Puisi: Potret (Karya Remy Sylado)

Puisi "Potret" karya Remy Sylado adalah refleksi sosial yang kuat, menggambarkan kehidupan anak-anak yang hidup dalam keterbatasan.
Potret

Anak-anak berlari-lari, lalu
Bernyanyi, "Ambilkan bintang, Bu!" setelah itu
Berkata, "Pak, 'bu, minta uangnya."

Semua terdiam tak memperhatikan

"Lapar, belum makan," wajah memelas

100, 200, 500, 1000 rupiah
Senyumlah sang anak, ia pergi
Berlari bernyanyi kembali
Potret bangsa sore ini.

Sumber: Kompas (29 Oktober 2009)

Analisis Puisi:

Puisi "Potret" karya Remy Sylado adalah sebuah refleksi sosial yang lugas namun mendalam. Dengan gaya bahasa yang sederhana, puisi ini menggambarkan realitas kehidupan masyarakat, terutama anak-anak kecil yang hidup dalam kesulitan ekonomi. Dalam setiap barisnya, Remy Sylado menyuguhkan citra kehidupan yang mengharukan dan mengundang perenungan mendalam.

Tema dan Makna

  1. Realitas Sosial Anak Jalanan: Puisi ini menggambarkan kehidupan anak-anak kecil yang terpaksa bekerja atau mengemis untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kalimat: "Lapar, belum makan, wajah memelas" adalah potret nyata kehidupan anak-anak yang terpinggirkan. Ini mencerminkan ketimpangan sosial yang masih menjadi masalah di berbagai lapisan masyarakat.
  2. Ketidakpedulian Kolektif: Baris "Semua terdiam tak memperhatikan" menyiratkan bagaimana masyarakat sering kali tidak peka terhadap penderitaan di sekitarnya. Anak-anak tersebut menjadi bagian dari “pemandangan biasa” yang tidak lagi memancing empati.
  3. Kontradiksi Harapan dan Kenyataan: Puisi ini diawali dengan gambaran anak-anak bernyanyi dan berlari, yang biasanya diidentikkan dengan keceriaan. Namun, kenyataan segera terungkap ketika mereka berkata "Pak, 'bu, minta uangnya." Hal ini menciptakan kontras antara harapan masa kecil yang cerah dan realitas kehidupan yang keras.
  4. Potret Bangsa: Baris terakhir, "Potret bangsa sore ini," adalah kesimpulan yang menggugah, menyiratkan bahwa kondisi ini bukan hanya masalah individu tetapi cerminan dari keadaan sosial bangsa secara keseluruhan.

Simbol dan Imaji dalam Puisi

  1. Anak-Anak Berlari dan Bernyanyi: Simbol anak-anak yang berlari dan bernyanyi adalah metafora untuk harapan, kegembiraan, dan mimpi. Namun, mimpi ini terhalang oleh kenyataan pahit yang mereka hadapi.
  2. "Ambilkan bintang, Bu!": Permintaan ini menggambarkan keinginan yang polos dan tak terbatas, yang kemudian berbenturan dengan permintaan uang karena kebutuhan mendesak.
  3. Nominal Uang: “100, 200, 500, 1000 rupiah” menunjukkan nilai kecil yang memiliki arti besar bagi anak-anak tersebut. Hal ini menyiratkan bagaimana kebutuhan dasar mereka sangat tergantung pada uluran tangan orang lain.

Pesan Moral dari Puisi

  1. Kepedulian Sosial: Puisi ini mengingatkan pembaca untuk lebih peka terhadap keadaan sosial di sekitarnya. Anak-anak seperti yang digambarkan dalam puisi ini membutuhkan perhatian dan dukungan nyata.
  2. Menghapus Ketimpangan Sosial: Dengan menyebut situasi ini sebagai "Potret bangsa," Remy Sylado mengajak pembaca untuk merenungkan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketimpangan dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda.
  3. Melihat di Balik Senyuman: Senyum anak-anak dalam puisi ini bukanlah ekspresi kebahagiaan sejati, tetapi bentuk syukur sederhana atas apa yang mereka terima. Hal ini mengingatkan bahwa banyak anak-anak di luar sana yang menutupi kesedihan dengan senyum.

Gaya Bahasa dan Kekuatannya

  1. Kesederhanaan yang Mengena: Remy Sylado menggunakan kata-kata yang sederhana namun tepat sasaran. Setiap baris terasa lugas, tetapi menyimpan makna yang dalam.
  2. Imaji Visual yang Kuat: Deskripsi seperti “anak-anak berlari-lari” dan “wajah memelas” menciptakan gambaran jelas di benak pembaca, seolah-olah melihat langsung adegan tersebut.
  3. Konklusi yang Menggugah: Frasa “Potret bangsa sore ini” menjadi penutup yang tajam, menyiratkan bahwa keadaan ini bukan hanya sekadar cerita, tetapi realitas kolektif yang harus diubah.

Relevansi dengan Kehidupan Saat Ini

Puisi "Potret" sangat relevan dalam konteks modern, di mana ketimpangan sosial masih menjadi isu besar. Anak-anak jalanan yang digambarkan dalam puisi ini adalah simbol dari kelompok masyarakat yang kurang beruntung dan membutuhkan perhatian.

Di era globalisasi dan kemajuan teknologi, puisi ini juga menjadi pengingat bahwa di tengah kemajuan, masih ada sisi kehidupan yang memprihatinkan dan membutuhkan tindakan nyata.

Puisi "Potret" karya Remy Sylado adalah refleksi sosial yang kuat, menggambarkan kehidupan anak-anak yang hidup dalam keterbatasan. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun sarat makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan peran mereka dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil.

Melalui puisi ini, Remy Sylado menyampaikan pesan bahwa anak-anak adalah cerminan masa depan bangsa. Untuk itu, memberikan perhatian, empati, dan dukungan kepada mereka bukan hanya tugas individu, tetapi tanggung jawab kolektif. “Potret bangsa sore ini” adalah panggilan bagi semua pihak untuk bergerak dan menciptakan perubahan.

Puisi: Potret
Puisi: Potret
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.