Analisis Puisi:
Puisi "Langkah" karya Abdul Wachid B. S. menggambarkan perjalanan spiritual seorang lelaki yang melalui hidupnya dengan penuh dedikasi, doa, dan pengabdian, berakhir pada titik di mana ia menemui sebuah kedalaman pemahaman dan kebijaksanaan yang lebih tinggi. Dalam puisi ini, perjalanan hidup seseorang digambarkan tidak hanya sebagai fisik, tetapi juga perjalanan jiwa yang terus berkembang melalui pembelajaran dan penyerahan diri kepada Tuhan.
Melalui puisi ini, Abdul Wachid B. S. mengajak pembaca untuk merenung tentang perjalanan hidup yang penuh makna, di mana setiap langkah yang diambil berhubungan dengan doa, pendidikan, dan pembentukan karakter.
Perjalanan Tanpa Henti: Dari Rumah Ibu ke Jalan Kehidupan
"seorang lelaki tidak pernah menduga ia akan sampai pada ruang dan waktu yang bernama guru samalah halnya sebutan “tuan guru”"
Pembukaan puisi ini menunjukkan bahwa lelaki tersebut tidak pernah menduga bahwa perjalanannya akan membawa dia kepada guru. "Tuan guru" di sini bukan sekadar guru fisik, tetapi juga merujuk kepada guru spiritual yang membimbing dan mengajarkan kebijaksanaan hidup. "Ruangan dan waktu" yang dimaksud menggambarkan kesadaran yang muncul seiring dengan pengalaman hidup yang mengarahkannya kepada ilmu dan pemahaman lebih dalam.
Doa-Doa yang Membimbing
"tersebab lelaki itu telah lelaku terus menerus berjalan sedari rumah ibu doa-doa tak pernah henti menggaharu hingga apa yang ia tanam berbuah manis madu"
Puisi ini menggambarkan bahwa perjalanan spiritual lelaki tersebut dimulai dari rumah ibu, tempat yang penuh kasih dan doa. "Doa-doa ibu" menjadi pendorong yang tidak pernah putus, yang memberi jalan bagi lelaki tersebut. Penyair menekankan pentingnya doa dalam kehidupan, di mana setiap langkah yang diambil dibimbing oleh doa dan niat baik. Ketekunan dalam berdoa dan berusaha akan menghasilkan buah yang manis dan berkah, layaknya madu yang memberi manfaat.
Berkah dan Hikmah dari Setiap Pertemuan
"setiap ia berjumpa seseorang setia pula ia menggurukannya doa-doa ibu membentangkan jalan bahkan ketika ia bisa merasa"
Puisi ini juga menyentuh pentingnya interaksi dengan orang lain dalam perjalanan hidup. Setiap pertemuan dengan orang lain adalah kesempatan untuk saling memberi dan belajar. "Menggurukan" di sini menunjukkan bahwa lelaki tersebut terus menerus mengajarkan kebijaksanaan yang ia peroleh dari doa dan pengalaman hidupnya kepada orang lain.
Rumah Terindah dan Pohon Istiqamah
"inilah rumah terindah orang datang dan pergi beroleh hikmah inilah satu pohon istiqamah yang ia tanam itu, telah berbuah karamah"
"Rumah terindah" dalam puisi ini bisa diartikan sebagai tempat yang penuh kedamaian dan kebijaksanaan, tempat di mana orang belajar dan bertumbuh. Penyair menggambarkan bahwa kehidupan lelaki tersebut bagaikan sebuah pohon istiqamah yang terus bertumbuh dan memberikan karamah (kemuliaan) kepada orang lain. "Istiqamah" di sini menunjukkan keteguhan hati dan konsistensi dalam menjalani jalan yang benar.
Kemenangan Spiritual dan Pengamalan Ilmu
"dan aku memetiknya di jumat yang nubuwah seperti juga kunikmati buah fatihah dan kami meneruskan jalan ibu kuamini langkah tuan, guru."
Di bagian akhir puisi, penyair menunjukkan bahwa setelah melalui perjalanan panjang, ia akhirnya merasakan hasil dari ketekunan dan pengabdian. "Memetiknya di jumat yang nubuwah" menggambarkan sebuah pencapaian spiritual yang luhur dan penuh berkah. "Fatihah" adalah doa yang sangat penting dalam Islam, dan menyebutkan hal ini menandakan kedekatan dengan Tuhan serta pemahaman yang mendalam tentang ajaran-Nya. Akhirnya, penyair menyatakan "kami meneruskan jalan ibu," yang menunjukkan bahwa perjalanan spiritual ini terus berlangsung, membawa hikmah yang terus diteruskan kepada generasi berikutnya.
Simbolisme dalam Puisi
- Rumah Ibu: Rumah ibu merupakan simbol tempat yang penuh kasih sayang dan doa yang mendasari perjalanan hidup. Ibu sebagai figur yang pertama kali mengajarkan nilai-nilai kehidupan melalui doa dan kasih sayang, menjadi dasar yang kuat untuk langkah-langkah selanjutnya.
- Doa Ibu: Doa ibu adalah kekuatan yang mengarahkannya untuk terus maju, menguatkan tekad dan memberikan bimbingan sepanjang perjalanan. Doa ini menjadi fondasi yang menghubungkan dunia material dan spiritual.
- Pohon Istiqamah: Pohon yang kokoh ini menggambarkan keteguhan dalam menjalani prinsip dan ajaran yang benar. Istiqamah berarti konsistensi dalam menjalankan jalan yang benar meski menghadapi berbagai rintangan.
- Karamah dan Fatihah: Karamah melambangkan hasil yang mulia dan berkah dari perjalanan spiritual yang telah dilalui. Sedangkan Fatihah, sebagai surah pembuka dalam Al-Qur'an, melambangkan pengetahuan dan pencerahan yang diterima melalui usaha dan doa.
Pesan yang Tersirat dalam Puisi
Puisi ini mengajarkan tentang pentingnya perjalanan spiritual yang dimulai dengan dasar yang kuat, yaitu doa, serta bagaimana perjalanan itu berlanjut melalui pengabdian, pembelajaran, dan interaksi dengan orang lain. Penyair mengingatkan kita bahwa setiap langkah yang kita ambil harus dilandasi oleh niat yang tulus dan keinginan untuk memberi manfaat bagi sesama. Hasil dari perjalanan itu bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi juga karamah dan hikmah yang bisa dibagikan kepada orang lain.
Puisi "Langkah" karya Abdul Wachid B. S. adalah sebuah refleksi tentang perjalanan hidup yang tidak hanya terbatas pada langkah fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam. Puisi ini mengajarkan kita bahwa kehidupan adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan doa, usaha, dan pembelajaran. Setiap langkah kita dipenuhi dengan tujuan yang lebih tinggi, dan hasilnya adalah karamah dan hikmah yang dapat kita berikan kepada dunia. Dengan simbol-simbol yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya istiqamah dan ketulusan dalam menjalani kehidupan.
Karya: Abdul Wachid B. S.