Mi'raj
Sebuah tema memanggil Rasul
Ke kaki-langit
Seekor kuda disiapkan baginya
Ketika gurun merah
Udara bergetar
Kesumba
Ia meringkik-ringkik
Kakinya mengais bumi
Sayap mengibarkan pasir
Sepanjang garis bumi
Yang lelap
Setelah Masjidil Aqsha
Menjauhi garis lintang
Menjauhi cakrawala
Yang makin mengisut
Di antara awan
Spiral
Lapis demi lapis langit
Sejumlah tamsil
Menembus bola kristal
Nasib manusia
Waktu pun luruh
Sejuta logam yang luluh
Sejuta cemara sorga ......
Depan Sidratul Muntaha
Jibril dan Mikail
Menyilakan Rasul
Pergi sendiri
Alam di atas alam
Wujud di atas wujud!
Lelaki ini
Rasul
Tersungkur!
membisik tasbih
di depan
Nya.
Analisis Puisi:
Puisi "Mi'raj" karya Taufiq Ismail merangkum pengalaman luar biasa Rasulullah Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mi'raj. Puisi ini memadukan elemen alam, spiritualitas, dan perjalanan ke atas langit.
Tema Mi'raj dan Pengalaman Spiritual: Tema utama puisi ini adalah Mi'raj, peristiwa luar biasa ketika Rasulullah SAW diangkat ke langit dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha. Penyair menggambarkan pengalaman spiritual yang luar biasa ini dengan kata-kata yang puitis dan mengesankan, menciptakan atmosfer keagungan dan keindahan.
Simbolisme Kuda dan Gurun Merah: Penyair menggunakan simbolisme kuda dan gurun merah untuk menggambarkan perjalanan spiritual. Kuda di sini mungkin melambangkan kecepatan dan kekuatan, sedangkan gurun merah menciptakan gambaran panas dan bergetar yang mungkin melambangkan ujian dan tantangan di dunia sebelum perjalanan spiritual.
Kesumba dan Rintihan Kuda: Menggunakan kata-kata seperti "Kesumba" dan "Ia meringkik-ringkik," penyair menciptakan gambaran suara dan warna yang memikat. Rintihan kuda dan warna merah menghadirkan gambaran kehidupan dan energi, seolah-olah alam memberikan salam pada peristiwa yang sakral.
Peningkatan Ketinggian dan Lintasan Rasul: Deskripsi perjalanan Rasulullah melewati garis lintang, cakrawala, dan melintasi awan memberikan gambaran tentang tingkat keagungan perjalanan spiritualnya. Puisi ini menggambarkan perjalanan yang mengatasi segala batasan alam dan dimensi.
Garis Lintang, Cakrawala, dan Spiral Awan: Garis lintang dan cakrawala adalah elemen-elemen yang menciptakan pandangan perjalanan yang mencakup dimensi langit dan bumi. Penggunaan istilah "spiral awan" menambah dimensi visual pada pengalaman mi'raj, menciptakan citra perjalanan yang dinamis dan menggetarkan.
Sidratul Muntaha dan Dialog Rasul dengan Malaikat: Puisi menyentuh puncaknya saat Rasulullah tiba di Sidratul Muntaha dan diundang untuk melanjutkan perjalanan sendiri. Dialog dengan Malaikat Jibril dan Mikail menambah dimensi rohaniah dalam pengalaman ini, menciptakan gambaran tentang ketinggian dan kemuliaan alam surgawi.
Tasbih dan Penyungguhan di Hadapan Tuhan: Pada akhir puisi, Rasulullah tersungkur, membisikkan tasbih di depan Tuhan. Ini menciptakan gambaran penuh kehormatan dan kerendahan hati, menunjukkan kesadaran akan keagungan Tuhan dan keterbatasan manusia di hadapan-Nya.
Puisi "Mi'raj" karya Taufiq Ismail menggambarkan perjalanan spiritual yang luar biasa dan penuh keindahan. Dengan menggunakan bahasa yang puitis dan simbolisme yang kuat, penyair berhasil menciptakan pengalaman yang mendalam dan menggetarkan, membawa pembaca merenung pada keagungan peristiwa Mi'raj Rasulullah SAW.
Karya: Taufiq Ismail
Biodata Taufiq Ismail:
- Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
- Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.