Sepi
sepi menggeliat
dalam ulat dalam pisang itu
sepi menggeliat
dalam daging dalam celanaku
sepi terbaring menunggu
dalam buku-buku
sepi menunjukmu:
Aku
Sumber: Horison (Juli, 1971)
Analisis Puisi:
Puisi "Sepi" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah karya yang singkat namun sarat dengan makna.
Tema Kesendirian: Tema utama dalam puisi ini adalah kesendirian atau sepi. Penyair menggunakan gambaran-gambaran yang kuat untuk menggambarkan keadaan sepi, seperti ulat dalam pisang, daging dalam celana, dan buku-buku yang terbuka. Kesendirian ini dipahami sebagai keadaan di mana seseorang merasa terisolasi dan sendirian.
Gambaran-Gambaran Konkret: Penyair menggunakan gambaran-gambaran konkret seperti ulat dalam pisang, daging dalam celana, dan buku-buku untuk menggambarkan keadaan sepi. Gambaran-gambaran ini memberikan kesan visual yang kuat dan memperkuat perasaan sepi yang ingin disampaikan oleh penyair.
Kehadiran Sepi yang Menyergap: Sepi digambarkan sebagai entitas yang aktif, yang "menggeliat" dan "menunggu". Hal ini menciptakan kesan bahwa sepi bukan hanya keadaan kosong atau hampa, tetapi sesuatu yang hidup dan memiliki kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi individu.
Puisi "Sepi" karya Sutardji Calzoum Bachri merupakan penggambaran yang kuat tentang perasaan kesendirian dan sepi. Dengan menggunakan gambaran-gambaran konkret, penyair berhasil menyampaikan keadaan sepi sebagai sesuatu yang hidup dan menyergap. Pesan tentang keberadaan diri di tengah-tengah kesepian juga memberikan dimensi yang lebih dalam pada puisi ini.
Puisi: Sepi
Karya: Sutardji Calzoum Bachri
Biodata Sutardji Calzoum Bachri:
- Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
- Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.