Puisi: Padang Panjang (Karya Sulaiman Juned)

Puisi "Padang Panjang" karya Sulaiman Juned adalah sebuah puisi yang pendek namun mengandung pesan yang dalam. Puisi ini mencerminkan pemikiran ....
Padang Panjang 547

Di sini
ada cerita tentang wajah kita
mengambang sepanjang gunung
rawatlah hati bunuh kesombongan
agar tak menggenggam angina di tangan
tak menyimpan asap di jiwa
tak mengubah bara
jadi api di kepala.

Di sini
sedang menidurkan gerimis
yang mengurai di hati
ah!

Kampung Jambak, 2017

Analisis Puisi:

Puisi "Padang Panjang 547" karya Sulaiman Juned adalah sebuah puisi yang pendek namun mengandung pesan yang dalam. Puisi ini mencerminkan pemikiran tentang kehidupan dan perasaan seseorang di tempat bernama Padang Panjang, yang menjadi latar cerita dalam puisi ini.

Lokasi dan Identitas Budaya: Judul puisi, "Padang Panjang 547," menunjukkan bahwa puisi ini berhubungan dengan tempat bernama Padang Panjang dengan nomor kode 547. Tempat ini mungkin memiliki makna khusus bagi penyair, mungkin sebagai tempat kelahiran, tempat kenangan, atau tempat bersemayamnya nilai-nilai budaya dan tradisi yang penting bagi penyair.

Penggambaran Identitas Kolektif: Puisi ini menyoroti identitas kolektif "kita," yang merupakan cerita tentang wajah bersama. Identitas ini diwakili oleh wajah kita yang mengambang sepanjang gunung, mencerminkan kebersamaan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat. Penyair mengajak untuk merawat hati dan membasmi kesombongan agar tidak menciptakan konflik dan kekacauan.

Menyingkirkan Keangkuhan dan Kegelapan: Penyair menekankan pentingnya menjaga hati agar terhindar dari kesombongan dan keangkuhan yang dapat merusak hubungan sosial. Kata-kata "tak menggenggam angina di tangan," "tak menyimpan asap di jiwa," dan "tak mengubah bara jadi api di kepala" menunjukkan upaya untuk menjauhkan diri dari amarah dan kegelapan batin yang berpotensi merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Perasaan dan Alam: Baris terakhir puisi ini, "Di sini sedang menidurkan gerimis yang mengurai di hati ah!" menambahkan dimensi perasaan dan menghubungkan suasana di sekitar penyair dengan keadaan batinnya. Gerimis yang mengurai mungkin mencerminkan perasaan batin yang kompleks atau perenungan yang tengah dialami oleh penyair.

Puisi "Padang Panjang 547" karya Sulaiman Juned adalah sebuah puisi yang singkat namun penuh makna. Puisi ini mengeksplorasi identitas kolektif, pentingnya menjaga hati dari kesombongan, dan menggambarkan perasaan batin penyair dalam suasana di Padang Panjang. Dengan bahasa yang sederhana namun menyentuh, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kebersamaan dan perasaan di tengah-tengah kehidupan.

Puisi Terbaik
Puisi: Padang Panjang 547
Karya: Sulaiman Juned

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Wu Wei Kutunggu dan kau tak menjemputku Padahal sudah kusiapkan; Segelas teh pisang goring, dan Sore remang yang kemarau Bersama daun kuning gugur, perkarangan y…
  • Mengusung Keranda Ibu, tubuhku airmata. Nestapaku sempurna. 1997Analisis Puisi:Puisi "Mengusung Keranda" karya Cecep Syamsul Hari adalah sebuah karya yang singkat n…
  • Pendatang Nanti, ketika aku pergi, akan tiba pendatang lain dengan kalimat lain. Mungkin mereka jelaskan, segenap misteri kehidupan; tetapi tidak tentang mereka sendi…
  • Gagak Putih Jangan terlalu percaya pada mata. Mungkin materi yang membentuk realitas ini cuma gelombang suara. Dengarlah. Seseorang menyebut sayap, padahal ia bukan b…
  • Pulang Pulang, hari hujan hati dan tubuh kuyup Kamu hilang 1987Analisis Puisi:Puisi "Pulang" karya Cecep Syamsul Hari adalah sebuah karya yang singkat na…
  • Sajak Taman Ida memasuki taman batinmu, ribuan kupu-kupu beterbangan menjelma sepi dan puisi sayap-sayap lukaku menggelepar di tengah tarian kelopak bunga-bunga…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.