Puisi: Kita Adalah Sepasang Asing, yang Kini Telah Usang (Karya Maria Dominika)

Puisi "Kita Adalah Sepasang Asing, yang Kini Telah Usang" karya Maria Dominika adalah sebuah refleksi mendalam tentang hubungan yang pernah indah ...

Kita Adalah Sepasang Asing,

Yang Kini Telah Usang


kita adalah sepasang,
yang dulu asyik menenun air mata,
dan dua cangkir kopi,
menjadi saksi di bawah senja
kedai itu telah menjelma kalender,
tentang elegi kita,
dan panorama fatamorgana,
tentang jejak usang,
sepasang kita ...

2025

Analisis Puisi:

Puisi "Kita Adalah Sepasang Asing, yang Kini Telah Usang" karya Maria Dominika adalah sebuah refleksi mendalam tentang hubungan yang pernah indah namun kini hanya menjadi kenangan yang terlupakan. Melalui kata-kata yang puitis dan penuh nuansa, Maria Dominika menggambarkan perjalanan cinta yang berakhir dalam keheningan.

Isi Puisi

  1. Penggambaran Hubungan yang Pernah Dekat: “kita adalah sepasang, yang dulu asyik menenun air mata” mengisyaratkan bahwa hubungan ini pernah begitu dekat dan emosional. Ada kesedihan yang pernah dirajut bersama, mencerminkan dinamika hubungan yang tidak selalu sempurna.
  2. Simbol Kopi dan Senja: “dan dua cangkir kopi, menjadi saksi di bawah senja” menggunakan simbol kopi dan senja untuk menggambarkan momen kebersamaan yang hangat namun kini hanya menjadi saksi bisu. Senja sering diidentikkan dengan keindahan yang berakhir, menandai berlalunya waktu.
  3. Kenangan yang Menjelma Kalender: “kedai itu telah menjelma kalender” menggambarkan bagaimana kenangan bersama berubah menjadi potongan waktu yang terlewati. Kalender menjadi simbol waktu yang tak dapat dikembalikan.
  4. Jejak yang Usang: “tentang jejak usang, sepasang kita” menutup puisi dengan kesan bahwa hubungan ini kini hanya tinggal jejak yang pudar. Kata "usang" memberi penekanan pada keusangan cinta yang dulunya berkilau.

Gaya Bahasa dan Teknik Sastra

  1. Simbolisme: Simbol seperti kopi, senja, dan kalender menciptakan imaji yang kuat dan menyentuh, menggambarkan perjalanan cinta yang telah berlalu.
  2. Nada Melankolis: Puisi ini memiliki nada melankolis yang mencerminkan kesedihan, keheningan, dan penerimaan atas kenyataan bahwa hubungan tersebut telah usai.
  3. Diksi yang Puitis: Pilihan kata seperti “menenun air mata,” “fatamorgana,” dan “jejak usang” menambah kedalaman emosional pada puisi ini, menjadikannya kaya akan makna.
  4. Personifikasi: Frasa “kedai itu telah menjelma kalender” memberikan personifikasi kepada kedai, seolah-olah ia menjadi saksi yang hidup dari kenangan pasangan tersebut.

Makna yang Terkandung

  1. Cinta yang Tak Lagi Sama: Puisi ini menggambarkan bahwa cinta tidak selalu abadi. Ada kalanya hubungan yang penuh kenangan harus berakhir, meninggalkan rasa asing di antara dua orang yang dulu begitu dekat.
  2. Kenangan Sebagai Saksi: Setiap tempat dan momen yang pernah dibagi bersama menjadi saksi bisu dari hubungan yang pernah ada. Kenangan tersebut, meski tak lagi dihidupkan, tetap ada dalam ingatan.
  3. Keterasingan dalam Hubungan yang Pernah Dekat: Judul puisi ini menunjukkan bagaimana dua orang yang dulu saling mengenal kini menjadi "asing." Hal ini mencerminkan perasaan yang sering dialami setelah hubungan berakhir.
  4. Waktu Sebagai Penentu Segalanya: Kalender dalam puisi ini menjadi simbol waktu yang terus berjalan, mengingatkan bahwa kenangan indah pun dapat memudar dengan berjalannya waktu.

Relevansi dalam Kehidupan Modern

  1. Cinta dan Perpisahan dalam Kehidupan: Dalam era modern, banyak hubungan yang bermula dengan penuh gairah tetapi akhirnya berakhir karena berbagai alasan. Puisi ini relevan bagi mereka yang pernah merasakan keindahan cinta dan pahitnya perpisahan.
  2. Nilai Kenangan: Puisi ini mengajarkan bahwa meskipun hubungan berakhir, kenangan yang tercipta tetap memiliki nilai dan dapat menjadi pelajaran hidup.
  3. Melankolia yang Universal: Perasaan kehilangan dan keterasingan yang digambarkan dalam puisi ini adalah emosi universal yang dapat dirasakan oleh siapa saja, melampaui waktu dan budaya.
Puisi "Kita Adalah Sepasang Asing, yang Kini Telah Usang" karya Maria Dominika adalah karya yang mendalam dan penuh makna. Dengan gaya bahasa yang puitis dan simbolisme yang kuat, puisi ini berhasil menangkap esensi dari perasaan kehilangan dan keterasingan dalam hubungan.

Pesan dari puisi ini adalah bahwa meskipun hubungan berakhir, kenangan tetap memiliki tempat dalam hati. Dalam setiap jejak yang usang, ada pelajaran tentang cinta, kehilangan, dan penerimaan yang dapat kita renungkan.

Puisi Maria Dominika
Puisi: Kita Adalah Sepasang Asing, yang Kini Telah Usang
Karya: Maria Dominika

Biodata Maria Dominika:
  • Maria Dominika Tyas K., seorang gadis yang menyukai teh lemon, menulis, dan membaca.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.