Puisi: Nasihat Ibu (Karya Remy Sylado)

Puisi "Nasihat Ibu" karya Remy Sylado menggambarkan hubungan mendalam antara ibu dan anak, serta pentingnya mendengarkan dengan hati.
Nasihat Ibu

Nasihat ibu tidak selalu diterima anak
namun selalu indah mekar dalam merenung
ibu tidak memberi batu buat anak yang minta roti.

Para satria sejati tidak berselisih dengan musuh
tapi dengan kesempatan yang sembunyi dalam waktu
Seekor domba batu terpeleset di ngarai
mengerang mengunggu angon membawa tongkat
Yang membutuhkan telinga di dalam hati
menyaring antara kenyataan dan pernyataan
Geram di saat hilang akal membuat kepala berasap
sebagai puntung yang terpaksa padam oleh ludah.

Ibu mengakhiri lagu ninabobo buat anak
supaya anaknya terus melek tidak tidur
Mari menjadi anak sebab Tuhan menyayangi anak.

Analisis Puisi:

Remy Sylado, seorang sastrawan yang dikenal dengan gaya unik dan filosofisnya, kembali menyampaikan pesan mendalam melalui puisi "Nasihat Ibu". Puisi ini tidak hanya berbicara tentang hubungan antara ibu dan anak, tetapi juga menggambarkan hikmah kehidupan yang penuh dengan makna spiritual dan refleksi mendalam.

Tema dan Makna

  1. Nasihat yang Abadi: Baris "Nasihat ibu tidak selalu diterima anak, namun selalu indah mekar dalam merenung" menggambarkan bahwa nasihat seorang ibu, meskipun tidak selalu dipatuhi atau dimengerti pada awalnya, akan tetap memiliki pengaruh besar dalam hidup anak-anaknya. Kata "mekar dalam merenung" menunjukkan bagaimana nasihat tersebut berkembang menjadi kebijaksanaan seiring waktu.
  2. Simbol Ketulusan Ibu: Baris "ibu tidak memberi batu buat anak yang minta roti" menegaskan kasih sayang tanpa syarat seorang ibu. Ibu adalah simbol cinta tulus yang selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, bahkan di tengah keterbatasan.
  3. Tantangan dan Kesempatan dalam Hidup: Baris "Para satria sejati tidak berselisih dengan musuh, tapi dengan kesempatan yang sembunyi dalam waktu" mengandung pesan filosofis tentang bagaimana tantangan terbesar dalam hidup bukanlah pertarungan dengan musuh eksternal, tetapi dengan peluang yang sering kali tersembunyi dan membutuhkan kebijaksanaan untuk mengenalinya.
  4. Pentingnya Mendengarkan dengan Hati: Baris "Yang membutuhkan telinga di dalam hati, menyaring antara kenyataan dan pernyataan" mengajarkan bahwa kebijaksanaan datang dari kemampuan untuk mendengar dengan hati, bukan hanya dengan telinga. Ini adalah pengingat untuk selalu memahami esensi dari apa yang dikatakan, bukan hanya kata-katanya.
  5. Spiritualitas dan Kepolosan Anak: Bagian terakhir dari puisi ini "Mari menjadi anak sebab Tuhan menyayangi anak" mengacu pada konsep kepolosan dan ketulusan anak-anak yang dihargai oleh Tuhan. Puisi ini mengajak pembaca untuk kembali kepada sifat-sifat dasar manusia yang penuh dengan kasih dan ketulusan.

Simbolisme dalam Puisi

  1. Ibu sebagai Sumber Kebijaksanaan: Ibu dalam puisi ini menjadi simbol dari kasih sayang, bimbingan, dan kebijaksanaan yang abadi.
  2. Domba Batu dan Angon: Domba batu yang terpeleset di ngarai adalah simbol manusia yang tersesat atau menghadapi kesulitan dalam hidup. Angon (gembala) dengan tongkatnya melambangkan pemimpin atau pelindung yang memberikan arah.
  3. Telinga di Dalam Hati: Simbol ini menggambarkan pentingnya memahami kehidupan dengan kedalaman emosional dan spiritual, bukan hanya dengan logika atau persepsi dangkal.

Pesan Moral dalam Puisi

  1. Hargai Nasihat Ibu: Puisi ini menekankan bahwa nasihat ibu adalah warisan kebijaksanaan yang tidak lekang oleh waktu. Bahkan ketika nasihat tersebut tidak langsung dipahami, ia akan terus berakar dan mekar dalam momen refleksi.
  2. Hadapi Tantangan dengan Bijaksana: Konflik terbesar dalam hidup sering kali bukan berasal dari musuh nyata, tetapi dari kesempatan yang terlewat karena kurangnya kesadaran.
  3. Tetaplah Tulus seperti Anak-Anak: Puisi ini mengingatkan pentingnya menjaga sifat-sifat dasar seperti kepolosan, ketulusan, dan kasih sayang, yang sering kali hilang seiring bertambahnya usia.

Gaya Bahasa dan Struktur

  1. Simbolisme yang Kaya: Remy Sylado menggunakan simbol-simbol sederhana tetapi sarat makna, seperti "roti," "domba batu," dan "telinga di dalam hati," untuk menyampaikan pesan universal.
  2. Kontras antara Kenyataan dan Spiritualitas: Puisi ini menghadirkan kontras antara dunia fisik yang penuh tantangan dan dunia spiritual yang menawarkan pencerahan.
  3. Bahasa yang Filosofis dan Reflektif: Bahasa yang digunakan memiliki nuansa filosofis, mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan orang tua, kehidupan, dan spiritualitas.

Relevansi dengan Kehidupan Modern

Dalam kehidupan modern yang sering kali sibuk dan penuh tekanan, puisi ini mengingatkan kita untuk meluangkan waktu untuk merenungkan nasihat dari orang-orang tercinta, terutama ibu. Di era di mana hubungan antarmanusia sering kali dangkal, puisi ini menawarkan refleksi mendalam tentang pentingnya kasih sayang, kebijaksanaan, dan spiritualitas.

Puisi "Nasihat Ibu" karya Remy Sylado adalah puisi yang sarat dengan pesan moral, spiritualitas, dan kebijaksanaan. Melalui simbolisme yang kaya dan bahasa yang filosofis, puisi ini menggambarkan hubungan mendalam antara ibu dan anak, serta pentingnya mendengarkan dengan hati.

Karya ini menjadi pengingat akan kekuatan cinta dan nasihat seorang ibu yang melampaui waktu, serta ajakan untuk menjalani hidup dengan ketulusan, kebijaksanaan, dan kesadaran penuh.

"Puisi Remy Sylado"
Puisi: Nasihat Ibu
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.