Puisi: Temperamen (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Temperamen" karya W.S. Rendra mengajak pembaca untuk merenungkan sifat manusia yang kompleks dan perubahan suasana hati yang dapat diredakan ..
Temperamen

Batu kali
ditimpa terik matahari.
Betapa panasnya!

Ketika malam kembali membenam
kali pun tenteram.

Bulannya sejuk
dan air bernyanyi
tiada henti.

Jika kita marah
pada kekasih
selamanya tak bisa lama.

Sagan, 1958

Sumber: Puisi-Puisi Cinta (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Temperamen" karya W.S. Rendra adalah sebuah pengamatan yang sederhana namun dalam tentang sifat manusia dan alam. Melalui metafora alam, Rendra menggambarkan temperamen atau sifat batin manusia dengan sungguh-sungguh.

Batu Kali dan Terik Matahari: Metafora batu kali yang ditimpa terik matahari menggambarkan kepanasan dan kekerasan dalam situasi tertentu. Batu kali menjadi simbol keadaan yang sulit dan menyiksa, mirip dengan kondisi emosi manusia yang terpancing atau teruji oleh situasi eksternal.

Ketenangan Malam: Meskipun terik matahari membuat batu kali panas, malam datang dan membawa ketenangan. Ini menggambarkan perubahan dalam suasana hati manusia dari keadaan yang panas dan tegang menjadi lebih tenang dan damai. Alam menawarkan siklus yang terus berlanjut antara siang dan malam, menunjukkan kemampuan alam untuk mengatasi perubahan dan ketidakpastian.

Kejernihan dalam Keseimbangan: Bulan yang sejuk dan air yang bernyanyi tiada henti menyoroti kejernihan dan keindahan alam yang tidak terpengaruh oleh perubahan suasana hati manusia. Ini menggambarkan keseimbangan dan keindahan dalam alam yang terus berlangsung, tidak terpengaruh oleh temperamen manusia.

Ketidaklanggengan Kemarahan: Dalam baris terakhir, Rendra menyatakan bahwa kemarahan terhadap kekasih tidak dapat bertahan lama. Ini menyoroti sifat sementara dari emosi manusia dan kemampuan alam untuk mendamaikannya. Meskipun manusia dapat merasakan kemarahan dan ketegangan, alam dan keindahannya memberikan rasa tenang dan kedamaian yang pada akhirnya menyeimbangkan emosi manusia.

Dengan demikian, melalui puisi "Temperamen", Rendra mengajak pembaca untuk merenungkan sifat manusia yang kompleks dan perubahan suasana hati yang dapat diredakan oleh keindahan dan keseimbangan alam. Ini adalah sebuah pengingat akan keterkaitan manusia dengan alam dan kekuatan penyembuhan yang dapat ditemukan di dalamnya.


Puisi W.S. Rendra
Puisi: Temperamen
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Persatuan Dada debar penuh kerinduan,      akan Kekasih      yang jauh masih, Hati lemah, mengundang percintaan. Hasrat tumbuh membawa kepilu…
  • Kematian Kepompong Engkau ikut dalam arak-arakan itu. menuju rumah cinta yang tak berpintu. aku yang mengusung dan kita gali liang buat diri sendiri. doa-doa lupa dibacakan:…
  • Cinta(I)Suatu waktudia datang kepadakuKurasakan kelembutan tangankesayangandi punggungkuSuara altonyaberbisik tanyakapanselesai kucing‐kucinganAku menunduk  seperti orang…
  • Yang Masih Punya CintaSiapa tak kan gelisahdekat di hati sukar dijamahbila jatuh menanggung rinduSiapa tak kan resahberat kaki melangkahbila diam mengandung senduBila pohon randu s…
  • Aku Berharap Tenang wajahmu takkan menyesatkanku sebagai pemburu bayang-bayang Karena cinta takkan hina tatkala kau menangis atas nama rindu. Rembang 2008Analisis Puisi:Puisi …
  • Puisi CintaAdakah cinta di setiap kita?Dalam setia terselip cintaSetia dan cinta bisa tiada seketikaKetika puisi kehilangan wangi cintaDan ketika tanahair tak tersentuh puisi cinta…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.