Puisi: Pamitku Padamu (Karya Ragil Suwarna Pragolapati)

Puisi "Pamitku Padamu" karya Ragil Suwarna Pragolapati merenungkan tentang perjalanan hidup, pembelajaran, perpisahan, dan kenangan.
Pamitku Padamu

Kau-aku tuntas melewatkan pagi-sore dibuncah kepenatan
Siang-malam kebersamaan pun padat cerita dan kenangan
Kau-aku banyak belajar dari kerja, omongan atau diam
Aneh! Sempat juga hati berbunga dan pikiran mekar
Asyik! Banyak imbal-beri manfaat, tahu fungsinya belajar

Kau-aku remaja kembali, sesekali jadi seperti bocah kecil
Telanjang tanpa cadar dan topeng, hilang malu dan minder
Kau-aku tahu tidaklah menarik lagi 1.001 kehebatan diri
Sebaliknya 1.000.000 kelemahan orang tidak selalu jelek
Ajaib! Kasih-sayang sejati tumbuh dari hal-ihwal naif

Kau-aku menunggal dalam sebuah dunia, di sini, kemarin
Kita suntuk belajar tanpa pandang usia, guru dan murid
Kau-aku tahu, tugas kita seumur hayat: mendidik pribadi
Kok ajaib, hancurlah congkak dan kikuk, risi dan minder
Karena kasih! Hidup ini penuh arti, dalam cinta ugahari

Kau-aku diprogram jadual dan waktu, semua kini berlalu
Di sini, berakhir seluruhnya, biarpun belum puas tuntas
Kau-aku wajib pulang pada jagad kehidupan masing-masing
Kembali pada rutin. Pulang ke rumah tangga kita sendiri
Kini, di sini, pamitku padamu adalah memutus pilu-pedih
Kau-aku dipertemukan Tuhan, segera kembali berjauhan
"Tidak ada selamat berpisah!" kataku meredam perasaan
"Sampai jumpa kembali!" bisikmu dengan senyum getir
Kau-aku wajib pulang, tidak mengkhianati rumah pribadi
Pamitku padamu adalah beribu memori, abadi dalam nurani

Jakarta, 1986 - Jember, 1987 - Klaten, 1988

Sumber: Salam Penyair (2002)

Analisis Puisi:

Puisi "Pamitku Padamu" karya Ragil Suwarna Pragolapati mengungkapkan perasaan perpisahan, kenangan, dan rasa syukur setelah pengalaman dan pembelajaran yang mendalam.

Tema Puisi: Tema utama puisi ini adalah perpisahan dan kenangan. Penyair menciptakan suasana emosional yang kuat yang berkaitan dengan meninggalkan sebuah pengalaman yang berharga dan orang-orang yang telah menjadi bagian penting dalam hidupnya.

Pengalaman Pembelajaran: Puisi ini mencerminkan pengalaman pembelajaran yang berharga. Penyair dan pembaca dibawa melalui perjalanan yang penuh belajar dari berbagai aspek kehidupan. Pembelajaran ini tidak hanya datang dari guru dan pelajaran formal, tetapi juga melalui pengalaman hidup sehari-hari dan interaksi dengan orang lain.

Kesederhanaan dan Kejujuran: Penyair menyoroti kejujuran dan kesederhanaan dalam kehidupan. Ia mengungkapkan bahwa terkadang kita tidak perlu menyembunyikan kelemahan kita atau berpura-pura menjadi seseorang yang sempurna. Kesederhanaan dan kejujuran dapat menghasilkan hubungan yang lebih dalam dan berarti.

Pesan Kehidupan: Puisi ini mengajarkan pesan-pesan penting tentang kehidupan. Penyair mengungkapkan bahwa hidup bukanlah tentang pencapaian sejumput prestasi, melainkan tentang pengalaman, belajar dari kesalahan, dan terutama, tentang menciptakan ikatan antarmanusia.

Perasaan Perpisahan: Puisi ini merangkum perasaan perpisahan yang penuh emosi. Penyair dan pembaca dipaparkan kepada perasaan kehilangan, tetapi juga rasa syukur akan kesempatan yang telah diberikan.

Struktur Puisi: Puisi ini memiliki struktur yang kohesif dengan beberapa kalimat yang menggambarkan pengalaman dan perasaan yang berbeda. Puisi ini diakhiri dengan ungkapan perpisahan yang sarat emosi, tetapi juga memberikan harapan akan pertemuan kembali di masa depan.

Puisi "Pamitku Padamu" adalah puisi yang merenungkan tentang perjalanan hidup, pembelajaran, perpisahan, dan kenangan. Ia menyampaikan pesan-pesan tentang arti kejujuran, kesederhanaan, dan nilai hubungan manusiawi dalam cara yang tulus dan emosional.

Ragil Suwarna Pragolapati
Puisi: Pamitku Padamu
Karya: Ragil Suwarna Pragolapati

Biodata Ragil Suwarna Pragolapati:
  • Ragil Suwarna Pragolapati lahir di Pati, pada tanggal 22 Januari 1948.
  • Ragil Suwarna Pragolapati dinyatakan menghilang di Parangtritis, Yogyakarta, pada tanggal 15 Oktober 1990.
  • Ragil Suwarna Pragolapati menghilang saat pergi bersemadi ke Gunung Semar. Dalam perjalanan pulang dari kaki Gunung Semar menuju Gua Langse (beliau berjalan di belakang murid-muridnya) tiba-tiba menghilang. Awalnya murid-muridnya menganggap hal tersebut sebagai kejadian biasa karena orang sakti lumrah bisa menghilang. Namun, setelah tiga hari tiga malam tidak kunjung pulang dan dicari ke mana-mana tidak diketemukan. Tidak jelas keberadaannya sampai sekarang, apakah beliau masih hidup atau sudah meninggal.
  • Dikutip dari Leksikon Susastra Indonesia (2000), pada masa awal Orde Baru, Ragil Suwarna Pragolapati pernah ditahan tanpa proses pengadilan karena melakukan demonstrasi.
  • Ragil Suwarna Pragolapati sering terlibat dalam aksi protes. Berikut beberapa aksi yang pernah diikuti: Menggugat Mashuri, S.H., Menteri PK, 1968. Memprotes Pemda Yogya, kasus Judi, 1968. Menggugat manipulasi dan korupsi, 1970-1971. Aksi memprotes Golkarisasi, 1970-1972. Memprotes Taman Mini Indonesia Indah (TMII), 1971-1972. Aksi menggugat SPP, 1971-1972. Aksi menolak televisi warna, 1971-1973. Aksi menolak komoditas Jepang, 1971-1974. Protes breidel pers 1977-1978.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.