Puisi: Nyanyian (Karya Wing Kardjo)

Puisi "Nyanyian" karya Wing Kardjo mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan serta keindahan dan kepedihan yang menyertainya.
Nyanyian

Junjungan. Aku tahu
Apa yang mesti kucintai, Hidup
Tetapi udara yang mesti kuhirup
Gemetar dan lapar

Tak sampai ikut membusuk. Arti
Cumbuan kuntum dan duri
Nyanyian surgawi, pedih
Dunia terancam dan pergi. Letih

Hanya hatiku. Jalan sampai badai
Nyanyi, walau tahu
Tinggal sunyi melambai

Junjungan. Aku tahu
Apa yang mesti kucintai. Hidup
Biar titik makin sayup

Sumber: Fragmen Malam, Setumpuk Soneta (1997)

Analisis Puisi:

Puisi "Nyanyian" karya Wing Kardjo merupakan salah satu karya sastra yang menampilkan refleksi mendalam tentang kehidupan, cinta, dan perjuangan di tengah keterbatasan manusia. Dengan gaya bahasa yang puitis dan simbolis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan serta keindahan dan kepedihan yang menyertainya.

Tema Utama: Cinta, Hidup, dan Pergulatan Jiwa

Puisi ini berpusat pada pergulatan batin sang penyair dalam mencintai hidup, meskipun dihadapkan pada tantangan yang berat. Tema cinta dalam puisi ini bukanlah cinta romantis, melainkan cinta yang universal, yaitu cinta kepada hidup dan perjuangan untuk bertahan di tengah kegetiran dunia.

“Junjungan. Aku tahu / Apa yang mesti kucintai, Hidup”

Baris pembuka ini menegaskan bahwa penyair menyadari apa yang penting dalam hidup, yaitu mencintai kehidupan itu sendiri. Namun, penyair juga menyadari bahwa mencintai hidup tidak selalu mudah, karena ada “udara” yang gemetar dan lapar—metafora untuk kesulitan dan penderitaan yang tak terhindarkan.

Gambaran Kontras: Keindahan dan Kepedihan

Puisi ini dipenuhi oleh kontras antara keindahan dan kepedihan, kehidupan dan kehancuran.

“Cumbuan kuntum dan duri / Nyanyian surgawi, pedih”

Ungkapan ini menyiratkan bahwa hidup adalah perpaduan antara kebahagiaan (diwakili oleh kuntum dan nyanyian surgawi) dan penderitaan (duri dan pedih). Kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan, dan cinta kepada hidup berarti menerima keduanya.

“Dunia terancam dan pergi. Letih”

Dunia, sebagai simbol kehidupan manusia, digambarkan sedang menuju kehancuran. Hal ini mencerminkan kelelahan batin penyair dalam menghadapi realitas kehidupan yang penuh tantangan.

Kesunyian sebagai Akhir Perjalanan

Kesunyian menjadi tema yang menonjol dalam puisi ini, terutama sebagai penutup perjalanan hidup yang penuh pergulatan.

“Nyanyi, walau tahu / Tinggal sunyi melambai”

Di tengah badai kehidupan, penyair tetap bernyanyi—sebuah simbol dari keberanian untuk terus menjalani hidup meskipun kesunyian (kematian) sudah menanti. Hal ini menunjukkan semangat untuk menjalani hidup sepenuhnya, meskipun akhirnya adalah kefanaan.

Gaya Bahasa dan Struktur Puisi

Wing Kardjo menggunakan gaya bahasa yang penuh simbolisme, menciptakan suasana yang melankolis dan kontemplatif.
  • Penggunaan repetisi: Frasa “Junjungan. Aku tahu / Apa yang mesti kucintai, Hidup” muncul dua kali dalam puisi, menekankan keyakinan dan kesadaran penyair akan apa yang penting dalam hidup, meskipun hal tersebut tidak mudah dijalani.
  • Metafora dan personifikasi: Udara yang “gemetar dan lapar” serta sunyi yang “melambai” memberikan kesan hidup pada elemen-elemen yang tak bernyawa, menambah kekuatan emosional puisi.
Puisi ini juga memiliki struktur yang terfragmentasi, dengan baris-baris pendek yang menciptakan ritme patah-patah. Struktur ini mencerminkan pergulatan batin yang tidak mulus, tetapi penuh dengan jeda untuk merenung.

Pesan dalam Puisi Nyanyian

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keindahan dan kepedihan. Untuk mencintai hidup, kita harus menerima keduanya. Meskipun dunia terasa terancam dan jiwa kita letih, tetaplah menjalani hidup dengan keberanian, karena itu adalah bentuk cinta yang sejati.

Puisi "Nyanyian" karya Wing Kardjo adalah puisi yang penuh makna, menawarkan refleksi mendalam tentang hidup dan cinta. Melalui simbolisme yang kaya dan gaya bahasa yang melankolis, puisi ini menggambarkan perjuangan manusia untuk tetap mencintai hidup di tengah badai realitas.

Karya ini mengingatkan kita bahwa meskipun hidup dipenuhi tantangan, ada keindahan dalam menerima semuanya dengan tulus dan tetap bernyanyi meski hanya sunyi yang melambai di akhir perjalanan.

Puisi Wing Kardjo
Puisi: Nyanyian
Karya: Wing Kardjo

Biodata Wing Kardjo:
  • Wing Kardjo Wangsaatmadja lahir pada tanggal 23 April 1937 di Garut, Jawa Barat.
  • Wing Kardjo Wangsaatmadja meninggal dunia pada tanggal 19 Maret 2002 di Jepang.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.