Puisi: Sajak (Karya Darwanto)

Puisi "Sajak" karya Darwanto mengajak kita untuk merenungkan kekuatan kata-kata dan komitmen yang kita buat dalam hidup. Kata ikrar, baik yang ...

Sajak (1)


Seperti cahaya matahari
dalam kata ikrar yang terang
di hari baik ini
Seperti cahaya rembulan
dalam kata ikrar yang gemilang
di bulan baik ini
2025

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak" karya Darwanto mengandung pesan-pesan spiritual yang dalam dan menggunakan simbol cahaya sebagai unsur utama untuk menggambarkan pencerahan dan kebenaran. Dalam karya ini, Darwanto menekankan pentingnya "kata ikrar" yang menjadi pusat dari pemahaman hidup, diiringi oleh simbol-simbol cahaya yang membawa makna berbeda di setiap waktu—matahari di siang hari dan rembulan di malam hari. Melalui puisi ini, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan kekuatan kata-kata dan komitmen yang datang dari dalam diri, serta bagaimana hal itu memberi penerangan dalam kehidupan sehari-hari.

Simbolisme Cahaya dalam Puisi

Cahaya adalah simbol universal yang sering digunakan dalam berbagai karya sastra untuk menggambarkan pengetahuan, pencerahan, atau kebenaran. Dalam Sajak, Darwanto menggunakan dua jenis cahaya untuk mengungkapkan nilai-nilai positif yang ada dalam kehidupan: matahari dan rembulan. Kedua elemen alam ini tidak hanya berfungsi sebagai penggambaran visual yang menarik, tetapi juga menyimbolkan dua kondisi atau fase yang berbeda dalam kehidupan manusia.

"Seperti cahaya matahari dalam kata ikrar yang terang di hari baik ini."

Matahari di sini melambangkan cahaya yang terang, jelas, dan penuh energi, yang memberikan kehidupan dan pencerahan. Kata ikrar yang "terang" ini menunjukkan bahwa pernyataan atau janji yang diucapkan memiliki kekuatan dan makna yang jelas. Dalam konteks ini, matahari bisa dipahami sebagai simbol dari harapan, optimisme, dan keyakinan yang menguatkan perjalanan hidup di siang hari, ketika segala sesuatunya tampak terang dan jelas.

"Seperti cahaya rembulan dalam kata ikrar yang gemilang di bulan baik ini."

Sementara itu, rembulan berfungsi sebagai simbol cahaya yang lebih lembut dan reflektif. Cahaya rembulan tidak sekeras dan seterang cahaya matahari, tetapi ia memberikan sinar yang memancarkan ketenangan, keindahan, dan kedamaian. Dalam konteks puisi ini, rembulan bisa diartikan sebagai pengingat bahwa ada kalanya hidup kita harus berjalan dengan lebih tenang dan merenung. Kata ikrar yang "gemilang" di malam hari ini menunjukkan komitmen atau janji yang tetap berharga meskipun dalam kondisi yang lebih tenang dan reflektif.

Ikrar: Janji yang Membawa Cahaya

Kata "ikrar" dalam puisi ini berperan sebagai elemen utama yang menjadi pusat dari makna kehidupan. Ikrar adalah sebuah pernyataan atau janji yang mengandung komitmen, yang tidak hanya diucapkan dengan lidah, tetapi juga dengan hati yang tulus. Dalam puisi ini, kata ikrar dihubungkan dengan cahaya matahari dan rembulan, yang menunjukkan bahwa janji atau komitmen ini memberikan penerangan dalam kehidupan manusia, baik di saat terang maupun di saat gelap.

"Dalam kata ikrar yang terang di hari baik ini"

Pernyataan ini menunjukkan bahwa saat kita menyampaikan janji atau komitmen, kita perlu melakukannya dengan keyakinan dan terang benderang, tanpa keraguan. Seperti cahaya matahari yang jelas, komitmen ini harus kuat dan terang agar bisa memberikan pengaruh yang baik di kehidupan sehari-hari.

"Dalam kata ikrar yang gemilang di bulan baik ini"

Di sisi lain, kata ikrar juga bisa diucapkan dengan ketenangan dan refleksi, seperti cahaya rembulan yang lembut dan memancarkan kedamaian. Ini menunjukkan bahwa ada kalanya komitmen dan janji bisa lebih efektif bila disampaikan dengan penuh kesabaran, perenungan, dan ketenangan.

Perbedaan Hari dan Malam: Dualitas Kehidupan

Penggunaan simbol matahari dan rembulan dalam puisi ini juga bisa dilihat sebagai penggambaran dualitas kehidupan. Matahari sebagai simbol terang dan hari yang baik mewakili waktu di mana segala sesuatu tampak jelas dan penuh energi. Ini bisa diartikan sebagai fase dalam hidup di mana kita merasa optimis, yakin, dan penuh semangat untuk menjalani kehidupan. Sementara itu, rembulan, yang muncul di malam hari, memberi kita gambaran tentang waktu yang lebih introspektif dan penuh perenungan. Ini mengingatkan kita bahwa dalam hidup, ada waktu untuk bertindak dengan berani dan ada pula waktu untuk merenung dan menemukan makna dalam kesunyian.

Keduanya—matahari dan rembulan—mewakili dua sisi yang tak terpisahkan dalam hidup manusia: fase terang dan gelap, aktif dan reflektif, berjuang dan menerima. Kedua fase ini penting, dan keduanya dapat saling mengisi untuk menciptakan kehidupan yang lebih seimbang.

Puisi "Sajak" karya Darwanto mengajak kita untuk merenungkan kekuatan kata-kata dan komitmen yang kita buat dalam hidup. Kata ikrar, baik yang terang benderang seperti matahari maupun yang gemilang seperti rembulan, memiliki peran penting dalam memberikan arah dan pencerahan bagi perjalanan hidup kita. Setiap janji atau komitmen yang kita buat harus dihargai dan diucapkan dengan tulus, karena kata-kata tersebut dapat memberikan pengaruh yang besar dalam membimbing kita, baik saat kita menghadapi terang atau gelapnya kehidupan.

Melalui puisi ini, Darwanto mengajarkan kita bahwa kehidupan ini penuh dengan cahaya dan kegelapan, dan keduanya memberikan makna yang berbeda namun saling melengkapi. Seperti halnya matahari dan rembulan, kehidupan kita juga dipenuhi dengan momen yang terang dan gelap, tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita menyikapinya dengan kata-kata dan ikrar yang memberikan kekuatan dan pencerahan untuk terus melangkah.

Puisi Darwanto
Puisi: Sajak
Karya: Darwanto

Biodata Darwanto:
  • Darwanto lahir pada tanggal 6 Maret 1994.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Ibu, Aku RinduIbu...di ujung malam yang sunyi ini,ada sesuatu yang sesak di dadaku,sesuatu yang tak bisa kusampaikankepada siapa pun kecuali padamu.Aku mencarimu di setiap hembusan…
  • Aku Berduka atas Matinya KitaSepenggal luka masih deras mengeluarkan darah-darahpada kepalaSejuta dendam masih setia menikam rindu atas kenangan-kenangan dalam dadaBagaimana m…
  • Seekor Kupu-KupuSeekor kupu-kupu itu akhirnya mencapai udaradan sesekali ia hinggap di atas bunga-bungayang kebetulan ia tidak ditangkap oleh bocah-bocah kecil ituyang kadang merek…
  • Kapal SimbadWaktu kau kecil kau membuat kapal simbad dari mainan kertasyang tak takut terhadap badai, terhadap gelombang yang deraswaktu kau kecil kapal simbad itu kau alirkan begi…
  • Pergi ke DokterSakit di badannya kian tambah berpusatLelaki itu pun pergi ke dokter untuk memeriksakan kesehatannyadi ruang tunggu dari kejauhan terdengar seperti lantunan ayat-aya…
  • Batu PermataSebutir permata ada di dalam dirimuyang sangat mengkilap dan begitu berkilausetelah bertahun-tahun lamanya ia dipolesdan diletakkan dengan cermat di dalam dirimuia ingi…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.