Puisi: Pergilah Berperang (Karya Remy Sylado)

Puisi "Pergilah Berperang" karya Remy Sylado menggambarkan perjuangan hidup yang seharusnya dijalani dengan cinta, integritas, dan penghormatan ...
Pergilah Berperang

Pergilah berperang dengan sandangan cinta
tapi jangan dipermalukan sebagai pencuri
yang kedapatan beronar lantas dikepruki ramai-ramai.

Para ayah sia-sia mengajar anaknya dengan rotan
karena keputusan nurani adalah wilayah nur
lebih emas diam daripada bicara panjang-panjang.

Kalau di medan perang engkau gugur
aku dirikan tugu dari baris puisi pujian
menangisi anak terbaik yang dipunyai negeri.

Analisis Puisi:

Remy Sylado, seorang penulis dan sastrawan dengan gaya yang tajam serta penuh makna, kembali menghadirkan karya yang mendalam dalam puisi "Pergilah Berperang". Puisi ini tidak sekadar berbicara tentang peperangan fisik, melainkan juga konflik batin, nilai-nilai moral, dan kemuliaan manusia.

Tema dan Makna

  1. Perang sebagai Metafora Hidup: Puisi ini menggunakan perang sebagai metafora untuk perjuangan hidup. Perang di sini tidak hanya merujuk pada pertempuran bersenjata, tetapi juga konflik batin, ujian moral, dan perjuangan untuk bertahan dalam prinsip. Baris "Pergilah berperang dengan sandangan cinta" menyiratkan bahwa perjuangan, apa pun bentuknya, harus dilandasi cinta, bukan kebencian atau niat jahat.
  2. Kritik terhadap Moralitas yang Rusak: Puisi ini menyoroti perilaku buruk, seperti dalam baris "jangan dipermalukan sebagai pencuri yang kedapatan beronar lantas dikepruki ramai-ramai." Ini adalah kritik terhadap mereka yang mengatasnamakan perjuangan tetapi bertindak curang, mencoreng nama baik, dan merugikan orang lain.
  3. Pendidikan dan Nurani: Baris"Para ayah sia-sia mengajar anaknya dengan rotan, karena keputusan nurani adalah wilayah nur" menekankan bahwa kekerasan bukan cara yang efektif untuk mendidik. Nurani, atau cahaya batin, adalah kunci bagi seseorang untuk membuat keputusan yang benar.
  4. Penghormatan kepada Pejuang Sejati: Puisi ini juga menyoroti penghormatan yang layak diberikan kepada mereka yang berjuang dengan niat mulia. Baris "Kalau di medan perang engkau gugur, aku dirikan tugu dari baris puisi pujian" menggambarkan penghormatan tertinggi kepada mereka yang telah memberikan segalanya untuk kebaikan bersama.

Simbolisme dalam Puisi

  1. Sandangan Cinta: Cinta menjadi simbol dari niat murni dan kebaikan hati. Pergi berperang dengan cinta berarti berjuang dengan integritas, tidak mencederai nilai kemanusiaan.
  2. Rotan sebagai Simbol Kekerasan: Rotan, yang melambangkan hukuman fisik, menjadi kritik terhadap pendekatan pendidikan yang keras. Remy menunjukkan bahwa kekerasan tidak membentuk nurani yang baik.
  3. Tugu dari Baris Puisi: Tugu ini adalah simbol penghormatan abadi. Dalam konteks puisi, tugu dari puisi menggambarkan bagaimana kata-kata dapat menjadi penghargaan yang abadi bagi mereka yang telah berjasa.

Pesan Moral dalam Puisi

  1. Berjuang dengan Niat yang Mulia: Remy mengingatkan bahwa setiap perjuangan harus dilandasi oleh cinta dan niat baik. Tujuan tidak pernah membenarkan cara, terutama jika cara tersebut mencemarkan nilai kemanusiaan.
  2. Pendidikan dengan Kasih Sayang: Puisi ini menyoroti pentingnya pendekatan kasih sayang dalam mendidik generasi muda. Keputusan nurani tidak bisa dipaksakan dengan kekerasan.
  3. Pentingnya Penghormatan kepada Pejuang: Puisi ini juga mengajak kita untuk menghormati mereka yang berjuang demi kebaikan bersama, meskipun perjuangan mereka mungkin tidak selalu diakui secara langsung.

Relevansi dengan Kehidupan Modern

Meskipun menggunakan istilah perang, puisi ini memiliki relevansi yang kuat dalam kehidupan modern. Perjuangan di era saat ini lebih banyak berkaitan dengan konflik batin, ketegangan sosial, dan upaya menjaga integritas di tengah godaan duniawi.

Dalam dunia yang sering kali dipenuhi dengan sikap egois dan tindakan tidak bermoral, puisi ini menjadi pengingat bahwa cinta, nurani, dan penghormatan kepada nilai-nilai kebaikan adalah hal yang utama.

Gaya Bahasa dan Struktur

  1. Simbolisme yang Kuat: Remy Sylado menggunakan simbol-simbol sederhana namun memiliki makna mendalam, seperti sandangan cinta, rotan, dan tugu puisi.
  2. Kritik Terselubung: Puisi ini tidak menyebutkan secara eksplisit pihak tertentu, tetapi baris-barisnya penuh dengan kritik sosial, seperti terhadap pendidikan yang keras dan perjuangan yang tidak bermoral.
  3. Kontras antara Kehancuran dan Kemuliaan: Baris-baris dalam puisi ini menampilkan kontras antara tindakan destruktif dan nilai-nilai mulia, seperti cinta dan penghormatan.
Puisi "Pergilah Berperang" karya Remy Sylado adalah puisi yang kaya akan makna filosofis dan sosial. Melalui metafora perang, Remy menggambarkan perjuangan hidup yang seharusnya dijalani dengan cinta, integritas, dan penghormatan kepada sesama.

Puisi ini tidak hanya menjadi refleksi atas nilai-nilai kemanusiaan, tetapi juga kritik terhadap ketidakadilan, kekerasan, dan moralitas yang sering terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pesan yang kuat dan relevan, karya ini mengajak kita untuk terus memperjuangkan kebaikan, apa pun medan perang yang kita hadapi.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Pergilah Berperang
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.