Puisi: Meretas di Atas Batas (Karya Remy Sylado)

Puisi "Meretas di Atas Batas" karya Remy Sylado mengajak pembaca untuk merenungkan makna hidup, menghadapi tantangan, dan melampaui batas-batas ...
Meretas di Atas Batas

Aku mau berdiri
Berlari
Mengejar matahari.

Rumput-rumput terdiam
Melihat keheningan alam.

Ada manusia kecil lahir dengan tangis
Ada manusia besar melihat dengan binar.

Ia pun bertanya
Untuk apa ia dicipta?

Kuingin tegar
Bahwa hidup kita
Akan kembali seperti ada
Berakhir dengan tangis
Atau bersudah dengan cahaya.

Meretas di atas batas...

Sumber: Kompas (29 Oktober 2009)

Analisis Puisi:

Puisi "Meretas di Atas Batas" karya Remy Sylado adalah salah satu karya yang menggugah pemikiran tentang makna hidup, perjalanan eksistensi manusia, dan batas-batas yang harus dihadapi serta dilampaui. Remy Sylado, seorang maestro sastra Indonesia, selalu memiliki cara unik untuk menyampaikan perenungan mendalam dalam puisi-puisinya.

Tema dan Makna

  1. Pencarian Makna Hidup: Pertanyaan mendasar dalam puisi ini terlihat pada bait: “Ia pun bertanya, untuk apa ia dicipta?” Ini menggambarkan kegelisahan eksistensial yang dirasakan setiap manusia. Pertanyaan tentang tujuan hidup, alasan keberadaan, dan makna di balik perjalanan hidup menjadi inti dari puisi ini.
  2. Hidup sebagai Perjalanan Dinamis: Bait "Aku mau berdiri, berlari, mengejar matahari." menggambarkan keinginan untuk terus bergerak maju, menghadapi hidup dengan semangat dan keteguhan. Matahari di sini bisa diinterpretasikan sebagai simbol harapan, tujuan, atau kebahagiaan.
  3. Kehidupan yang Penuh Dualitas: Kontras antara “manusia kecil lahir dengan tangis” dan “manusia besar melihat dengan binar” menunjukkan dualitas kehidupan. Kelahiran sering kali diiringi tangisan, sementara kematangan atau keberhasilan diwarnai oleh binar kebahagiaan dan pemahaman.
  4. Akhir yang Tak Terelakkan: Bait “Bahwa hidup kita akan kembali seperti ada, berakhir dengan tangis atau bersudah dengan cahaya.” menggambarkan bahwa semua manusia pada akhirnya akan menghadapi akhir perjalanan, baik dengan penyesalan (tangis) atau kepuasan dan pencerahan (cahaya).
  5. Meretas Batas sebagai Kunci Hidup: Kalimat terakhir, “Meretas di atas batas,” menyiratkan pesan bahwa hidup yang bermakna adalah hidup yang melampaui batasan—baik itu batasan diri, sosial, atau bahkan eksistensial.

Simbol dan Imaji dalam Puisi

  1. Matahari sebagai Simbol Tujuan: Matahari dalam puisi ini melambangkan tujuan hidup yang terang dan membimbing. Pengejaran terhadap matahari adalah metafora untuk usaha mencapai harapan dan impian.
  2. Rumput yang Terdiam: “Rumput-rumput terdiam melihat keheningan alam.” Rumput melambangkan kesederhanaan dan keabadian alam, sedangkan keheningan menggambarkan momen refleksi yang mendalam. Alam di sini menjadi saksi perjalanan manusia.
  3. Tangis dan Cahaya: Kedua elemen ini mencerminkan pilihan akhir hidup manusia: tangis mewakili penyesalan atau kehilangan, sementara cahaya melambangkan kebahagiaan, kesuksesan, atau pencapaian spiritual.

Pesan Moral dari Puisi

  1. Hidup Adalah Perjalanan Penuh Arti: Puisi ini mengingatkan bahwa setiap langkah dalam hidup, baik itu berdiri, berlari, atau bahkan terhenti, memiliki arti. Yang terpenting adalah bagaimana manusia menemukan tujuan dan makna dari perjalanan tersebut.
  2. Melampaui Batasan Adalah Kunci Hidup Bermakna: Dengan frasa “Meretas di atas batas,” Remy Sylado mengajak pembaca untuk tidak menyerah pada keterbatasan yang ada, baik itu keterbatasan fisik, mental, maupun sosial.
  3. Kesadaran akan Akhir Kehidupan: Puisi ini juga menanamkan kesadaran bahwa hidup memiliki akhir, dan cara kita menjalani kehidupan menentukan bagaimana kita menghadapi akhir tersebut—dengan tangis atau cahaya.

Gaya Bahasa dan Kekuatan Puisi

  1. Kesederhanaan yang Mendalam: Remy Sylado menggunakan kata-kata sederhana, tetapi di balik kesederhanaan tersebut terdapat makna yang dalam dan reflektif.
  2. Imaji yang Kuat: Deskripsi seperti “Rumput-rumput terdiam” dan “Mengejar matahari” memunculkan gambaran visual yang kuat di benak pembaca, menggambarkan suasana yang tenang namun penuh harapan.
  3. Ritme yang Mengalir: Puisi ini memiliki ritme yang mengalir, mencerminkan perjalanan hidup yang dinamis. Pilihan kata seperti “berdiri, berlari” menciptakan kesan gerak maju yang terus-menerus.

Relevansi dengan Kehidupan Modern

Puisi ini relevan dengan kehidupan manusia modern yang sering diwarnai oleh pencarian makna, tekanan sosial, dan tantangan untuk melampaui batasan diri. Dalam dunia yang serba cepat dan kompetitif, pesan “Meretas di atas batas” menjadi dorongan untuk terus melangkah maju meskipun menghadapi rintangan.

Selain itu, pertanyaan eksistensial tentang tujuan hidup menjadi tema yang universal dan abadi, yang selalu relevan bagi siapa saja yang merenungkan makna keberadaan mereka.

Puisi "Meretas di Atas Batas" karya Remy Sylado adalah karya yang menginspirasi dan reflektif, mengajak pembaca untuk merenungkan makna hidup, menghadapi tantangan, dan melampaui batas-batas yang ada. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menyentuh hati dan menggugah pemikiran tentang perjalanan manusia di dunia.

Melalui puisi ini, Remy Sylado memberikan pesan bahwa hidup adalah perjalanan yang harus dijalani dengan tekad dan harapan, meskipun akhir dari perjalanan tersebut tetap menjadi misteri yang tak terelakkan. “Meretas di atas batas” bukan hanya seruan, tetapi juga panggilan untuk menjalani hidup yang lebih berarti.

Puisi Remy Sylado
Puisi: Meretas di Atas Batas
Karya: Remy Sylado

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.