Analisis Puisi:
Puisi "Semata Cahaya" karya Dimas Arika Mihardja adalah sebuah karya sastra yang memadukan tema-tema spiritualitas, keagamaan, dan perasaan individu yang dalam. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan perjalanan spiritual dan keinginan untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan melalui cahaya.
Keinginan Spiritual: Puisi ini dimulai dengan perintah dari seseorang (mungkin orang yang dicintai atau bahkan Tuhan) untuk menulis puisi. Keinginan ini mendorong penyair untuk merangkai kata-kata dalam rangkaian puisi yang indah. Ini mencerminkan dorongan penyair untuk menyampaikan perasaan dan pengalaman spiritual melalui kata-kata.
Simbolisme Cahaya: Cahaya digunakan sebagai simbol penting dalam puisi ini. Cahaya melambangkan iluminasi, pengetahuan, dan kehadiran Tuhan. Penyair merujuk pada cahaya sebagai sesuatu yang mengisi seluruh aspek keberadaan manusia, seperti mata, pikiran, dan jiwa. Penggunaan cahaya sebagai simbol memperkaya makna puisi ini dan menghadirkan dimensi spiritual.
Keterbatasan Manusia dan Kehendak Tuhan: Penyair menunjukkan kesadaran akan keterbatasan manusia dalam mencapai kedekatan dengan Tuhan. Meskipun ada keinginan kuat untuk mencapai pencerahan spiritual, penyair menyadari bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam menghadapi cahaya yang begitu terang dan mencerahkan. Ada rasa rendah hati dan penyesalan atas ketidakmampuan untuk mengatasi terangnya kehadiran Tuhan.
Perbandingan dengan Tokoh-Tokoh Spiritual: Dalam puisi ini, penyair membandingkan dirinya dengan tokoh-tokoh spiritual seperti Chairil Anwar dan Rabiah Al-Adawiyah. Referensi terhadap Chairil Anwar menciptakan perasaan kehilangan diri dan perjalanan yang sulit, sementara referensi terhadap Rabiah Al-Adawiyah menyoroti keinginan penyair untuk mencapai rendah hati dan penyerahan kepada Tuhan dalam pencarian spiritualnya.
Pencarian dan Kesakitan: Puisi ini menciptakan suasana pencarian spiritual yang penuh dengan kesakitan dan pertentangan batin. Penyair merasa tersiksa oleh cahaya ilahi yang begitu terang dan kuat sehingga membuatnya merasa tidak layak dan tak mampu. Meskipun demikian, dorongan untuk mencari keberadaan Tuhan tetap menggelora, dan penyair merangkai kata-kata yang menggambarkan perjalanan batinnya.
Puisi "Semata Cahaya" karya Dimas Arika Mihardja adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian akan kedekatan dengan Tuhan. Melalui simbolisme cahaya, perbandingan dengan tokoh-tokoh spiritual, dan penggunaan bahasa yang mendalam, penyair mengeksplorasi tema-tema seperti keterbatasan manusia, perasaan rendah hati, dan keinginan untuk mencapai iluminasi spiritual. Puisi ini menciptakan suasana yang penuh makna dan emosional, serta mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan perjalanan spiritual dalam kehidupan.
Karya: Dimas Arika Mihardja