Puisi: Merestui Harap (Karya Ehfrem Vyzty)

Puisi "Merestui Harap" mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan, mengatasi masa lalu, dan berdamai dengan diri sendiri.

Merestui Harap


Aku sibuk menyulam awan malam ini, nona
Berharap gerimis tidak merestui tangis antara kita

Aku sibuk menenangkan badai dengan doa-doa penuh iman pada Tuhan malam ini, nona
Berharap angin tidak menerbangkan sejuta kenangan penuh dendam pada kita

2025

Analisis Puisi:

Puisi "Merestui Harap" karya Ehfrem Vyzty adalah sebuah karya yang menggugah hati, penuh dengan metafora dan emosi mendalam. Puisi ini berbicara tentang pergulatan batin, harapan, dan upaya untuk menjaga hubungan di tengah badai emosi dan kenangan yang membekas. Melalui dua bait yang penuh simbolisme, sang penyair menyampaikan konflik internal yang dihadapi seseorang ketika berusaha meredam perpecahan dan dendam dalam sebuah hubungan.

Bait Pertama: Menyulam Awan dan Menolak Tangis

Aku sibuk menyulam awan malam ini, nona
Berharap gerimis tidak merestui tangis antara kita

Bait ini menggambarkan seseorang yang berusaha mengendalikan keadaan di tengah suasana hati yang bergejolak. Frasa "menyulam awan" adalah metafora yang kuat untuk usaha keras menciptakan keharmonisan, meskipun awan—yang kerap melambangkan suasana hati kelabu atau ketidakpastian—adalah elemen yang sulit dijinakkan.

Gerimis yang "tidak merestui tangis" menunjukkan harapan untuk menghindari perpecahan atau kesedihan yang mungkin terjadi dalam hubungan. Gerimis, meski lembut, sering kali melambangkan kesedihan yang mendalam namun tidak mencolok. Dalam konteks ini, sang penyair seolah berharap agar konflik dan air mata dapat dihindari demi menyelamatkan kebersamaan.

Nama "nona," yang disebut dalam puisi, memberikan sentuhan personal, membuat karya ini terasa lebih intim. Nama ini mungkin mewakili seseorang yang sangat berarti bagi penyair, sehingga segala usaha dilakukan untuk menjaga hubungan tetap utuh.

Bait Kedua: Doa Melawan Badai Kenangan

Aku sibuk menenangkan badai dengan doa-doa penuh iman pada Tuhan malam ini, nona
Berharap angin tidak menerbangkan sejuta kenangan penuh dendam pada kita

Bait kedua menunjukkan upaya yang lebih intens dalam menghadapi tantangan. Penyair tidak hanya "menyulam," tetapi juga "menenangkan badai," sebuah metafora yang menggambarkan konflik atau permasalahan besar yang harus dihadapi dengan kesabaran dan doa. Kata "badai" di sini bisa melambangkan konflik emosional atau kesalahpahaman dalam hubungan.

Doa menjadi kekuatan utama untuk menghadapi badai tersebut, menunjukkan bahwa sang penyair bersandar pada keyakinan dan spiritualitas sebagai jalan untuk mengatasi permasalahan. Harapan bahwa angin tidak akan "menerbangkan sejuta kenangan penuh dendam" menekankan pentingnya memaafkan masa lalu dan tidak membiarkan kenangan buruk merusak masa kini.

Kenangan penuh dendam yang disebutkan dalam puisi ini menjadi pengingat bahwa masa lalu, jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber perpecahan. Angin yang menerbangkan kenangan adalah simbol dari waktu atau situasi yang dapat memperburuk luka lama, sehingga penting untuk menjaga agar hubungan tidak terguncang oleh hal-hal tersebut.

Tema Utama dalam Puisi

  1. Usaha untuk Memperbaiki Hubungan: Puisi ini mengangkat tema tentang pentingnya usaha dan pengorbanan untuk menjaga hubungan. Penyair menggambarkan bahwa hubungan yang harmonis tidak datang dengan sendirinya, melainkan membutuhkan kerja keras, doa, dan pengendalian diri untuk meredam konflik.
  2. Harapan dan Keimanan: Harapan menjadi elemen sentral dalam puisi ini. Penyair berharap agar hal-hal negatif—seperti tangis, badai, dan kenangan buruk—tidak merusak hubungan yang ada. Keimanan kepada Tuhan menjadi cara untuk mencapai kedamaian dan mengatasi rintangan.
  3. Konflik Internal dan Perdamaian: Puisi ini juga menggambarkan konflik internal yang dialami seseorang saat mencoba memaafkan dan melupakan dendam. Ini adalah gambaran universal dari perjuangan manusia untuk berdamai dengan diri sendiri dan orang lain.

Gaya Bahasa dan Simbolisme

Ehfrem Vyzty menggunakan simbolisme yang kuat dalam puisinya. Kata-kata seperti "awan," "gerimis," "badai," dan "angin" adalah elemen alam yang digunakan untuk mewakili emosi dan konflik. Simbolisme ini memberikan dimensi yang lebih dalam pada puisi, memungkinkan pembaca untuk merenungkan makna yang lebih besar di balik kata-kata tersebut.

Gaya bahasanya sederhana namun sarat dengan emosi, membuat puisi ini mudah dipahami sekaligus menyentuh hati. Penggunaan repetisi pada kata "nona" memberikan nuansa personal yang membuat pembaca merasa terhubung dengan pengalaman sang penyair.

Relevansi dalam Kehidupan

Puisi "Merestui Harap" relevan dengan kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks hubungan manusia. Baik itu hubungan dengan pasangan, keluarga, atau teman, kita semua pernah mengalami konflik dan tantangan yang membutuhkan usaha untuk memperbaikinya. Puisi ini mengingatkan kita bahwa hubungan yang kuat membutuhkan komunikasi, pengendalian emosi, dan doa.

Selain itu, puisi ini mengajarkan pentingnya memaafkan dan melepaskan dendam masa lalu. Dalam kehidupan, kenangan buruk bisa menjadi beban yang menghambat kita untuk maju. Namun, melalui usaha dan keyakinan, kita dapat melepaskan beban tersebut dan menciptakan hubungan yang lebih harmonis.

Puisi "Merestui Harap" karya Ehfrem Vyzty adalah sebuah karya yang penuh makna, mengajarkan pentingnya usaha, harapan, dan doa dalam menghadapi konflik. Melalui metafora yang kuat, puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan, mengatasi masa lalu, dan berdamai dengan diri sendiri.

Dengan gaya bahasa yang sederhana namun emosional, puisi ini mampu menyentuh hati pembaca dan memberikan inspirasi untuk terus berusaha memperbaiki hubungan yang bermakna dalam hidup kita. Merestui Harap bukan sekadar puisi, tetapi juga sebuah pelajaran tentang kekuatan cinta, harapan, dan keimanan.

Ehfrem Vyzty
Puisi: Merestui Harap
Karya: Ehfrem Vyzty

Biodata Ehfrem Vyzty:
  • Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
  • Ehfrem Vyzty pernah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
  • Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
  • Buku perdananya bertajuk “Melukismu dalam Aksara” telah diterbitkan beberapa waktu yang lalu oleh penerbit JSI. Buku berikutnya akan diterbitkan dalam waktu dekat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sebelum Maghrib TibaDi ujung perjalanannya adalah awal mula kitalaki-laki itu duduk di depan televisi yang tak ingin dinyalakannyadi ruang tercacap asing menatap tua lemari televis…
  • Sajak Kopi dan GulaCinta tak pernah padam nyalanyaterbakar di dalam kobarannyaadalah kopi dan gula, mendidihkan air panastak ingin rantas, tak ingin ranggasbagai biji kopi dan tebu…
  • Kupu-KupuKupu-kupu itu akhirnya mencapai bungadan berhenti sejenak di sanaketika ulat ia telah memakan beberapa daunsetelah siang malam, cuaca dan anginmenggoncangkan kepompong itu…
  • Sajak BungaWajahnya ibarat bunga!rambutnya bagaikan bunga!wajah, rambut, dan pundaknya laksana bunga!wajah, rambut, pundak, tangan, pinggul, dan betisnya layaknya bunga!adalah puti…
  • Sajak (1)Seperti cahaya mataharidalam kata ikrar yang terangdi hari baik iniSeperti cahaya rembulandalam kata ikrar yang gemilangdi bulan baik ini2025Analisis Puisi:Puisi "Sajak" k…
  • Aku dan HujanBila aku kehilanganmudaun-daunku akan runtuhdahan-dahanku akan mengeringranting-rantingku jatuh seluruhpohonku semakin gentingakar-akarku mulai rapuhbila aku kehilanga…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.