Tiada yang lebih aman, pun tiada yang lebih nikmat
Membayangkan masa lampau yang dalam kenangan terpahat.

Tiada yang lebih berat, pun tiada yang lebih berarti
Dan saat kini yang 'kan seg'ra lepas pula jadi mimpi.

Tiada yang lebih gamang, pun tiada yang lebih senang
Menghadapi masa datang, yang 'kan segera jadi sekarang.

Detik-detik berloncatan, tak satu pun kembali terulang
Karena antara tadi dan nanti, sekarang menghalang.

1962

Sumber: Jeram (1970)

Analisis Puisi:

Puisi adalah bentuk seni yang sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan pengalaman penulis. Puisi "Tiada yang Lebih Aman" karya Ajip Rosidi adalah salah satu contoh puisi yang penuh dengan makna dan refleksi.

Keselamatan dalam Kenangan: Baris pertama puisi ini, "Tiada yang lebih aman, pun tiada yang lebih nikmat," mengekspresikan perasaan keamanan dan kenikmatan yang ditemukan dalam kenangan. Pada dasarnya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kenangan masa lalu yang menjadi tempat perlindungan dari ketidakpastian dunia sekarang.

Penggunaan kata "aman" di sini menyoroti pentingnya kenangan sebagai tempat perlindungan emosional. Kenangan ini memberikan kenyamanan dan kebahagiaan dalam menghadapi realitas yang terus berubah.

Kesatuan Waktu: Puisi ini juga menyoroti konsep waktu dan bagaimana masa lalu, sekarang, dan masa depan saling terhubung. Baris-baris seperti "Membayangkan masa lampau yang dalam kenangan terpahat" dan "satu pun kembali terulang" menciptakan rasa kesatuan dalam pengalaman manusia. Puisi ini mengungkapkan bahwa waktu berjalan terus, dan kita hanya bisa menghadapinya dalam momen sekarang.

Keterbatasan Manusia: Puisi ini mencerminkan keterbatasan manusia dalam mengendalikan waktu dan mengubah perjalanan hidupnya. Baris "Detik-detik berloncatan, tak satu pun kembali terulang" menyampaikan gagasan bahwa setiap momen yang kita lewati tidak akan pernah bisa diulang. Ini mengingatkan kita untuk hidup dalam momen ini dan meraih kebahagiaan sekarang, karena masa lalu telah terpahat dan masa depan masih harus dihadapi.

Perubahan dan Ketidakpastian: Puisi ini juga menciptakan kontras antara perasaan "aman" dalam kenangan masa lalu dan realitas yang selalu berubah. Baris seperti "saat kini yang 'kan seg'ra lepas pula jadi mimpi" dan "Menghadapi masa datang, yang 'kan segera jadi sekarang" menyoroti ketidakpastian hidup. Momen sekarang selalu berubah menjadi masa lalu, dan masa depan datang dengan cepat.

Keluwesan Bahasa: Ajip Rosidi menggunakan bahasa yang sederhana namun mendalam dalam puisi ini. Penggunaan kata-kata yang ringan dan pengulangan dalam puisi menciptakan ritme dan melibatkan pembaca dalam pemikiran yang dinyatakan dalam puisi.

Pesan Akhir: Puisi "Tiada yang Lebih Aman" karya Ajip Rosidi adalah karya sastra yang merenungkan konsep waktu, kenangan, dan ketidakpastian hidup. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan dengan lebih sadar dan menghargai setiap momen yang kita miliki. Sementara masa lalu memberikan kenangan yang nyaman, masa kini adalah saat yang paling berharga.

Puisi ini mengingatkan kita untuk hidup dalam momen sekarang dan tidak terlalu terikat pada masa lalu atau terlalu khawatir tentang masa depan. Ini adalah pesan yang relevan dan mendalam yang dapat membuat kita berpikir tentang bagaimana kita menghadapi hidup dan waktu yang terus berlalu.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Tiada yang Lebih Aman
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.