Puisi: Narsisus (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Narsisus" karya Sapardi Djoko Damono mengangkat tema tentang introspeksi diri, keindahan alam, dan hubungan antara manusia dengan alam serta ..
Narsisus

seperti juga aku: namamu siapa, bukan?
pandangmu hening di permukaan telaga dan rindumu dalam
tetapi jangan saja kita bercinta
jangan saja aku mencapaimu dan kau padaku menjelma

atau tunggu sampai angin melepaskan selembar daun
dan jatuh di telaga: pandangmu berpendar, bukan?
cemaskah aku kalau nanti air hening kembali?
cemaskah aku kalau gugur daun demi daun lagi?

1971

Sumber: Horison (Januari, 1974)

Catatan:
Puisi Narsisus kemudian hari dimasukkan ke dalam buku Mata Pisau (1974).

Analisis Puisi:

Puisi "Narsisus" karya Sapardi Djoko Damono mengangkat tema tentang introspeksi diri, keindahan alam, dan hubungan antara manusia dengan alam serta dengan diri sendiri.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah tentang refleksi diri dan keindahan alam yang menjadi cerminan dari keadaan batin seseorang. Puisi ini menggambarkan dialog internal tentang hubungan yang kompleks antara keinginan pribadi, keheningan alam, dan kerentanan dalam hubungan.

Imaji

Sapardi Djoko Damono menggunakan imaji yang kaya untuk mengeksplorasi berbagai lapisan makna dalam puisi ini. Penggambaran "pandangmu hening di permukaan telaga dan rindumu dalam" menciptakan gambaran tentang ketenangan dan kedalaman emosi yang ada di dalam diri seseorang. Telaga sebagai simbol alam yang tenang dan reflektif, serta daun yang jatuh sebagai simbol siklus alam, menambah kompleksitas imaji dalam puisi ini.

Suasana dan Nuansa

Suasana yang tercipta dalam puisi ini adalah hening, introspektif, dan penuh dengan pertanyaan eksistensial. Ada kegelisahan dalam pencarian makna akan hubungan yang tidak mudah dipahami, baik antara manusia dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain.

Bahasa dan Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono cenderung metaforis dan simbolis, dengan kata-kata yang dipilih secara hati-hati untuk memperdalam makna. Misalnya, penggunaan "Narsisus" sebagai judul puisi dapat mengacu pada tokoh mitologi Yunani yang jatuh cinta pada bayangannya sendiri, mencerminkan tema tentang cinta dan introspeksi dalam puisi ini.

Makna Simbolis

Secara simbolis, "Narsisus" dapat diartikan sebagai refleksi tentang cinta yang rumit dan hubungan yang ambigu. Telaga dan daun yang jatuh dapat melambangkan siklus kehidupan dan perubahan, sementara pandangan yang berpendar mencerminkan kehadiran yang menakjubkan namun sementara dari kehidupan.

Puisi "Narsisus" karya Sapardi Djoko Damono mengajak pembaca untuk menjelajahi kompleksitas hubungan antara manusia dengan diri sendiri dan alam. Dengan penggunaan imaji yang kuat dan bahasa yang mendalam, puisi ini berhasil menggambarkan perjalanan emosional dan introspektif yang mengesankan, serta mengundang pembaca untuk merenungkan makna eksistensial dalam konteks kehidupan manusia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Narsisus
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Seperti Anginseperti anginmaut masuk lewat jendela hariyang terbukadi langit yang penuh rahasiajam menghembuskan musim lukahutan kusam: ada gugur-mimpijejak-jejak bulan yang hapusd…
  • Orang yang Bulanorang yang bulan meninggalkan pedihmengguncangkan tanah-tanah menggetarkan angindi lembah-lembahorang yang bulan dengan cahayanya membakar mimpidan harapan pohon-po…
  • Apakah yang Terbaring di Jantung Jam?apakah yang terbaring di jantung jam?seperti lumut merayap kota-kotahijau yang tumbuh dari tidurdan kata-katasiapa berjalan sendiri di bawah ge…
  • Telah Kutangkap LautTelah kutangkap degup laut, kukenalRupa ombak dan karangDan telah kubongkar langit,Kupegang sukma bulan dan segalaPenghuni langit berbintangTapi hanya sosok ang…
  • MatahariMatahari telah meretakan anginDingin pun lari bersama musimTenggelam dalam jam, berdetakTik tak tik tak. Hari bergerakPergi setapak setapak — DanMembekaskan sunyi yang panj…
  • Dendam ArwahNamaku pisau. Aku datang dari sebuah masa lalumencari wajah seseorang yang pernah melukaikuAku bangkit dan menggeram atas tangan-tangankematian lalu berjalan sebagai so…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.