Analisis Puisi:
Puisi "Sajak buat Anak" karya Ook Nugroho adalah sebuah pengakuan yang jujur dan penuh emosi dari seorang ayah kepada anaknya. Melalui karya ini, sang penyair mengungkapkan sisi manusiawi seorang ayah yang memilih jalan sunyi sebagai penulis puisi, meski keputusan itu membawa konsekuensi yang tidak biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Tema Utama: Pengakuan dan Permohonan Pemahaman
Puisi ini membawa tema utama tentang pengakuan seorang ayah kepada anaknya mengenai pilihannya menjadi seorang penyair. Ada permohonan pemahaman dari anak terhadap profesi yang dianggap tak lazim dan penuh pengorbanan.
"Nak, sukalah kiranya / Kau maklumi bapakmu ini"
Baris ini langsung menunjukkan permintaan sang ayah kepada anaknya untuk menerima dan memahami pilihan hidupnya.
Refleksi Kehidupan Penyair
Puisi ini menggambarkan dilema dan kehidupan seorang penyair yang sering kali dianggap sebagai "pilihan sepi."
"Pilihan sepi tak biasa / Banyak merenungnya / Tapi tak ada uangnya"
Dengan jujur, puisi ini mengungkap kenyataan pahit menjadi seorang penulis puisi. Meski menawarkan kepuasan batin, pilihan ini seringkali tidak menjanjikan kemapanan materi.
Kegilaan atau Kutukan?
Ada unsur metaforis dalam puisi yang menggambarkan profesi penyair sebagai sebuah "kegilaan" atau "kutukan."
"Ini semacam kegilaan / Mungkinkah juga kutukan / Dewa-dewa pada manusia?"
Baris ini menunjukkan perasaan terjebak dalam panggilan batin yang kuat, seolah menjadi penyair adalah takdir yang tak dapat dielakkan, bahkan jika itu berarti melawan norma dan kenyamanan dunia.
Kontras Dunia Benda dan Dunia Puisi
Sang penyair memilih untuk menabrak aturan dan terkucil dari kenyamanan dunia benda demi menjalani kehidupan sebagai penyair.
"Lebih suka kutabrak aturan / Pun lebih rela terkucil dari / Nyaman dunia benda"
Baris ini mencerminkan keputusan sadar untuk menjauhi hal-hal materialistis demi memenuhi panggilan jiwa yang lebih spiritual dan artistik.
Relasi Ayah dan Anak
Puisi ini juga menyoroti hubungan ayah dan anak yang penuh cinta, meskipun berbeda pandangan tentang dunia. Sang ayah dengan rendah hati meminta anaknya untuk menerima dirinya apa adanya.
"Bapakmu ini sudah telanjur gila / Biarlah dia bahagia dalam gilanya"
Ungkapan ini memperlihatkan kasih sayang yang tulus dari seorang ayah, yang hanya ingin anaknya memahami bahwa meskipun pilihannya tidak biasa, itu membuatnya bahagia.
Gaya Bahasa dan Struktur Puisi
Puisi ini ditulis dengan gaya yang sederhana tetapi sarat makna. Beberapa ciri khas dalam gaya bahasa Ook Nugroho di puisi ini adalah:
- Nada Percakapan: Nada yang digunakan terasa akrab, seperti percakapan langsung antara seorang ayah dan anak. Ini menciptakan kehangatan dan keterhubungan emosional.
- Penggunaan Simbol dan Metafora: "Kegilaan" dan "kutukan" menjadi metafora yang kuat untuk menggambarkan kehidupan seorang penyair.
- Pengulangan: Frasa seperti "Nak, sukalah kiranya" diulang untuk menegaskan permohonan sang ayah.
Relevansi dan Pesan Moral
Puisi ini relevan bagi siapa saja yang menjalani hidup di luar norma masyarakat. Penyair mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari menjalani panggilan hati, meskipun itu tidak selalu dimengerti oleh orang lain.
- Pesan Moral untuk Anak: Puisi ini juga mengajarkan anak untuk menghargai dan memahami pilihan hidup orang tua, meskipun itu berbeda atau tampak tidak lazim.
Puisi "Sajak buat Anak" karya Ook Nugroho adalah sebuah pengakuan yang tulus dari seorang ayah kepada anaknya. Melalui puisi ini, sang ayah berbagi realitas hidupnya sebagai seorang penyair yang penuh renungan tetapi minim penghargaan material. Puisi ini menjadi simbol kasih sayang ayah yang ingin anaknya memahami dan menerima dirinya apa adanya.
Puisi ini mengingatkan kita bahwa setiap pilihan hidup memiliki keindahan dan pengorbanannya sendiri, dan yang terpenting adalah menghargai kebahagiaan orang-orang yang kita cintai, meskipun itu tampak berbeda dari harapan kita.
Karya: Ook Nugroho
Biodata Ook Nugroho:
- Ook Nugroho lahir pada tanggal 7 April 1960 di Jakarta, Indonesia.
