Puisi: Kepada Tuhan (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Kepada Tuhan" karya Ajip Rosidi menciptakan atmosfer kegelapan, pertanyaan yang dalam, dan ketidakpastian terhadap peran Tuhan dalam ...
Kepada Tuhan

Tuhan. Kulihat tangan-Mu mengulur gemetar
dalam mata anak yang lapar. Dan perut-Mu melilit
Dalam permainan licik bandit-bandit. Tubuh-Mu telantar.
Terlupakan dalam onggokan bangkai membukit.

Tuhan. Kudengar suara-Mu parau
Dalam riuh-rendah caci-maki para penipu
Yang saling tuduh, saling tinju
Tapi bersama-sama seria mengisap darah-Mu.

Tuhan. Kusaksikan diri-Mu diinjak kawanan kerbau
Yang liar, garang dan kejam. Memandang haus dunia
Yang Kauharamkan dalam kitab-Mu, tapi Kausediakan
Dalam dirinya. Tiada kendali.

1962

Sumber: Jeram (1970)

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada Tuhan" karya Ajip Rosidi adalah ungkapan perasaan dan pertanyaan yang mendalam kepada Tuhan. Puisi ini menggambarkan pemikiran dan perasaan sang penyair terhadap kondisi manusia dan dunia yang keras dan kejam, serta pertanyaan tentang bagaimana Tuhan bisa membiarkan hal-hal tersebut terjadi.

Penyampaian Perasaan Kesedihan: Puisi ini menggambarkan keadaan yang penuh dengan penderitaan dan ketidakadilan. Terlihat dari gambaran anak yang lapar, permainan licik bandit, dan kekejaman kerbau liar. Semua ini menciptakan atmosfer kesedihan yang mendalam dalam puisi.

Kontras Antara Kehidupan Manusia dan Ajaran Tuhan: Puisi ini menunjukkan kontras antara tindakan manusia dan ajaran Tuhan. Sang penyair merasa heran dan bertanya mengapa Tuhan membiarkan tindakan jahat dan amoral terjadi di dunia, padahal ajaran-Nya mengharamkan hal tersebut.

Gemetar, Parau, dan Terlantar: Bahasa puisi digunakan secara simbolis untuk menggambarkan Tuhan. Tangan Tuhan digambarkan gemetar, suaranya parau, dan tubuh-Nya terlantar. Ini adalah cara penyair untuk mengekspresikan kebingungannya dan rasa takjubnya terhadap Tuhan yang terlihat begitu terkait dengan penderitaan manusia.

Tindakan Manusia yang Ironis: Puisi ini menyoroti ironi dalam tindakan manusia yang seolah-olah mereka mengikuti ajaran agama, tetapi pada kenyataannya, mereka melakukan perbuatan-perbuatan keji seperti saling menipu dan menyakiti satu sama lain.

Pertanyaan yang Menyentuh Hati: Puisi ini mengandung pertanyaan-pertanyaan filosofis yang mendalam tentang agama, moralitas, dan keadilan. Sang penyair mencari pemahaman atas penderitaan manusia dan peran Tuhan dalamnya.

Secara keseluruhan, puisi ini menciptakan atmosfer kegelapan, pertanyaan yang dalam, dan ketidakpastian terhadap peran Tuhan dalam kehidupan manusia. Ia merenungkan kompleksitas eksistensi manusia dan mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terus menggelitik hatinya.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Kepada Tuhan
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.