Puisi: Mi'raj (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Mi'raj" karya Taufiq Ismail menggambarkan perjalanan spiritual yang luar biasa dan penuh keindahan. Dengan menggunakan bahasa yang puitis ....
Mi'raj

Sebuah tema memanggil Rasul
    Ke kaki-langit
Seekor kuda disiapkan baginya
Ketika gurun merah
    Udara bergetar
                Kesumba
Ia meringkik-ringkik
Kakinya mengais bumi
        Sayap mengibarkan pasir
    Sepanjang garis bumi
                Yang lelap
Setelah Masjidil Aqsha
Menjauhi garis lintang
    Menjauhi cakrawala
            Yang makin mengisut
Di antara awan
            Spiral
Lapis demi lapis langit
Sejumlah tamsil
Menembus bola kristal
        Nasib manusia
Waktu pun luruh
        Sejuta logam yang luluh
        Sejuta cemara sorga ......
Depan Sidratul Muntaha
Jibril dan Mikail
Menyilakan Rasul
                    Pergi sendiri
Alam di atas alam
Wujud di atas wujud!
        Lelaki ini
                Rasul
        Tersungkur!
    membisik tasbih
            di depan
                        Nya.

1966

Sumber: Horison (Mei, 1967)

Analisis Puisi:

Puisi "Mi'raj" karya Taufiq Ismail merangkum pengalaman luar biasa Rasulullah Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mi'raj. Puisi ini memadukan elemen alam, spiritualitas, dan perjalanan ke atas langit.

Tema Mi'raj dan Pengalaman Spiritual: Tema utama puisi ini adalah Mi'raj, peristiwa luar biasa ketika Rasulullah SAW diangkat ke langit dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha. Penyair menggambarkan pengalaman spiritual yang luar biasa ini dengan kata-kata yang puitis dan mengesankan, menciptakan atmosfer keagungan dan keindahan.

Simbolisme Kuda dan Gurun Merah: Penyair menggunakan simbolisme kuda dan gurun merah untuk menggambarkan perjalanan spiritual. Kuda di sini mungkin melambangkan kecepatan dan kekuatan, sedangkan gurun merah menciptakan gambaran panas dan bergetar yang mungkin melambangkan ujian dan tantangan di dunia sebelum perjalanan spiritual.

Kesumba dan Rintihan Kuda: Menggunakan kata-kata seperti "Kesumba" dan "Ia meringkik-ringkik," penyair menciptakan gambaran suara dan warna yang memikat. Rintihan kuda dan warna merah menghadirkan gambaran kehidupan dan energi, seolah-olah alam memberikan salam pada peristiwa yang sakral.

Peningkatan Ketinggian dan Lintasan Rasul: Deskripsi perjalanan Rasulullah melewati garis lintang, cakrawala, dan melintasi awan memberikan gambaran tentang tingkat keagungan perjalanan spiritualnya. Puisi ini menggambarkan perjalanan yang mengatasi segala batasan alam dan dimensi.

Garis Lintang, Cakrawala, dan Spiral Awan: Garis lintang dan cakrawala adalah elemen-elemen yang menciptakan pandangan perjalanan yang mencakup dimensi langit dan bumi. Penggunaan istilah "spiral awan" menambah dimensi visual pada pengalaman mi'raj, menciptakan citra perjalanan yang dinamis dan menggetarkan.

Sidratul Muntaha dan Dialog Rasul dengan Malaikat: Puisi menyentuh puncaknya saat Rasulullah tiba di Sidratul Muntaha dan diundang untuk melanjutkan perjalanan sendiri. Dialog dengan Malaikat Jibril dan Mikail menambah dimensi rohaniah dalam pengalaman ini, menciptakan gambaran tentang ketinggian dan kemuliaan alam surgawi.

Tasbih dan Penyungguhan di Hadapan Tuhan: Pada akhir puisi, Rasulullah tersungkur, membisikkan tasbih di depan Tuhan. Ini menciptakan gambaran penuh kehormatan dan kerendahan hati, menunjukkan kesadaran akan keagungan Tuhan dan keterbatasan manusia di hadapan-Nya.

Puisi "Mi'raj" karya Taufiq Ismail menggambarkan perjalanan spiritual yang luar biasa dan penuh keindahan. Dengan menggunakan bahasa yang puitis dan simbolisme yang kuat, penyair berhasil menciptakan pengalaman yang mendalam dan menggetarkan, membawa pembaca merenung pada keagungan peristiwa Mi'raj Rasulullah SAW.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Mi'raj
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.